ASAL MUASAL KEURAJEUN PEUSANGAN RAYA DIDIRIKAN OLEH CICIT SAIDINA HASAN RAsteemCreated with Sketch.

in #steemit4 years ago

FB_IMG_1591328880209.jpg

Di akhir pemerintahan sri ratu safiatuddin tepatnya pd th 1672, beliau menerbitkan sarakata (cap sikuereung) pendirian keujruen peusangan raya dan menunjuk Panglima perang Teuku Diadjat Pasee sbg. Keujruen Syik Peusangan Raya. Tak lama kemudian sri ratu wafat pd th 1675 karena diracun oleh lawan politiknya. Pada sarakata tsb disebutkan bahwa keturunan raja-raja Peusangan terdiri dari 3 jalur nasabnya, yaitu :

  1. Langsung dari negeri Hadramaut Yaman melalui Tu Praja Chiek Yamani cicit Saydina Hasan ra.
  2. Melalui dari jalur marga Al Habsyi, yg berasal dari Abbasiyah Irak.
    3.Jalur Persia melalui pangeran Shahriansyah Salman dari kerajaan jeumpa, yg bercampur dgn klan dinasty Abbasiyah, Irak ketiga jalur tersebut bermuara pada Bani Hasyim dan dinasti Mamluk yg mendirikan kekhalifahan islam Maroko di Afrika Utara.
    Pada sarakata tsb disebutkan, juga pd th 1182 H (1672/3 M), Panglima Teuku Diadjat Pasee atau PONYAK DJAT mendapat hadiah sarakata (surat pengakuan cap sikureung) dari sultan aceh yg pd masa itu diperintah oleh Sri Ratu Safiatuddin Tajul Alam (1641 - 1675) dgn gelar "Keujruen Chik Peusangan Seutya Radja". Ponyak Djat atau Panglima Perang Teuku Diadjad Pasee adalah seorang panglima perang dari negeri pasee yg hijrah ke negeri peusangan dan di angkat jadi keujreun syiek di negeri peusangan raya oleh sultan aceh. Menurut yg tercatat dalam kitab sarakata sultan aceh beliau masih keturunan ahlulbait dari garis sayyidina Hasan ra yg berasal dari keturunan dinasti abbasiyah irak yg hijrah ke negeri pasai pada abad ke 13 Setelah sebelumnya kota 1001 malam ini dibumihanguskan oleh pasukan mongol dibawah pimpinan Hulagu khan (kubilai khan). Beliau juga masih keturunan dinasty raja pasai dari raja pasai terakhir Sultan zain Al Abidin (1513 - 1524).
    Batas wilayah kekuasaan Keujruen Peusangan raya disebutkan terbentang dari wilayah timur Kuala Meuraksa Puenteut, Lhokseumawe sampai batas wilayah barat Glee Meunaleung, Cot Geuleungku, krueng pandrah Bireuen dan terbagi dalam 6 pemerintahan kemukiman yaitu :
  3. Kemukiman Jeumpa termasuk dalam wilayah ini adalah wilayah Bireuen, July, peudada (jeunib).
  4. Kemukiman glumpang dua yg termasuk dalam wilayah ini adalah matang glumpang dua, krueng panjo, kuta blang dan geuruegok.
  5. Dataran tinggi kemukiman sawang.
  6. Dataran rendah kemukiman blang panyang yg meliputi nisam, keude bungkaih, krueng geukueh, batuphat dan keude paloh.
  7. Kemukiman cunda, wilayah ini meliputi pekan cunda, buloeh dan kandang.
  8. Kemukiman bayu meuraksa wilayah ini meliputi, meuraksa, keude bayu dan keude puenteut.
    II. MASA PUNCAK KEJAYAAN KEUJRUEN PEUSANGAN RAYA
    A. KETURUNAN PERTAMA (I):
    1.1 TEUKU MONGA KASIM, merupakan putra pertama teuku diadjat pasee, tp sayangnya beliau mengalami sakit mental dan tdk mempunyai keturunan.
    1.2 TEUKU CHIK MEUNASAH, beliau merupakan putra kedua dari ponyak djat, menggantikan kedudukan ayahnya sebagai keujruen syik peusangan. Sedikit sekali literature mengenai yg bersangkutan sehingga tdk diketahui kapan mulai menggantikan ayahnya. Teuku chik Meunasah wafat dan digantikan oleh saudara dari lain ibu Teuku Chik Lampoeh U.
