Politik Panggung Sandiwara Dan Kepentingan
Politik memang tidak bisa dipisahkan dengan agama. Setiap kita berpeluang untuk berbuat baik untuk negeri ini. Termasuk di dunia politik. Karena Islam sangat menganjurkan berbuat kepada sesama. Di panggung politik kita punya peluang besar untuk berdakwah dan membuat kebijakan yang baik sekaligus menolak dan menghancurkan kemungkaran.
Kadang kita kecewa dinegeri yang mayoritas muslim. Presidennya muslim, perwakilan rakyat muslim, tapi kebijakan tidak islami. Tidak rahmatan Lil alamin. Ini karena pemimpin dinegeri, dan pemangku jabatan politik dihuni oleh para pelakon sandiwara yang penuh kepentingan. Mereka menggunakan peluang politik bukan untuk dakwah dan ibadah sosial tapi untuk "Perlu Uang".
Saya kadang senyum sendiri menyaksikan panggung politik ini. Dulu di puja, jadi timses, jadi garda terdepan masa kampanye. makan sepiring, teman akrab kini jadi musuh, dihujat, difitnah, di bully, dan dihina. Sebaliknya dulu hina sekarang dibela mati-matian. Kita yang menyaksikan panggung jangan sok sok lupa. Atau di bodohin. Jangan ikut-ikutan terbawa panggung sandiwara kepentingan politik.
Anda saksi mata, saya berharap kita jangan lupa dulu "Prabowo berpasangan dengan Megawati saat Pilpres 2009. Prabowo dan Megawati mengusung Jokowi-Ahok pada Pilgub DKI 2012. Anies Baswedan mendukung Jokowi pada Pilpres 2014. Anies diusung Prabowo pada Pilgub DKI 2017".
Lalu kenapa yang dulu benci Prabowo sekarang mati matian bela Prabowo?.Dulu anda sangat membenci megawati, saya khawatir suatu saat anda membela Megawati mati-matian. Sekarang anda sangat mencintai Anies Baswedan. Dan membenci Jokowi?Iyakan?
apakah anda lupa siapa yang menjadi timses Jokowi? Saya berharap anda tidak lupa siapa yang membela Jokowi dilayar televisi ketika debat capres. Iya bertepuk gemuruh ketika Jokowi berbicara di panggung, Lalu iya pun dia pun diangkat jadi Mentri. Dan selalu berada disamping Jokowi, Inilah politik teman. Anda harus kritis atas setiap kepentingan di panggung sandiwara politik.
Semoga setiap kejadian masa lalu adalah pelajaran berharga. Saya tidak pernah mencintai dan membenci berlebihan sama pemangku politik di negeri ini. Karena semua meraka yang di atas sedang berperang merebut kepentingan dan pengakuan. Ini hanya sandiwara.
Menurut pendapat saya. Ada yang terpenting saat ini. Semua kita memilih pemimpin yang punya peluang dakwah. Bukan perlu uang. Pemimpin yang baik. Jangan lihat partainya. Lihat orangnya yang mengerti Islam dan ada kebaikan didalamnya. Apalagi iya penjaga shalat subuh. Kalau partainya tahun lalu teman. Bisa saja tahun depan lawan. Atau teman kampanye didaerah. Musuh parlemen di pusat. Suara kita sangat penting. Untuk kebijakan yang berpihak kepada Islam.
Semoga 2019 akan banyak pemimpin yang baik dan membela Islam, baik presiden, gubernur, DPR dan MPR. Mereka yang membela agamanya. Mereka yang berdakwah dengan kebijakannya. Mereka yang cerdas sosial sesuai dengan ajaran Islam. Yaitu mereka yang peka mencintai terhadap saudaranya yang lemah. Yang pasti mereka yang berkasih sayang dan lemah lembut kepada saudaranya. Juga Tegas kepada kaum kuffar dan kezaliman. Ingat negeri ini hasil perjuangan darah para ulama.
Hi! I am a robot. I just upvoted you! I found similar content that readers might be interested in:
http://rizkydasilvaspdima.gurusiana.id/article/politik-panggung-sandiwara-dan-kepentingan-645760/