"Menunggu" Durian Runtuh
Salam
Bermalam dikebun Durian
Musim durian membuat semua orang "melirik" pada kebun durian apalagi kalau ada teman yang mempunyai kebun durian pasti ingin diajak untuk menikmati buah durian. Pengalaman kami bermalam "menunggu" durian runtuh pada kebun durian seorang teman. Perjalan yang menantang kami lalui hanya untuk bisa menikmati durian runtuh. Menyeberangi sungai Krueng Tuan Nisam Antara yang airnya sangat jernih dan secara kebetulan debit airnya tidak banyak sehingga memudahkan kami untuk menyeberanginya.
Dengan membawa bekal secukupnya untuk bermalam dan peralatan - peralatan kami menyusuri sungai sambil menikmati dinginnya dan gemercik suaranya yang mengalir disela-sela bebatuan yang menghisasi sungai. Tidak hanya itu selesai menyeberangi sungai, kami harus mendaki perbukitan yang sudah didesain dengan tangga darurat. Pun demikian tidak mudah mendaki tangga yang tingginya lebih kurang 200 meter mendaki dengan beban yang kami bawa.
Setelah semua "tantangan" kami lalui akhirnya sampai juga ketas bukit yang disana sudah beridir sebuah pondok indah dengan kokoh. Disitulah tempat kami beristirahat dan menunggu durian runtuh. Alhamdulillah selang beberapa menit durian pun kami dapatkan dan langsung kami cicipi sebagai makan pembuka menjelang malam di sebuah gunung nun jauh dari kebisingan hidup diperkotaan.
Malampun tiba, kami istirahat sambil menikmati suasana dingin yang dibawa oleh sepoi-sepoinya angin seolah-olah mengajak kami untuk larut dalam keheningannya. Suara hewan malam ikut nimbrung dalam keheningan, jangkrik, cacing dengan suaranya "menghibur" kami yang sedang menunggu durian yang akan jatuh dibawah pokok durian.
Tidak lama setelah makan malam seadanya yang diterangi oleh sebatang lilin, tiba-tiba terdengar suara durian jatuh. Tanpa pikir panjang teman saya yang sudah tidak sabar bergegas mengambil lampu senter dan sebilah parang melangkah turun kelembah mengambil durian yang baru saja jatuh. Dan kami kembali meraskan sensasi durian jatuh dimalam hari dengan cuaca dingin menusuk.
Begitu seterusnya, durian jatuh dan kembali diambil dan dikumpulkan. Sepanjang malam itu kami tidak bisa tidur hanya ingin menikmati sensai suara durian runtuh. Subuh pun tiba, setelah menunaikan sholat subuh mentari mulai mengintip dibalik pepohonan kami berkemas untuk meninggalkan pondok tempat kami berteduh semalaman menunggu durian runtuh. Alhamdulillah bergadang semalaman mendapatkan hasil seperti yang diharapkan. Terimakasih kepada sabahat (pemilik Kebun). semoga rezekinya terus bertambah. Aamiin.
Indahnya berbagi.
Salam
@arifuddinaba