    1.3 TEUKU CHIK LAMPOEH U, merupakan putra teuku diadjat pasee dari istri keduanya, saudara dari teuku chik meunasah dari lain ibu. Teuku chik Lampoeh U ditunjuk oleh sultan aceh utk menggantikan kedudukan Teuku chik meunasah yg wafat dan juga sekaligus pemangku raja sementara berhubung putra mahkota Teuku chik nyak krueng masih di bawah umur. Setelah teuku chik nyak krueng cukup umur dan naik tahta menggantikan abangnya Teuku chik Lampoeh U, beliau hanya diperkenankan mengurusi wilayah yg lebih kecil yaitu mukim blang panyang (nisam), beliau juga merupakan ayah dari teuku bentara keumangan peutuha blang panyang, nisam.
    1.4 TEUKU BENTARA KUANTA (TEUKU CHIK NYAK KRUENG), merupakan putra bungsu teuku diadjat pasee yg menggantikan kedudukan abgnya teuku chik lampoeh U sebagai keujruen peusangan raya. Teuku bentara kuanta (teuku chik nyak krueng) naik tahta menjadi keu1.4 TEUKU BENTARA KUANTA (TEUKU CHIK NYAK KRUENG), merupakan putra bungsu teuku diadjat pasee yg menggantikan kedudukan abgnya teuku chik lampoeh U sebagai keujruen peusangan raya. Teuku bentara kuanta (teuku chik nyak krueng) naik tahta menjadi keujruen peusangan di usia yg sangat muda. Beliau memang telah dipersiapkan sebagai putra mahkota menggantikan posisi abangnya sebagai pemangku kerajaan (wali negeri). Keujruen peusangan mencapai pucak kejayaan di masa teuku bentara kuanta (teuku chik nyak krueng) memegang tampuk kekuasaan (1844 - 1968). Dimana pertanian dan nelayan sbg mata pencaharian utama penduduknya. Keujruen peusangan juga menjadi daerah lumbung beras, selain pinang , pala, lada, kemiri (boeh kiroe) dan kopra (u cuelek) sbg komoditas utama perdagangan negeri ini. Tercatat ada beberapa pelabuhan perdagangan hasil bumi yg terdapat di wilayah keujruen peusangan raya yaitu, kuala peudada, kuala jeumpa (kuala raja), kuala ceureupei, kuala manee, kuala bangka (kuala geukueh) dan kuala meuraksa. Pd th 1868, Teuku chik nyak krueng wafat dan digantikan oleh putra sulungnya T.Chik Muhammad Hasan.
    B. KETURUNAN KEDUA (II) :
    1.3.1 TEUKU BENTARA KEUMANGAN, merupakan putra dari Teuku Chik Lampoeh U, bekas penguasa keujruen peusangan raya. Teuku chik lampoeh U dilengserkan oleh sultan aceh karena dianggap tidak mampu dan kurang cakap dalam menjalankan pemerintahan. Beliau kemudian hanya diberi jabatan sbg ulee balang (peutuha) kemukiman Blang panyang (nisam). Kemudian kedudukannya sbg ulee balang blang panyang (nisam) digantikan oleh putranya Teuku bentara keumangan. Mesjid tuha kuala manee, krueng manee dan mesjid tuha dakuta, meunasah drang dibangun semasa teuku bentara keumangan menjabat sebagai ulee balang (peutuha) blang panyang yg dibangun pd th 1823. Jabatan beliau sbg ulee balang blang panyang kemudian digantikan oleh anaknya Teuku Rhi Mahmud Nisam.
    1.4.1 TEUKU CHIK MUHAMMAD HASAN, merupakan putra pertama dari Teuku Chik Nyak Krueng (Teuku Bentara Kuanta), menggantikan kedudukan ayahnya sbg ulee balang keujruen peusangan raya setelah ayahnya wafat pd th 1868. Karena kebijakan pemerintahan yg buruk sehingga selalu mendapat pertentangan dari adiknya. Kemudian kedudukan beliau sbg uleebalang keujruen peusangan raya dilengserkan oleh adiknya Teuku Bentara mahmud kuta panjoe (Teuku moeda tji'), beliau wafat dalam perebutan kekuasaan dengan adiknya pd th 1872.
    1.4.2 TEUKU BENTARA MAHMUD KUTA PANJOE (T. MOEDA TJI'), merupakan putra kedua Teuku Bentara kuanta (Teuku Chik Nyak Krueng), beliau menggantikan posisi abgnya Teuku Chik Muhammad Hasan sbg ulee balang keujruen peusangan. Masa pemerintahan beliau sangat singkat dari th 1872 - 1875. Pd th 1875 Beliau tiba2x mendadak wafat tanpa keterangan yg jelas apa penyebabnya sakitnya. Jabatan yg ditinggalkan kemudian digantikan oleh keponakannya Teuku chik syamaun.
