Udin Gajah Keng, Ahli Tempur & Ahli Diplomasi
Bisa dihitung dengan jari mantan GAM seperti Diauddin alias Udin Gajah Keng, ahli tempur juga ahli diplomasi. Dua keahlian itu yang membuatnya disegani kawan maupun lawan.
Pada masa konflik, Udin Gajah Keng sebagai Komandan pasukan elit GAM yang sebelumnya dipimpin Teungku Muhammad Hamzah. Pasukan khusus yang bermain dan membuat TNI/Polri tidak bisa tidur nyenyak di wilayah Aceh Besar dan Kota Banda Aceh.
Keahliannya Udin Gajah Keng memimpin langsung perang gerilya patut diacungi jempol. Inti perang gerilya adalah penguasaan medan tempur dan menguasai jantung hati rakyat sekitar wilayah tempur. Ketika pasukan lain di Aceh terdesak pada saat Darurat Militer (2003-2005), justru Pasukan Gajah Keng semakin lihai dan kuat serta sering melakukan perampasan senjata milik TNI/Polri.
Pada saat damai, ketika senjata tidak boleh lagi menyalak, Udin Gajah Keng memanfaatkan keahlian diplomasinya. Kepandaiannya memainkan logika membuat siapapun yakin dengan ucapannya. Karenanya dia kerap dimintai pendapat oleh awak media tentang situasi Aceh.
Sebagai mantan petempur hebat dan ahli berkomunikasi membuatnya sering didatangi oleh orang-orang yang kecewa terhadap penyelenggara Pemerintahan Aceh. Mereka mengadukan nasib mereka dan tidak jarang kelompok tertentu mengajaknya kembali untuk angkat senjata. Namun setiap ajakan untuk memberontak kembali, Udin Gajah Keng menjawab dengan logika yang bisa diterima.
"Film kami belum selesai. Kami sudah berperang sehingga banyak pasukan syahid, banyak janda dan anak yatim. Kini kita sudah damai, para elit GAM sudah jadi Gubernur, Ketua Partai dan Wali Nanggroe. Sementara apa yang sudah mereka perbuat untuk kesejahteraan rakyat, utamanya kepada mantan kombatan, janda, korban konflik dan anak yatim yang sepuluh atau lima belas tahun lagi mereka sudah tumbuh dewasa, kalau mereka tidak sekolah dan tidak punya usaha, lalu mereka hidup miskin, tentu ujung-ujungnya mereka memberontak lagi," papar Udin Gajah Keng panjang lebar.
Bagi Udin Gajah Keng, film ini harus selesai sampai Gubernur, Pimpinan Partai dan Wali Nanggroe benar-benar bertanggung jawab terhadap kesejahteraan rakyat Aceh.
(Lembah Seulawah, 9 September 2018)
Catatan : FAUZAN AZIMA Mantan GAM Juga Panglima Wilayah Linge.