Lenox Lewis; Juara Tanpa Keyakinan

in #sport7 years ago (edited)

Lennox Lewis adalah salah satu petinju paling berbakat dalam sejarah. Namun dia tidak dipayungi nasib yang baik. Bermula dengan kemenangan kontroversialnya atas Riddick Bowe​ di final Olimpiade Seoul 1988. Setelah itu, nasib sialnya berlanjut. Bowe memaksanya untuk memungut sabuk WBC dari tong sampah. Kemudian, kalah secara mengejutkan dari Oliver Mc Call, dan menang secara menggelikan atas petinju yang sama.

Lewis, kembali ditolak kali ini oleh Mike Tyson​ yang lebih memilih Holyfield sebagai lawannya, kemudian hampir menjadi petinju tak terkalahkan. Namun dia selalu lekat dengan kesialan. Lewis sebenarnya memenangkan pertarungan dengan Evander Holyfield​. Namun karena dia bukan orang Amerika, maka hasilnya adalah seri. Pertandinganpun diulang. Lewis akhirnya menang.

Lalu, untuk menjadi petinju terbaik, maka hanya ada satu nama yang harus dia kalahkan; Tyson!

Masalahnya kemudian muncul di sini. Lewis sudah terlambat berjumpa dengan Tyson. Petinju yang memiliki rekor juara dunia tinju kelas berat termuda dalam sejarah, sudah mulai menua. Dia, seperti yang diakuinya sendiri, telah kehilangan motivasi bertandingnya, setelah kalah diskualifikasi dari Holyfield.

Di Tahun 2002, merekapun bertemu. Tyson kalah KO di ronde ke 8. Lewis mengangkat tangannya tinggi-tinggi. "Aku yan terbaik!" teriaknya dari atas ring. Namun tidak menurut sejarah.

Setahun berikutnya, dia bertanding dengan Vitali Klitschko, petinju dari Ukraina yang bersama adiknya telah ikut mendominasi ring tinju dunia saat itu.

Pertandingan itu berdarah-darah. Mungkin paling bedarah dalam sejarah karir keduanya. Lewis kewalahan. Wajahnya dipukul dengn keras, berkali-kali. Namun dia juga membalas dengan sama kerasnya, yang membuat pelipis Vitali robek.

Publik, siapapun saat itu, melihat bahwa petinju Ukraina unggul secara angka. Namund di ronde 7, pertandingan dihentikan, karena semakin membahayakan untuk Vitali. Lewis kembali memenangkan pertandingan. Namun secara tidak meyakinkan. Dia seperti dejavu, ketika menang secara kontroversial dengan Bowe di Olimpiade 15 tahun yang lalu.

Lewis, setelah kemengan yang tidak meyakinkan itu, merasa tidak membutuhkan pembuktian lagi. Dia merasa sudah mengalahkan petinju manapun di atas muka bumi lagi. Sehingga berhenti selamanya dari ring tinju dunia.

Memang dia berhenti sebagai juara, hal yang diinginkan oleh semua petinju. Namun dia berhenti ketika banyak pertanyaan-pertanyaan masih belum dia jawab secara utuh. Setelah apa yang dilewatinya sebagai petinju profesional sejak tahun 1989.

Lewis akhirnya seperti yang lainya; Datang ketika petinju lainnya pergi. Pergi setelah petinju lainnya datang.

Sumber Facebook Pribadi saya