    III. MASA PERANG PEUSANGAN RAYA (1882-1899)
    C. KETURUNAN KETIGA (III)
    1.3.1.1 TEUKU RHI MAHMUD NISAM, beliau merupakan putra dari Teuku Bentara keumangan, ulee balang (peutuha) kemukiman Blang panyang yg kemudian berganti nama menjadi kenegerian nisam yg berpusat di keude amplah. Ketika perang peusangan raya meletus, Teuku Rhi Mahmud berperan sebagai tuan rumah dalam deklarasi damai pd th 1889 yg dimotori oleh asisten residen belanda di pantai timur kapten G.A Scherer. Dimana salah satu butir kesepakatan yg dihasilkan adalah mengenai batas wilayah antara peusangan barat dan peusangan timur (glumpang dua) adalah Glee mirah phoen, cot ijue. Walaupun demikian deklarasi damai ini gagal mencegah terjadinya perang peusangan raya.
    1.4.1.1 TEUKU CHIK SYAMAUN, merupakan putra dari Teuku Chik Muhammad Hasan. Lahir di kemukiman glumpang dua, peusangan. Beliau menggantikan paman Teuku bentara mahmud kuta panjoe (Teuku moeda tji') sbg ulee balang peusangan yg wafat pd th 1875. Menjabat sbg ulee balang peusangan dari 1875-1899. Teuku Chik Syamaun adalah seorang yg ambisius. Salah satu obsesinya adalah ingin mempersatukan seluruh wilayah keujruen peusangan raya seperti masa dahulu spt yg tertera dalam sarakata sultan aceh pd th 1182 H. Atas dasar inilah, maka pd th 1882 meletuslah perang antar ulee balang di wilayah peusangan raya. Puncaknya pd th 1883 pasukan ampon chik syamaun menyerang kuta panjoe, pusat pemerintahan glumpang dua. Kuta panjoe jatuh ke tangan pasukan ampoen chik syamaun, penguasa (peutuha) glumpang dua saat itu Teuku bentara Husin melarikan diri ke wilayah sawang. Beliau menyampaikan protes keras melalui Asisten Residen Belanda di teluk samawi G.A. Scherer. Sedikit demi sedikit belanda mulai memainkan perannya di perang peusangan raya. Teuku chik syamaun di minta mundur dari kuta panjoe oleh scherer. Permintaan ini dipenuhi oleh ampoen chik syamaun dgn beberapa persyaratan, utk sesaat perangpun mereda. Tak lama berselang, pd th 1884, pasukan ampoen chik syamaun di bawah pimpinan Teuku muda peusangan maharaja jeumpa kembali menyerang kuta panjoe, blang panyang (nisam), cunda dan bayu dari darat dan laut yg melibatkan pasukan yg besar. Glumpang dua, blang panyang (nisam) dan cunda berhasil diduduki oleh ampoen syik syamaun. Protes kembali dilayangkan kpd belanda atas perbuatan ampoen syik syamaun, Belanda memang piawai dalam memainkan perannya di konflik ini. Atas inisiasi residen belanda G.A Scherer, pada tahun 1889 utk menyelesaikan konflik horizontal ini, dibuatlah satu pertemuan besar antar ulee balang di wilayah keujruen peusangan, bertempat di keude amplah nisam yg disebut deklarasi keude amplah. Pihak-pihak ulee balang yg hadir dalam pertemuan tersebut yaitu : T. Muda peusangan maharaja jeumpa dan T. Keujruen Nusyah pulo iboih dari peusangan barat. T. Bintara muda husin dan T. Bentara Muda peureudan dari glumpang dua. Rhi mahmud mewakili blang panyang, nisam sbg tuan rumah dan sawang diwakili oleh panglima prang muda dan Teuku puteh. Sedangkan dari cunda dan meuraksa bayu diwakili oleh Teuku mahmud dan T. Bentara muda chik. Deklarasi ini menghasilkan suatu keputusan bahwa batas demarkasi antara peusangan barat dan peusangan timur adalah Glee mirah poen, Cot Ijue. Tetapi sayangnya perjanjian damai ini gagal, karena pertempuran masih terjadi antara kedua belah pihak. Pd th 1897 kembali dibuat suatu perjanjian damai di lhokseumawe yg di motori oleh Scherer. Kali ini perwakilan Peusangan timur menunjuk Maharaja abdul hamid sbg perwakilannya sedangkan peusangan barat menunjuk T.Raja Itam Geudong sbg perwakilan arbitrasenya, Untuk hakim Arbitrase ditunjuk T. Muda Osoeih (T.Nyak muda yusuf) oelim pidie sbg hakim arbitrase mewakili assisten residen G.A. Scherer. Deklarasi lhokseumawe ini menghasilkan keputusan bahwa batas demarkasi antara peusangan barat dan peusangan timur adalah krueng tingkeum kuta blang. Pd th 1899 wafat karena sakit yg dideritanya, beliau dimakamkan di peusangan selatan. Kemudian posisi beliau sbg ulee balang digantikan oleh adiknya Teuku muda peusangan maharaja jeumpa.
