"Pelarian Alternatif"
By : @bahtiarlangsa
Ini kedua kalinya aku mendengarkan ratapan kesedihannya karena diputus pacar. Tahun sebelumnya ratapan yang sama juga pecah dihadapan ku disertai buliran bening pada pipinya.
"Ji, aku sedih banget lo, padahal selama ini aku sudah sangat baik dan selalu memahami keadaannya. Malah aku selalu menyempatkan diri untuk menjadi yang pertama menyapa harinya, tapi kok tiba-tiba dia bersikap gitu..?" lirih Dita dengan suara berat sambil menyeka mata basahnya kepada ku.
Belum sempat aku menyela ungkapan hatinya, Dita langsung menumpahkan segenap rasa kecewa, sedih dan luka hatinya kepada ku. Tanpa menunggu persetujuan ku, mulut mungilnya itu langsung liar dengan kata-kata sedih dan kesal beriring air mata.
Ini memang sudah sering dilakukannya, setiap ada masalah selalu melampiaskan kata kepada ku, seperti membuang sampah dalam tong. Karena, pun hanya aku yang selama ini selalu memahaminya, menerima keluhannya, menghibur dukanya dan tertawa indah untuk cerita bahagia.
"Apa kurangnya aku Ji...? tuk seorang wanita aku ngerasa sudah sempurna, baik secara fisik maupun secara batin, aku kuliah, cerdas, malah aku sangat dewasa memahami hubungan dengan dia selama ini. Tapi kenapa tiba-tiba dia pergi dari ku tanpa alasan, padahal sebelumnya kami sudah berikrar untuk saling terbuka bila ada masalah.."
"Sikapnya sungguh tidak dewasa Ji, padahal usianya 4 tahun lebih tua dari ku, sungguh aku tidak bisa menerima sikapnya yang kekanak-kanakan itu. Kalau memang ada masalah, atau ada sikap ku yang tidak disukai, maunya disampaikan, ya kan Ji..? Karena kami sudah janji, dan selama ini aku selalu terbuka dengannya..." ratap panjang itu tumpah bagaikan hujan ketika terik hari dari bibir manis Dita tanpa memperdulikan apa reaksi ku.
Aku hanya diam mendengarkan setiap baik kata yang meluncur deras dari mulut gadis belia yang cantik dan juga memiliki body indah ini. Kubiarkan dia puas dengan ratapannya, sesekali ku sodorkan lembar tissue putih diatas meja untuk menyeka air matanya yang terus tumpah mengiringi kalimat pilunya.
Sesaat suasana ruang kerja ku dengan ukuran 3 x 3 meter itu senyap dari kata-kata. Dita yang sejak awal datang menjumpai ku khusus untuk melampiaskan ratapan hatinya, terdiam dan membiarkan kalimat panjangnya itu larut dalam alunan sendu tangisan pilu.
"Nangislah Dit, biarkan semua masalah itu keluar bersama air mata bening mu, ini cara tuhan menguji hati hambanya, karena hidup itu penuh masalah. Apapun yang terjadi hari ini adalah yang terbaik untuk masa depan, rasa sakit hari ini akan berganti dengan manis nantinya"
"Tuhan sangat adil Dit, Dia menyelamatkan mu dari masalah besar dikemudian hari yang belum kamu tau, memang kita telah merencanakan agenda terindah dalam hidup ini bersamanya. Tapi tuhan yang berkehendak, dan menentukan yang terbaik untuk hidup kita kedepannya" lirih ku disela alunan isak tangis Dita setelah puas menumpahkan rasa hatinya.
Dengan mata sembab dan sedikit bengkak, Dita hanya menatap wajah ku yang berada di depannya, tidak ada senyum disana, hanya sisa-sisa buliran bening di sudut mata yang kembali pecah.
Beberapa saat, senyum itu kembali, kelopak mata yang sebelumnya sembab kini menyisakan bengkak. Walaupun rasa sesak itu tidak sepenuhnya sirna, tapi kini Dita mulai merasa lega setelah menumpahkan semua rasa dihatinya.
Aku sebagai teman yang juga sasaran alternatif pelarian masalahnya, juga merasa lega seiring senyum manis gadis yang selama ini selalu kupahami kembali menghiasi wajah ovalnya.
karikaturnya keren,sukses terus bro
Sip
Peugah bak dita keun, yang berat nyan kon putoh cinta. Tapi beuet moto gileng.. hehe
Hahahaha, jih hana moto gileng, kiban teuma?
Beut lemari-lemari atau tempat eh bang... haha
sangat bagus bg
Rasa hati
ada yang baper hahaha
Hahahahha
Selamat! Posting anda masuk peringkat 3 kategori Tulisan Dengan Upvote Terbanyak, di 10 Besar Tulisan Hari Ini di https://steemit.com/peringkat/@puncakbukit/10-besar-tulisan-hari-ini-selasa-1-mei-2018 ..