Mau Dengar Kabar Gembira? Harga CPO Bisa Tembus MYR 5.000/Ton Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia

in #steemit3 years ago

cpo.png

edd59d89-cea3-4898-a9a9-39f6907d03d6_169.jpeg

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga minyak sawit mentah (Crude Palm Oil/CPO) melesat pada perdagangan tengah hari ini. Bagaimana peluang depan? Apakah potensi cuan masih ada?
Pada Selasa (27/7/2021) pukul 12:08 WIB, harga CPO di Bursa Malaysia tercatat MYR 4.384/ton. Melonjak 2,65% dibandingkan hari sebelumnya dan berada di posisi tertinggi sejak 18 Mei 2021.

Harga CPO terus berada dalam tren bullish. Dalam seminggu terakhir, harga naik 5,61% dan selama sebulan ke belakang meroket 25,04%.
Persepsi atas keterbatasan produksi menjadi penyebab lonjakan harga CPO. Produksi CPO Malaysia pada 1-20 Juli diperkirakan turun 10,8% dibandingkan periode yang sama bulan sebelumnya.

Kebijakan pembatasan aktivitas dan mobilitas masyarakat di Indonesia dan Malaysia diperkirakan mempengaruhi produksi CPO. Indonesia saat ini masih menerapkan kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) sementara di Malaysia diberi nama Perintah Kawalan Pergerakan (PKP). Ini dilakukan untuk menekan penularan virus corona.

Indonesia dan Malaysia adalah dua produsen utama CPO dunia. Jadi saat produksi dua negara ini terganggu, maka pasokan di pasar global ikut bermasalah. Saat pasokan berkurang, wajar harga naik.
Wang Tao, Analis Komoditas Reuters, memperkirakan harga CPO masih punya ruang untuk naik. Saat titik resistance MYR 4.260/ton sudah tertembus, maka harga bisa melanjutkan kenaikan ke rentang MYR 4.458-4.531/ton.
"Puncak gelombang kenaikan harga ada di MYR 4.260/ton. Begitu titik itu tertembus, maka ruang penurunan semakin kecil. Bahkan harga akan semakin naik," sebut Wang dalam risetnya.
Target terdekat harga CPO, lanjut Wang, ada di MYR 4.458/ton. Jika tertembus, maka harga berpeluang naik lagi hingga ke MYR 4.531/ton.

"Bahkan mungkin sudah saatnya untuk memasang target baru di MYR 5.124/ton. Target ini menjadi realistis saat titik resistance MYR 4.525/ton tertembus," ungkap Wang.