    1.4.1.2 TEUKU MOEDA PEUSANGAN MAHARAJA JEUMPA, merupakan salah satu tokoh paling dominan dalam sejarah peusangan. Beliau merupakan putra kedua Teuku chik Muhamad Hasan bekas penguasa keujruen peusangan (1868-1872), juga merupakan adik dari T.Chik Syamaun juga mantan penguasa negeri peusangan yg memerintah dari th 1875 sampai th 1899. Beliau lahir di kemukiman glumpang dua, tak pasti tahun berapa tapi diperkirakan lahir jelang memasuki pertengahan abad ke 19 masehi. Dalam perang peusangan raya (1882 - 1899),teuku muda peusangan memegang peranan penting dalam mengatur serangan, beliau merupakan orang kepercayaan teuku chik syamaun sbg seorang ahli strategi tempur, tak salah beliau mendapatkan gelar panglima perang, dalam menghadapi musuh2xnya. Salah satu aksi tempurnya yg sangat fenomenal adalah pd th 1884 memimpin serangan kilat yg dilakukan dari darat dan laut terhadap Negeri Glumpang dua, Cunda dan Nisam. Hanya dalam hitungan Jam, ibukota glumpang dua, kuta panjo jatuh ke tangan peusangan, begitu juga negeri nisam dan cunda. Para pemimpinnya melarikan diri utk menyelamatkan diri, spt Teuku bintara husin dan rhi mahmud melarikan diri ke sawang, sdgkan teuku chik johan cunda melarikan diri ke teluk samawi. Teuku chik syamaun menunjuk saudaranya Teuku muda peusangan sbg penguasa sementara glumpang dua dan Teuku Raja Haji muda sbg penguasa nisam serta teuku chik muda sbg penguasa cunda. Hal ini mendapat protes keras dari kubu peusangan timur dan memaksa belanda utk mendamaikannya. Pd tahun 1889 dibuatlah deklarasi damai yg diprakarsai oleh residen belanda G.A Scherer. Deklarasi damai ini dinamakan Deklarasi keude amplah karena dilakukan bertempat di keude amplah nisam. Dalam deklarasi ini kubu peusangan barat diwakili oleh teuku muda peusangan dan uleebalang cot iboih Teuku keujruen Nusyah. Sedangkan perwakilan peusangan timur diwakili oleh teuku bentara husin dan Bentara muda seutia Pereudan mewakili gloempang dua. Serta sawang diwakili oleh panglima prang muda dan teuku puteh, cunda diwakili oleh teuku mahmud, nisam diwakili oleh rhi mahmud sendiri dan bayu oleh bentara muda cik. Deklarasi damai ini gagal diberlakukan karena salah satu pihak masih melanggar kesepakatan sehingga perang peusangan raya masih terus berlanjut. Pd th 1899 teuku chik syamaun wafat di peusangan selatan. Akibat penyakit yg dideritanya, perang peusangan raya pun berakhir.
