Roosevelt Protocol and Hundreds of Thousands of Steem Power | Protokol Roosevelt dan Ratusan Ribu Steem Power |
Two blond men turned around almost simultaneously as I and the interpreter entered Roosevelt's hotel lobby, Hollywood, USA. One of them who wore a T-shirt said something to the man in the front who was wearing a black suit. It was not clear what was said, but the man in the suit nodded slowly.
I knew right away, they were waiting for me. The face of a man in a suit is very familiar because it is often seen in Steemit. The Steemit often displays his face and writes about him in the hope of getting attention from him. While a man in a T-shirt, with a satirical joke, replaces his face with the figure of a funny animal. For what purpose. The beast is not a symbol of strength, on the contrary, a symbol of ignorance. In fact, the man was very smart.
So little characteristic that I can mention. By mutual agreement, I may write this but cannot name her. Their characteristics must also be disguised in such a way that you have to wonder who those two men really are.
"Thank you for coming," the man in his jacket said.
"I should thank you for your invitation," I replied, immediately translated to the interpreter. He was an old man of Arab descent but was born and raised in Bali. Now he became a citizen of the United States. He does not know much about Steemit and I do not know much about good English.
"We are to the point only. But before, you want to order coffee? "Looked at the man with a friendly shirt. He seems like someone who is familiar with anyone. There were black glasses on the table that were believed to be hers.
We ordered coffee.
He thanked me for my hard work so far. Many others try harder and smarter, but cannot beat lucky people like me. "So 340 thousand Steem Power for you during the first year, completing the 51 thousand you already have. We will evaluate, if you only vote the content of your friends only low quality, we will evaluate. Sanctions, we could pull our SP back," says the man in a suit with his hair neatly combed to the side. Different with a shirt guy who let his hair a bit tangled.
"We call this the Roosevelt Protocol. This is his contract. There are your rights and obligations. If anyone does not understand, please ask us. If you still have something to learn, you can delay the signature," says the man in a suit.
I've received the draft before by email and have read over and over again. There is nothing to learn again before they change their minds. Immediately I signed the contract. We shook hands, exchanged small talk, then they hurried away to meet the investors.
Photo by @ayijufridar
At the hotel, but not in the expensive Roosevelt, I opened my laptop and smiled to myself. With such power, if the voting power is 88.77 percent, a Steemian who gets a vote from me will get 44.66 SBD. Wonderful!
I'm so happy that I can not sleep. And I do not want to fall asleep for fear it's just a dream. I'm sure this is not a dream. I was disappointed when I realized Steem Power was 1,378. Apparently, this is really a dream.
But, it's okay. Look like Steffi Graf quote, leave time to dream because from there the future begins. And like Antonie Griezmann said, “Fais de ta vie un rêve, et fais de ton rêve une réalité”. The meaning is “make your life a dream, and make your dream a reality”.
I yawned and went to the bathroom. The new day is coming.[]
Photo by @ayijufridar
Protokol Roosevelt dan Ratusan Ribu Steem Power
Dua lelaki berambut pirang menoleh dalam waktu hampir bersamaan ketika aku dan interpreter memasuki lobi hotel Roosevelt, Hollywood, Amerika Serikat. Seorang di antara mereka yang mengenakan kaos oblong, mengatakan sesuatu kepada lelaki di depan yang mengenakan jas hitam. Tidak jelas apa yang dikatakan, tetapi lelaki yang memakai jas mengangguk pelan.
Aku langsung tahu, mereka yang sedang menungguku. Wajah lelaki yang mengenakan jas sangat akrab karena sering terlihat di Steemit. Para Steemit sering menampilkan wajahnya dan menulis tentang dia dengan harapan mendapat perhatian darinya. Sedangkan lelaki yang mengenakan kaos oblong, dengan lelucon yang satir menggantikan wajahnya dengan sosok seekor binatang yang lucu. Entah untuk maksud apa. Binatang itu bukan simbol keperkasaan, sebaliknya simbol kedunguan. Padahal, lelaki itu sangat pintar.
Demikian sedikit ciri yang bisa aku sebutkan. Atas kesepakatan bersama, aku boleh menulis ini tetapi tidak boleh menyebutkan namanya. Ciri-ciri mereka pun harus kusamarkan sedemikian rupa sehingga Anda harus bertanya-tanya siapa kedua lelaki itu sesungguhnya.
“Terima kasih atas kedatangan Anda,” kata lelaki yang mengenakan jas.
“Aku yang harus mengucapkan terima kasih atas undangan Anda,” sahutku yang segera diterjemahkan intepreter. Dia seorang lelaki tua keturunan Arab tetapi lahir dan besar di Bali. Kini ia menjadi warga negara Amerika Serikat. Dia tidak tahu banyak tentang Steemit dan aku tidak tahu banyak tentang bahasa Inggris yang baik..
“Kita to the point saja. Tapi sebelumnya, Anda ingin memesan kopi?” tatap lelaki berkaos dengan ramah. Dia sepertinya orang yang mudah akrab dengan siapa pun. Ada kaca mata hitam di atas meja yang diyakini miliknya.
Kami memesan kopi.
