Rumah Tangga Gawat Darurat

in #sastra6 years ago

IMG_20190128_124435.jpg

Harap tenang, keluarga cetar kali ini sedang tidak berpspekulasi kali ini serius. Suasana rumah tangga Toyib dan ibu Lisna tak seharmonis rumah tangga pak Ojol dan ibu Jamilah. Budi dan ibunya sedang berada di rumah, rumah kontrakan dua pintu punya buk Jinem. Duarrrr dorr duarrrr makklontang seketika terdengar dentuman suara bagaikan piring-piring pecah. Budi si Ucok Harahap terkaget-kaget sampai dia latah alamak lampir mak lampir apa aja sih mak? Mamak kok dari tadi aku liat merepet-merepet aja. Kenapa mamak rupanya, mamak fikir cantik kali mamak kayak gitu? Mamak kalau merepet kayak gitu mau mamak jadi janda kayak tetangga kita itu? Kayak mana bapak mau pulang bapak takut sama istri kayak mamak suka merepet merepet kayak gitu nggak jelas. Tiap hari aku perhatikan mamak merepet terus, hari ini mamak merepet kayak piring pecah besok mamak merepet kayak bom atom Hiroshima. Pusing aku mak udah tadi aku makan ikan asin mamak merepet-merepet apa Nggak makin pusing aku?
Diam kau cok kau sama aja kayak Bapak kau yang marga Harahap itu tau kau. kalau Mamak dulu nggak nikah sama bapak kau nasib mamak nggak kayak gini terkatung-katung kali ngerti kau. Ini semua terjadi gara-gara Bapak kau yang nggak bertanggung jawab ngerti kau Ucok. Bapak kau merantau 3 hari puasa 3 hari lebaran nampak kau ada bapak kau pulang? Jangankan pulang Sudah 2 tahun lewat Bapak kau nggak memenuhi tanggung jawabnya lagi, kita enggak dapatkan uang kiriman lagi dari Bapakmu ngerti kau. Selama ini Mama tertekan batin memendam masalah ini biar kamu nggak tahu nggak susah-susah memikirkan rumah tangga gawat darurat ini. Harta warisan kakekmu buat mamak udah habis ludes mama gadai buat mencukupi nafkah kita ngerti. Kau pikir Bapakmu dulu sebelum pergi merantau meninggalkan duit satu plastik kresek udah paten kali rupanya? Rupanya Bapak kau ninggalin hutang sama rentenir buat keluarga kecil ini. Mungkin dimata kau Mamak udah kayak nenek lampir merepet macam petir. Tau kau cok mamak ini bukan kaleng kaleng sebenarnya, dulu mama di kampus dijuluki sebagai bunga revolusi sama kawan-kawan dekat mamak dikalangan para aktivis. Mamak dulu bunga desa di kampung belum lagi mamak pernah jadi lulusan terbaik sarjana hukum angkatan mamak. Tapi nak alangkah benar kata pepatah orang dulu sepintar-pintarnya kau kalau kau udah jatuh cinta, tahi ayampun jadi rasa bolu. Gitulah mamak dulu terjerat oleh cinta bapak kau Bapak kau dulu gombalannya Oooo ngeri kali. Kalau mamak dulu dijuluki bunga revolusi sama kawan aktivis mamak, bapak kau beda cerita. Dulu bapak kau juluki mamak sebagai bunga adelweis, mamak tanyalah Supaya apa kau panggil aku bunga adelweis bang? Karena kau beda sama butet yang lain kau itu langka, kau cantik, pintar tapi susah didapat udah kayak menggapai bunga adelweis. Ya Allah bang masa iya bang? Iya dek abang serius. Tak lama kemudian mamak udah wisuda bapak kau segera lah ajak mamak ke pelaminan. Bedalah sama aktivis lain mungkin Bapak kau nggak berpendidikan tapi Bapak kau itu lelaki konservatif nggak banyak-banyak mikir beda sama aktivis kawan-kawan mamak terlalu banyak teori konspirasi ndak mau nikah kalau belum mateng. Ya udahlah mamak nikah dengan modal cinta aja lah, haduh nak mamak memang anak hukum tapi mamak lemah kalau sudah mengenal cinta, segala teori pembebasan tidak berlaku. Lihatlah cok alhasil mamak kau jadi begini rasanya hidup kita tidak jauh beda dengan nasib kucing dijalan yang hanya bernaung dibawah kolong langit Tuhan.
Bagaimana jika mamak benar-benar hidup menjanda beranak satu? Ucok pun berujar, Ya Allah mak aku di sekolah pernah belajar qana'ah kata Allah kita itu harus benar-benar bersyukur kepadanya Jika kita ingin menjadi hamba yang diridhoi, hamba yang dicintai, hamba yang disayangi kita harus bersyukur dan ikhlas atas nikmat yang diberikan Allah Subhanahu Wa Ta'ala walaupun hanya sebesar biji Zarrah. Sebagaimana firman Allah dalam al-quran lainsakartum laazidannakum walainkafartum innaa azaabi lasyadid ( jika kau bersyukur padaku maka akan aku tambah Nikmatmu jika kau padaku maka sesungguhnya azab Allah sangatlah pedih). Mamak Butet Nasution mamak harus Buktikan kalau mamak itu kuat dan tabah. Setiap manusia pasti punya ujian tersendiri hidup itu seperti bumi yang sedang berputar kadang diatas kadang dibawah. Mungkin saat ini kita berada di bawah mak kita harus ridho dengan ketentuan dan takdir Allah swt. Tak ada yang perlu kita takutkan dalam hidup ini selain Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Setinggi apapun derajat kita sekaya apapun harta kita ingat Mak kita berasal dari bumi dan kita pun akan tiba di bumi yang sama juga merangkul keabadian.

Oleh : Nur Sajidah
.
.
.
#30hbc
#30haribercerita
#30hbc19
#sastra