    Kemudian T. Muda peusangan naik tahta menggantikan sbg ulee balang peusangan dgn gelar "TEUKU MAHARAJA JEUMPA" sesuai dgn kesepakatan yg dibuat bersama pihak belanda mengingat putra mahkotanya T. Muhammad Johan Alamsyah masih dibawah Umur. Pd th 1903 perlawanan sultan muhammad daudsyah berakhir dgn menyerahnya beliau di lhokseumawe. Pd th 1905 belanda mulai membentuk pemerintah otonom daerah yg disebut besturder yg dikepalai oleh seorang wedana. Sebelumnya daerah ini disebut onderhoijgeden yaitu kerajaan2x otonom yg masih dibawah kontrol pemerintah belanda. Ada 103 wedana yg dibentuk di bekas wilayah kesultanan aceh. Th 1906 belanda mengangkat Teuku Muda Peusangan Maharaja jeumpa sbg wedana pertama peusangan. Pd Th 1908, Teuku Muhammd Johan Alamsyah menamatkan pendidikan di Normal School kutaraja, sesuai dgn kesepakatan yg dibuat waktu itu, T.Muhammad Johan Alamsyah menggantikan pamannya sbg wedana peusangan. Selanjutnya Teuku muda peusangan hanya memegang kendali sbg ulee balang cut (peutuha)jeumpa bireuen. Pd tahun 1915 beliau wafat dan dimakamkan di cot glee, keude matang berdekatan dgn kampus al muslim, peusangan bireuen
    1.4.2.1 TEUKU BENTARA HUSIN (TEUKU MOEDA NYAK KRUENG), merupakan putra sulung ulee balang Geuleumpang dua T. Bentara Mahmud kuta panjoe. Beliau menjabat sbg peutuha kemukiman glumpang dua dgn kuta panjoe sbg pusat pemerintahannya menggantikan ayahnya Teuku Bentara Mahmud Kuta Panjoe yg naik jabatan menjadi keujruen peusangan dgn berhasil melengserkan T. Chik Muhammad Hasan pd th 1872. Kemudian pd th 1875 T.Chik Syamaun naik tahta menggantikan pamannya yg wafat tiba2x. Pd th 1882 meletus perang peusangan raya dan kuta panjoe diduduki oleh ulee balang peusangan T.Chik Syamaun, menyebabkan keluarga Teuku Bentara Husin harus mengungsi sementara ke wilayah dataran tinggi sawang. Wilayah mukim glumpang dua merupakan cikal bakal berdirinya zelbesturder glumpang dua yg didirikan oleh pemerintah belanda pd th 1900. Bersama zelbesturder samalanga dan peusangan masuk dalam wilayah onderafdeling Biroen yg di pimpin seorang kontrolir belanda di bireuen.
    1.4.2.2 POCUT HAJI INTAN (ISTRI TEUKU LAKSAMANA SAWANG BANGGALANG), merupakan putri dari ulee balang glumpang dua Teuku Bentara mahmud Kuta Panjoe yg dinikahi oleh Teuku Laksamana Sawang seorang utusan sultan aceh yg berasal dari Blang Galang, Reubee , Pidie. Nama beliau dinisbathkan kepada Banggalang, beliau juga keturunan langsung dari Meuntroe Banggalang seorang penasehat (wazir) Sultan Alaiddin Ibrahim Mansyursyah (1856-1870). Beliau mendapat sarakata dari sultan aceh pd th 1869 di akhir masa pemerintahan Sultan Alaiddin Ibrahim Mansyursyah. Teuku Laksamana Sawang juga merupakan kerabat dekat Teuku Beutong Banggalang yg juga mendapatkan sarakata dari sultan aceh utk mendirikan negeri Beutoeng, Aceh Barat. Wafat pd th 1882 dan dimakamkan di gampoeng gunci sawang, aceh utara.Pada sarakata tsb disebutkan, juga pd th 1182 H (1672/3 M), Panglima Teuku Diadjat Pasee atau PONYAK DJAT mendapat hadiah sarakata (surat pengakuan cap sikureung) dari sultan aceh yg pd masa itu diperintah oleh Sri Ratu Safiatuddin Tajul Alam (1641 - 1675) dgn gelar "Keujruen Chik Peusangan Seutya Radja". Ponyak Djat atau Panglima Perang Teuku Diadjad Pasee adalah seorang panglima perang dari negeri pasee yg hijrah ke negeri peusangan dan di angkat jadi keujreun syiek di negeri peusangan raya oleh sultan aceh. Menurut yg tercatat dalam kitab sarakata sultan aceh beliau masih keturunan ahlulbait dari garis sayyidina Hasan ra yg berasal dari keturunan dinasti abbasiyah irak yg hijrah ke negeri pasai pada abad ke 13 Setelah sebelumnya kota 1001 malam ini dibumihanguskan oleh pasukan mongol dibawah pimpinan Hulagu khan (kubilai khan). Beliau juga masih keturunan dinasty raja pasai dari raja pasai terakhir Sultan zain Al Abidin (1513 - 1524).
