ketika maharida terdesak

in #poetry7 years ago

image

Katakanlah …

aku tersangka dari kasus hilangnya sebuah cerita indah dari ingatanmu.
Dan …
bicaralah selayaknya korban yang merasa cerita indahnya telah dicuri dari ingatannya.
Serta …
sebarkanlah semua bukti – buktimu kepada orang lain agar mereka tahu tentang tertukarnya air ludah di jam satu dinding kamarku tentang tulisan lemah, di pembungkus kasur yang bercorak bunga – bunga serta bayanganku yang selalu setia menidurimu setiap waktu.
Aku sangat rela akan semua tuduhan ini, dan tolong selipkan aku dalam bagian sisi kiri tubuhmu yang paling sepi, sebut saja itu ingatanmu.
Jangan dingin dalam mendengarkan keputusan dari yang memutuskan, senyum kecil – kecilmu dan tawa kebesaranmu,
Jangan gelisah tentang hilangnya foto hitam putih 3 x 4 ku.

Jangan gelisah tentang hadiah celana dalamku di hari ulang tahunmu, yang kini habis di makan curut.
Jangan perdulikan tempat namaku nanti, apakah di sampul atau di isi.
Dan …
Jangan termenung di garis besar kata kekasih sebab itu bukan bukti akan terciptanya rasa kasih sayang.
Jalan cerita ini belum selesai seperti air yang terus mencari tempat rendah untuk mengalir, seperti tanah yang menyimpan rahasia kesuburan tumbuhan, seperti matahari yang tak akan di tinggalkan cahayanya.
Hukum matilah aku tanpa meja hijau yang dihijaukan,
Hukum matilah aku tanpa ketukan palu yang di rajakan,
Setelah aku yakin, kamu akan menghukum mati aku, dalam ingatanmu.