Sejarah Kesultanan Utsmaniyah (Ottoman) Dan Kekaisaran Jepang era Restorasi Meiji

in #sejarah6 years ago

Untitled.png


Berbagai catatan sejarah menceritakan adanya hubungan erat antara Jepang dan Turki Ottoman yang membuka pintu masuknya Islam di negeri matahari terbit tersebut. Salah satunya diungkapkan oleh peneliti sejarah Islam Jepang, Prof Salih Mahdi S al-Samarrai, Ketua Islamic Center Jepang. 

Dalam penelitiannya yang berjudul 'History of Islam in Japan', Salih mengungkap  Kapal Perang Utsmaniyah Ertugrul melaksanakan kunjungan diplomatik ke Jepang. Ekspedisi ini merupakan balasan kunjungan Kaisar Meiji (Mutsuhito) di Istanbul. 

Berhasil tiba di Jepang dengan selamat.  Sesampainya di sana, penumpang kapal itu disambut dengan keramahan yang  luar biasa oleh para pimpinan dan rakyat Negeri Matahari Terbit. Namun,  nahas, dalam perjalanannya kembali ke Istanbul pa da 1890, topan besar  menghantam Ertugrul saat kapal itu sedang berada di perairan se latan  Jepang. Bencana tersebut menyebab kan tewasnya 550 penumpang kapal itu  dan hanya menyisakan 69 orang yang selamat. Nasib Ertugrul memang  berujung tragis.  

Hanya Kesultanan Utsmaniyah (Ottoman) dan Kekaisaran Jepang yang  saat itu merupakan negara merdeka di kawasan Asia. Mereka memutuskan  untuk menjalin persahabatan. Salah seorang utusan Sultan Abdul Hamid II,  Muhammad Ali berkunjung ke Jepang dan membangun sebuah masjid di  Yokohama, Jepang. 


Hubungan diplomatik Utsmaniyah-Jepang

 Surat persahabatan yang dikirim oleh Kaisar Meiji (明治天皇) untuk Sultan Abdul Hamid II pada tanggal 10 Mei 1888. 

Berikut terjemahan surat Kaisar Meiji untuk Sultan Abdul  Hamid II

:"Kita masing-masing adalah raja (pemimpin) dari Timur (Asia).  Menjadi keinginan kami dan rakyat kami untuk mengenal, menjalin  persahabatan dan mengembangkan kerjasama, sebagaimana negara-negara di  Eropa, yang memandang semua (negara dan penduduk) Asia sama saja. Aku  telah melihat orang Barat telah mengirim misionaris mereka ke negeri  kami. Mereka melakukan penginjilan di negeri kami karena adanya  kebebasan beragama. Aku tidak melihat engkau melakukan hal yang sama.  Aku ingin engkau mengirimkan da'i untuk mendakwahkan agamamu (Islam)."   source

Sultan pernah memberikan hadiah kepada kaisar  Jepang sebuah robot. Robot tersebut merupakan buatan Ottoman yang  pertama. Dokumen mengenai robot ini hampir-hampir hilang dan tertelan  sejarah. 

Robot (dalam bahasa arab robot disebut sebagai Al Rajul Al Ali) yang  mereka namakan sebagai ‘alaamat’ atau bahasa inggrisnya adalah ‘sign’. Kekaisaran Jepang pun terheran dan takjub tak terkira akan hal ini.  Menganggapnya sebagai sihir. Robot ini memiliki kemampuan untuk  berjalan beberapa meter, menunjukkan waktu dan waktu shalat serta adzan  setiap masuk 5 waktu shalat,dan juga bisa garuk-garuk. Robot ini mirip dengan bentuk manusia, dan tinggi hampir sama dengan  tinggi manusia. Robot ini memiliki kemampuan khas sebagai pemutar jam  dan muadzin. Jepang menjadi produsen robot terbesar dunia karena  menyalin teknologi ini. Keterangan sejarah ini berdasarkan kepada dokumen robot yang bernama ‘sign’ dibuat oleh Insinyur Utsmaniyah.