    Batas wilayah kekuasaan Keujruen Peusangan raya disebutkan terbentang dari wilayah timur Kuala Meuraksa Puenteut, Lhokseumawe sampai batas wilayah barat Glee Meunaleung, Cot Geuleungku, krueng pandrah Bireuen dan terbagi dalam 6 pemerintahan kemukiman yaitu :
  9. Kemukiman Jeumpa termasuk dalam wilayah ini adalah wilayah Bireuen, July, peudada (jeunib).
  10. Kemukiman glumpang dua yg termasuk dalam wilayah ini adalah matang glumpang dua, krueng panjo, kuta blang dan geuruegok.
  11. Dataran tinggi kemukiman sawang.
  12. Dataran rendah kemukiman blang panyang yg meliputi nisam, keude bungkaih, krueng geukueh, batuphat dan keude paloh.
  13. Kemukiman cunda, wilayah ini meliputi pekan cunda, buloeh dan kandang.
  14. Kemukiman bayu meuraksa wilayah ini meliputi, meuraksa, keude bayu dan keude puenteut.
    II. MASA PUNCAK KEJAYAAN KEUJRUEN PEUSANGAN RAYAB. KETURUNAN KEDUA (II) :
    1.3.1 TEUKU BENTARA KEUMANGAN, merupakan putra dari Teuku Chik Lampoeh U, bekas penguasa keujruen peusangan raya. Teuku chik lampoeh U dilengserkan oleh sultan aceh karena dianggap tidak mampu dan kurang cakap dalam menjalankan pemerintahan. Beliau kemudian hanya diberi jabatan sbg ulee balang (peutuha) kemukiman Blang panyang (nisam). Kemudian kedudukannya sbg ulee balang blang panyang (nisam) digantikan oleh putranya Teuku bentara keumangan. Mesjid tuha kuala manee, krueng manee dan mesjid tuha dakuta, meunasah drang dibangun semasa teuku bentara keumangan menjabat sebagai ulee balang (peutuha) blang panyang yg dibangun pd th 1823. Jabatan beliau sbg ulee balang blang panyang kemudian digantikan oleh anaknya Teuku Rhi Mahmud Nisam.
    1.4.1 TEUKU CHIK MUHAMMAD HASAN, merupakan putra pertama dari Teuku Chik Nyak Krueng (Teuku Bentara Kuanta), menggantikan kedudukan ayahnya sbg ulee balang keujruen peusangan raya setelah ayahnya wafat pd th 1868. Karena kebijakan pemerintahan yg buruk sehingga selalu mendapat pertentangan dari adiknya. Kemudian kedudukan beliau sbg uleebalang keujruen peusangan raya dilengserkan oleh adiknya Teuku Bentara mahmud kuta panjoe (Teuku moeda tji'), beliau wafat dalam perebutan kekuasaan dengan adiknya pd th 1872.
    1.4.2 TEUKU BENTARA MAHMUD KUTA PANJOE (T. MOEDA TJI'), merupakan putra kedua Teuku Bentara kuanta (Teuku Chik Nyak Krueng), beliau menggantikan posisi abgnya Teuku Chik Muhammad Hasan sbg ulee balang keujruen peusangan. Masa pemerintahan beliau sangat singkat dari th 1872 - 1875. Pd th 1875 Beliau tiba2x mendadak wafat tanpa keterangan yg jelas apa penyebabnya sakitnya. Jabatan yg ditinggalkan kemudian digantikan oleh keponakannya Teuku chik syamaun.III. MASA PERANG PEUSANGAN RAYA (1882-1899)
    C. KETURUNAN KETIGA (III)
    1.3.1.1 TEUKU RHI MAHMUD NISAM, beliau merupakan putra dari Teuku Bentara keumangan, ulee balang (peutuha) kemukiman Blang panyang yg kemudian berganti nama menjadi kenegerian nisam yg berpusat di keude amplah. Ketika perang peusangan raya meletus, Teuku Rhi Mahmud berperan sebagai tuan rumah dalam deklarasi damai pd th 1889 yg dimotori oleh asisten residen belanda di pantai timur kapten G.A Scherer. Dimana salah satu butir kesepakatan yg dihasilkan adalah mengenai batas wilayah antara peusangan barat dan peusangan timur (glumpang dua) adalah Glee mirah phoen, cot ijue. Walaupun demikian deklarasi damai ini gagal mencegah terjadinya perang peusangan raya.
