Akibat Malas dengan DLRS
Dalam rintik hujan menyusuri perjalanan ke kampung halaman dari kutaradja dengan laju kecepatan 60 KM/Jam terasa santai dan melelahkan, sepanjang jalan basah dan licin maka mengendarai motor dengan lebih hati-hati biar tidak rasa sakit pada nantinya.
Melewati kecamatan seulimum rintik hujan mulai hilang bak sahaja mengantarkan perjalanan dengan sejuk, hingga membawaku untuk berhenti sejenak melepas kendaraan biar terasa lega dan pegalpun hilang.
Nasib selalu seperti ini jika pulang sendiri saya juga tidak tau sendiri ini bisa diakhiri dengan isteri yang duduk cantik dibelakang, biar terasa romantis perjalanan akan lebih asik, "bualan"
Ya memasuki daerah dataran tinggi kaki gunung selawah dari jauh tampak gumpalan kabut menyelimuti jalan, menambah haru pikuk, karena hawa tubuh terasa akan kedinginan, secara perlahan bunyi klakson truck menhimpit jalan, sehingga saya pun memilih jalur pinggir biar aman dan selamat dari kecelakaan lalu lintas. Dan disinilah saya menurunkan kecepatan sampaoi 40KM/Jam, lambat sekali mau samapai rumah jam berapa, tampak dari ufuk barat senja hampir tiba berarti malam akan datang, biar saja malam yang penting selamat. Oke kita kepingggir ada penampakan yang indah yang tidak boleh dilewati ini seperti biasa ambil kamera DLSR ambil moment, tapi sayang karena malas dan kecapean maka photo pakek kamera handphone saja...
Gambar 1
Hasilnya biasa-biasa saja, wajar namanya kamera seadanya tapi dibalik rasa malas sama DLSR maka saya kembali melihat debgan mata hati itu benar sunset yang indah dan maknanya sangat mengispirasi saya (maaf ini versi saya) artinya biarpun kabut awan menutupinya tapi cahayanya sangat indah, sekarang logika hidup orang yang mempunyai hati yang bersih meskipun di khianati, dicaci, dibully tetap selalu jadi pribadi yang baik.
Salamku stemmian
Salam inspirasi hati but diri sendiri
@syeham12