Dia mengucapkan terima kasih atas kerja kerasku selama ini. Banyak orang lain berusaha lebih keras dan lebih cerdas, tetapi tidak bisa mengalahkan orang beruntung sepertiku. “Jadi 340 ribu Steem Power untuk Anda selama setahun pertama, melengkapi 51 ribu yang sudah Anda miliki. Kami akan evaluasi, kalau Anda hanya vote konten sahabat Anda saja yang berkualitas rendah, akan kami evaluasi. Sanksinya, bisa saja SP kami tarik kembali,” kata lelaki berjas yang rambutnya disisir rapi ke samping. Beda dengan lelaki berkaos yang membiarkan rambutnya agak kusut.
“Kita namakan saja ini Roosevelt Protokol. Ini kontraknya. Di situ ada hak dan kewajiban Anda. Kalau ada yang tidak mengerti, silakan bertanya kepada kami. Kalau masih ada yang harus Anda pelajari, Anda bisa menunda tanda tangan,” kata lelaki yang mengenakan jas.
Aku sudah menerima draf itu sebelumnya melalui email dan sudah membaca berulang-ulang. Tidak ada yang perlu dipelajari lagi, sebelum mereka berubah pikiran. Langsung aku beri tanda tangan di kontrak. Kami bersalaman, berbasa-basi sejenak, lalu mereka buru-buru pergi untuk menjumpai investor.
Di hotel, tetapi bukan di Roosevelt yang mahal, aku membuka laptop dan tersenyum sendiri. Dengan kekuatan seperti itu, bila voting power ada 88,77 persen, seorang Steemian yang mendapat vote dariku akan mendapatkan 44.66 SBD. Luar biasa!
Aku begitu bahagianya sehingga tidak bisa tidur. Dan aku memang tidak ingin tertidur karena khawatir ini hanya mimpi. Aku merasa yakin ini memang bukan mimpi. Begitu kecewanya aku, saat menyadari Steem Power masih 1,378. Ternyata ini benar-benar mimpi.
Tapi, tidak apa-apa. Seperti kata Steffi Graf, sisakan waktu untuk bermimpi karena dari sana masa depan berawal. Kata Antonie Griezmann, jalani hidup seperti mimpi dan jadikan mimpi itu menjadi kenyataan.
Aku menguap dan pergi ke kamar mandi. Hari baru sudah datang.[]
***
Great story. You had me believing for a while! Dreams are good.
Thank you for your motivation @donkeypong. I always keep the dream and try to reach it.
I agree with you brother @donkeypong
When he slept in the dream world there were 34 thousand Steem power in his grasp and when he awoke from his dream it was just a voiceless barrel of the sound :D
Don't despair brother @ayijufridar
Despair is sinful @bangmimi. Having tens of thousands or even hundreds of thousands of Steem Power is not impossible.
Aminkan saja kata-kata milik abangda ini. Ini mimpi bersama tentunya, Abangda.
Terima kasih @anggreklestari, kalau anggrek berbunga semua menjadi indah.
What the hell hahaha..
Awalnya saya mengira ini benar-benar terjadi. Sunggu SP yang tak bisa kubayangkan bila dapat sebesar itu bg, bisa vote sesuka hati..hahaha
Kalau nanti punya Steem Power sebanyak itu, jangan lupakan saya @irwansyah270889.
Hahahaha..
Insha Allah akan kita keluarkan zakat bg @ayijufridar
wah gk jadi whale donk
Menjadi whale pun harus dimulai dari mimpi @azwarrangkuti.
Luar biasa cerita yang menarik.juga sebuah perjalanan yang menyenangkan..😄😄
Kapan-kapan, undang saya ke Paris @danialves. Mau nonton PSG (tapi bukan Persatuan Sepakbola Gampong, yaaa). Hehehehehe.....
Bang, something bothering me here, what is the main indicator of good quality konten look a like?
Amount of vote, count of word, original or what?
The definition of quality content is often debatable in every meetup. We have different definitions because the orientation of the Steemians is also different.
But in my opinion, if the content is useful to others, informative, and delivered in beautiful language, it is included in the characteristics of quality content. Thanks so much @manfaluthi.
Hehe..
Jangan pernah takut bermimpi, jadi jangan takut tidur lama jg bg @ayijufridar.
Mantap bg...
Bermimpilah sebelum mimpi itu dilarang....
lelaki yang mengenakan kaos oblong, dengan lelucon yang satir menggantikan wajahnya dengan sosok seekor binatang yang lucu
Sepertinya itu @idikuci yang belakangan kerap dikaitkan dengan @rastaufik10 😂😂😂
Hahahahaha. Saya belum melihat @idikuci dan @rastaufik10 berambut pirang. Kalau @rastaufik10, akan lebih keren kalau kumisnya saja yang pirang.
Saya mengulang membaca postingan ini 2 kali bg @ayijufridar...
Sambil meneguk kopi ,mencoba ikut serta bermimpi ....
Semoga mimpi yang tertunda bg...
Dan semoga kami tertular...
Terima kasih bg @ayijufridar mengingat kan kami untuk memulai bermimpi..
Bermimpilah sebelum mimpi itu dikenai pajak @komenk81. Ketika mimpi pun dipajakin, apalagi yang kita miliki?
So kadang ureng nyan kadang yang po steemit .. atau snbox
???
Semoga berhasil bang @ayijufridar
Haa.. Haa..
Memang nyan lon niet keu ureng po Steemit yang rambut sebeng sampeng @putraabdal. Sidroe teuk rakan jih, heehehehe.