    1.4.1.1 TEUKU CHIK SYAMAUN, merupakan putra dari Teuku Chik Muhammad Hasan. Lahir di kemukiman glumpang dua, peusangan. Beliau menggantikan paman Teuku bentara mahmud kuta panjoe (Teuku moeda tji') sbg ulee balang peusangan yg wafat pd th 1875. Menjabat sbg ulee balang peusangan dari 1875-1899. Teuku Chik Syamaun adalah seorang yg ambisius. Salah satu obsesinya adalah ingin mempersatukan seluruh wilayah keujruen peusangan raya seperti masa dahulu spt yg tertera dalam sarakata sultan aceh pd th 1182 H. Atas dasar inilah, maka pd th 1882 meletuslah perang antar ulee balang di wilayah peusangan raya. Puncaknya pd th 1883 pasukan ampon chik syamaun menyerang kuta panjoe, pusat pemerintahan glumpang dua. Kuta panjoe jatuh ke tangan pasukan ampoen chik syamaun, penguasa (peutuha) glumpang dua saat itu Teuku bentara Husin melarikan diri ke wilayah sawang. Beliau menyampaikan protes keras melalui Asisten Residen Belanda di teluk samawi G.A. Scherer. Sedikit demi sedikit belanda mulai memainkan perannya di perang peusangan raya. Teuku chik syamaun di minta mundur dari kuta panjoe oleh scherer. Permintaan ini dipenuhi oleh ampoen chik syamaun dgn beberapa persyaratan, utk sesaat perangpun mereda. Tak lama berselang, pd th 1884, pasukan ampoen chik syamaun di bawah pimpinan Teuku muda peusangan maharaja jeumpa kembali menyerang kuta panjoe, blang panyang (nisam), cunda dan bayu dari darat dan laut yg melibatkan pasukan yg besar. Glumpang dua, blang panyang (nisam) dan cunda berhasil diduduki oleh ampoen syik syamaun. Protes kembali dilayangkan kpd belanda atas perbuatan ampoen syik syamaun, Belanda memang piawai dalam memainkan perannya di konflik ini. Atas inisiasi residen belanda G.A Scherer, pada tahun 1889 utk menyelesaikan konflik horizontal ini, dibuatlah satu pertemuan besar antar ulee balang di wilayah keujruen peusangan, bertempat di keude amplah nisam yg disebut deklarasi keude amplah. Pihak-pihak ulee balang yg hadir dalam pertemuan tersebut yaitu : T. Muda peusangan maharaja jeumpa dan T. Keujruen Nusyah pulo iboih dari peusangan barat. T. Bintara muda husin dan T. Bentara Muda peureudan dari glumpang dua. Rhi mahmud mewakili blang panyang, nisam sbg tuan rumah dan sawang diwakili oleh panglima prang muda dan Teuku puteh. Sedangkan dari cunda dan meuraksa bayu diwakili oleh Teuku mahmud dan T. Bentara muda chik. Deklarasi ini menghasilkan suatu keputusan bahwa batas demarkasi antara peusangan barat dan peusangan timur adalah Glee mirah poen, Cot Ijue. Tetapi sayangnya perjanjian damai ini gagal, karena pertempuran masih terjadi antara kedua belah pihak. Pd th 1897 kembali dibuat suatu perjanjian damai di lhokseumawe yg di motori oleh Scherer. Kali ini perwakilan Peusangan timur menunjuk Maharaja abdul hamid sbg perwakilannya sedangkan peusangan barat menunjuk T.Raja Itam Geudong sbg perwakilan arbitrasenya, Untuk hakim Arbitrase ditunjuk T. Muda Osoeih (T.Nyak muda yusuf) oelim pidie sbg hakim arbitrase mewakili assisten residen G.A. Scherer. Deklarasi lhokseumawe ini menghasilkan keputusan bahwa batas demarkasi antara peusangan barat dan peusangan timur adalah krueng tingkeum kuta blang. Pd th 1899 wafat karena sakit yg dideritanya, beliau dimakamkan di peusangan selatan. Kemudian posisi beliau sbg uleebalang digantikan oleh adiknya Teuku muda peusangan maharaja jeumpa.
