Gili Trawangan, Pulau yang tak ber "Tuhan"
Di penghujung tahun 2009 lalu, tepatnya 25 Desember saya berkesempatan mengunjungi Pulau Lombok - NTB bersama dua orang rekan (Dede dan Arief) sebagai delegasi BEM Fakultas Ekonomi Unsyiah dalam kegiatan Forum Ilmiah Ikatan Senat Mahasiswa Ekonomi Indonesia (ISMEI). Kegiatan yang berlangsung di kampus FE Universitas Mataram tersebut berlangsung selama sepekan (25 Desember 2009 - 02 Januari 2010).
Malam itu (25/12), sekitar jam 11.00 WIT kami mendarat di Bandara Selaparang Mataram. Bandara yang tak semegah Bandara Sultan Iskandar Muda (SIM) Aceh ini memiliki kesibukan penerbangan yang sangat padat, bayangin sampai jam 11 malam lalu lintas penerbangan masih sibuk, berbeda dengan bandara nan megah milik Aceh. Belum tentu dalam durasi dua jam ada 1 penerbangan yang landing atau take off.
Selanjutnya kami mampir di salah satu cafe bandara sejenak sambil menunggu dijemput oleh teman-teman panitia dari FE Unram. Suasana menunggu jadi tidak terasa karena baru pertama kali ke Lombok, juga karena si nona pelayan di cafe tersebut sangat friendly. Sebagai orang Aceh, kami sedikit salah tingkah karena pelayan cantik itu tidak menawarkan kopi seperti cafe-cafe yang kita jumpai di kota Banda Aceh, pelayan itu menawarkan kami minuman non-kopi berjenis bla bla bla :)
Sekitar 30 menit kemudian tiba teman-teman panitia (Wira dan Yoyok) menjemput kami dan segera menuju tempat penginapan di Wisma Nusantara Mataram. Kesan pertama begitu sampai di Lombok terasa sangat menyenangkan karena teman-teman panitia sangat super ramah sekali. Delegasi dari berbagai kampus ekonomi se Indonesia mulai berdatangan termasuk dari Univ. Pattimura Maluku hingga Univ. Sam Ratulangi Manado. Dari Aceh kami bertiga mewakili Unsyiah & ada tiga kawan lagi dari Unimal Lhokseumawe.
Ada banyak hal menarik yang ingin saya ceritakan selama seminggu berada di Lombok. Malam pertama (26/12) dimulainya rangkaian kegiatan kami serombongan dijamu makan malam oleh Pembantu Rektor III Univ. Mataram (lupa namanya). Dalam sambutannya, Pak Purek itu berpesan;
"Kalau sudah sampai ke Lombok, maka belum sah kalau belum ke Gili Trawangan, silahkan nikmati keindahan Pulau Lombok."
Nah, ternyata panitia pun sudah menyiapkan agenda Field Trip di akhir rangkaian kegiatan ISMEI untuk traveling ke Gili Trawangan bertepatan dengan tanggal 31 Desember 2017 - 1 Januari 2018.
Malam pergantian tahun kali ini benar-benar diluar kebiasaan, yang pasti sangat berbanding terbalik dengan suasana malam pergantian tahun di Kota Banda Aceh yang tidak boleh ada kegiatan perayaan atau hura-hura apapun. Maklum saja sebagai anak Aceh, kami menghormati Syariat Islam di Aceh dan hanya menghabiskan malam sebatas ngopi di warkop.
Kembali ke Lombok, #eh kembali ke judul tulisan ini yang saya beri judul "Gili Trawangan...". Ada momen pada saat malam tahun baru dimana hampir semua tempat yang ada di Pulau Gili Trawangan disesaki para turis dari berbagai penjuru mancanegara, mereka berpesta menghabiskan malam pergantian tahun. Di pulau ini tak ada kendaraan bermotor apalagi mobil, alat transportasi disana cuma Sepeda dan Cidomo. Bahkan kita sanggup berjalan kaki mengelilingi seisi pulau.
Malam itu, disepanjang pinggir pantai Gili Trawangan digelar berbagai pesta tahun baru, sangat jarang kita temui para bule' yang berpakaian, hampir semuanya berbikini atau setengah telanjang hingga teman saya berujar ini Pulau Telanjang namanya.
Salah satu teman saya peserta delegasi dari Bima-NTB yang juga kader salah satu organisasi mahasiswa Islam secara spontan mengeluarkan statement;
"Ini Pulau Benar-benar tak ada Tuhan toh"
(Sisa cerita saat di Gili Trawangan, 1 Januari 2010)
Kalau sudah sampai ke Lombok, maka belum sah kalau belum ke Gili Trawangan, silahkan nikmati keindahan Pulau Lombok
That bereh memang inan. Haha
Hahahaaa,,, Gili Trawangan layak untuk dikunjungi lagi Bang :)
Bereh bro.
Kaleuh lon follow bro Zack...:)
Pecaaaahhhh @munzamihs
Mulai uroe nyoe ka ta meucuca bak steemit beh 😂
Setubuh...eh, sepakat maksudnyaa