Antara Kinerja dan Disiplin

in #pegawai7 years ago

SMH di Trg.jpg

Mengapa banyak orang, termasuk pimpinan suatu organisasi, lebih fokus dan sering membicarakan tentang disipin dibandingkan kinerja? Apakah karena disipilin lebih mudah mengukurnya? Disiplin kasat mata dibandingkan kenerja? Atau, memang orientasi kita yang lebih suka melihat ketertiban, keteraturan dan keseragaman dibandingkan produk yang dihasilkan sebuah organisasi.

Seusia saya (53 th), cukup lama juga berkesempatan mengamati pembahasan tentang disiplin pada banyak kesempatan. Topik disiplin ini pun lebih fokus pada kedisiplinan waktu; ketepatan waktu dan biasanya lebih bersifat formalitas. Misalnya disipilin dilihat dari kehadiran dan pulang tepat waktu. Yang jadi ukuran adalah absensi.

Sebuah organisasi swasta, misalnya, melakuka apel pagi setiap pagi dan siang. Yang penting karyawan hadir pukul 8.00 mengikuti apel dan ikut apel lagi pukul 12.00. Lagi-lagi ukuran dan yang dilaporkan adalah kehadiran. Fokusnya absensi. Jarang sekali mempertanyakan, apa yang harus dikerjakan, apa yang dihasilkan atau mengapa target kinerja hari itu tidak tercapai.

Demikian pula organisasi pemerintah, seringkali yang ditanyakan kepada pegawai kenapa hadir terlambat atau pulang lebih cepat. Yang dikoreksi, mengapa tidak melakukan absen. Yang dinilai juga aspek kedisiplinan waktu. Akibatnya, pegawai lebih terampil menjaga disiplin waktu dibandingkan meningkatkan kinerja. Seakan tak ada korelasi antara disipin dengan kinerja.

Coba perhatikan kalimat-kalimat yang diucapkan pemuja disipin: “Pelayanan sebagai kinerja memang tak bisa diukur, dibandingkan disiplin.” “Organisasi kita memang tak ada kerja, yang harus kita jaga absen saja.” “Yang penting kita selalu di kantor.” “Yang kita nilai persentase disiplin.” Begitulah. Ini menggambarkan betapa kita sering kehilangan fokus dan mengabaikan topik kinerja.

Karena itu, kita patut mengembalikan dan mengubah orientasi dalam manajemen sebuah organisasi, dengan cara mengembalikan fokus pada kinerja. Dengan kinerja yang baik akan melahirkan kreativitas, produktivitas dan tanggungjawab. Lalu kinerja ini kita hargai secara wajar, dengan standar yang telah disepakati sebuah organisasi. Kinerja kita bayar pantas dan tepat waktu.

Seorang pimpinan organisasi dapat memotivasi karyawan supaya senantiasa mengutamakan kinerja harian, bulanan dan tahunan. Dari kinerja ini seseorang akan dinilai, dipromosikan dan ditingkatkan penghasilannya. Dengan kinerja yang baik pula, karyawan akan mendapat pujian dan menjadi teladan bagi karyawan/pegawai lainnya. Dengan itu, motivasinya dalam bekerja pun akan terus meningkat. Pada tahap ini tak diperlukan lagi penataan kedisiplinan.

Lalu, dari mana kita mulai menata karyawan? Apakah dari disiplin atau kinerja? Pada umumnya karyawan mamang memiliki komitmen bekerja, maka semestinya fokus kita adalah mendongkrak dan menilai kinerja. Disiplin akan terbentuk dengan sendirinya, sebab yang berkinerja bagus tentu disertai disiplin yang baik pula. Bagi yang memang tak disipilin, kita evaluasi saja. Apakah memang masih mau bekerja dengan komitmen yang tinggi atau atau saatnya pindah organisasi. Tawarkan saja untuk hijrah. Siap?

Banda Aceh, 20 April 2018

Sayed Muhammad Husen

Sort:  

maaf kalau menurut saya disiplin kinerja, sebab disiplin kinerja mempunyai arti menaati segala aturan kerja,agar kerja lebih baik maka harus disiplin, jadi .....bagai telur dan ayam duluan mana? ya

Kinerja bagus karena disiplin. Dua variabel yang saling berkaitan. @sayedhusen

Congratulations @sayedhusen! You have completed some achievement on Steemit and have been rewarded with new badge(s) :

Award for the number of comments

Click on any badge to view your own Board of Honor on SteemitBoard.
For more information about SteemitBoard, click here

If you no longer want to receive notifications, reply to this comment with the word STOP

Upvote this notification to help all Steemit users. Learn why here!

Namun syg, byk yg mengartikan disiplin itu berdasarkan absen, menurut saya cara pandang yang sudah ketinggalan berabad2 silam, di saat negara maju berpikir bagaimana pekerja bisa lebih produktif, kita masih harus taat absen sbg indikator disiplin.

yg diperlukan sekarang pengukuran kinerja setiap hari spt pemko banda aceh