    1.4.1.2 TEUKU MOEDA PEUSANGAN MAHARAJA JEUMPA, merupakan salah satu tokoh paling dominan dalam sejarah peusangan. Beliau merupakan putra kedua Teuku chik Muhamad Hasan bekas penguasa keujruen peusangan (1868-1872), juga merupakan adik dari T.Chik Syamaun juga mantan penguasa negeri peusangan yg memerintah dari th 1875 sampai th 1899. Beliau lahir di kemukiman glumpang dua, tak pasti tahun berapa tapi diperkirakan lahir jelang memasuki pertengahan abad ke 19 masehi. Dalam perang peusangan raya (1882 - 1899), teuku muda peusangan memegang peranan penting dalam mengatur serangan, beliau merupakan orang kepercayaan teuku chik syamaun sbg seorang ahli strategi tempur, tak salah beliau mendapatkan gelar panglima perang, dalam menghadapi musuh2xnya. Salah satu aksi tempurnya yg sangat fenomenal adalah pd th 1884 memimpin serangan kilat yg dilakukan dari darat dan laut terhadap Negeri Glumpang dua, Cunda dan Nisam. Hanya dalam hitungan Jam, ibukota glumpang dua, kuta panjo jatuh ke tangan peusangan, begitu juga negeri nisam dan cunda. Para pemimpinnya melarikan diri utk menyelamatkan diri, spt Teuku bintara husin dan rhi mahmud melarikan diri ke sawang, sdgkan teuku chik johan cunda melarikan diri ke teluk samawi. Teuku chik syamaun menunjuk saudaranya Teuku muda peusangan sbg penguasa sementara glumpang dua dan Teuku Raja Haji muda sbg penguasa nisam serta teuku chik muda sbg penguasa cunda. Hal ini mendapat protes keras dari kubu peusangan timur dan memaksa belanda utk mendamaikannya. Pd tahun 1889 dibuatlah deklarasi damai yg diprakarsai oleh residen belanda G.A Scherer.Deklarasi damai ini dinamakan Deklarasi keude amplah karena dilakukan bertempat di keude amplah nisam. Dalam deklarasi ini kubu peusangan barat diwakili oleh teuku muda peusangan dan uleebalang cot iboih Teuku keujruen Nusyah. Sedangkan perwakilan peusangan timur diwakili oleh teuku bentara husin dan Bentara muda seutia Pereudan mewakili gloempang dua. Serta sawang diwakili oleh panglima prang muda dan teuku puteh, cunda diwakili oleh teuku mahmud, nisam diwakili oleh rhi mahmud sendiri dan bayu oleh bentara muda cik. Deklarasi damai ini gagal diberlakukan karena salah satu pihak masih melanggar kesepakatan sehingga perang peusangan raya masih terus berlanjut. Pd th 1899 teuku chik syamaun wafat di peusangan selatan. Akibat penyakit yg dideritanya, perang peusangan raya pun berakhir.
    Kemudian T. Muda peusangan naik tahta menggantikan sbg ulee balang peusangan dgn gelar "TEUKU MAHARAJA JEUMPA" sesuai dgn kesepakatan yg dibuat bersama pihak belanda mengingat putra mahkotanya T. Muhammad Johan Alamsyah masih dibawah Umur. Pd th 1903 perlawanan sultan muhammad daudsyah berakhir dgn menyerahnya beliau di lhokseumawe. Pd th 1905 belanda mulai membentuk pemerintah otonom daerah yg disebut besturder yg dikepalai oleh seorang wedana. Sebelumnya daerah ini disebut onderhoijgeden yaitu kerajaan2x otonom yg masih dibawah kontrol pemerintah belanda. Ada 103 wedana yg dibentuk di bekas wilayah kesultanan aceh. Th 1906 belanda mengangkat Teuku Muda Peusangan Maharaja jeumpa sbg wedana pertama peusangan. Pd Th 1908, Teuku Muhammd Johan Alamsyah menamatkan pendidikan di Normal School kutaraja, sesuai dgn kesepakatan yg dibuat waktu itu, T.Muhammad Johan Alamsyah menggantikan pamannya sbg wedana peusangan. Selanjutnya Teuku muda peusangan hanya memegang kendali sbg ulee balang cut (peutuha)jeumpa bireuen. Pd tahun 1915 beliau wafat dan dimakamkan di cot glee, keude matang berdekatan dgn kampus al muslim, peusangan bireuen1.4.2.1 TEUKU BENTARA HUSIN (TEUKU MOEDA NYAK KRUENG), merupakan putra sulung ulee balang Geuleumpang dua T. Bentara Mahmud kuta panjoe. Beliau menjabat sbg peutuha kemukiman glumpang dua dgn kuta panjoe sbg pusat pemerintahannya menggantikan ayahnya Teuku Bentara Mahmud Kuta Panjoe yg naik jabatan menjadi keujruen peusangan dgn berhasil melengserkan T. Chik Muhammad Hasan pd th 1872. Kemudian pd th 1875 T.Chik Syamaun naik tahta menggantikan pamannya yg wafat tiba2x. Pd th 1882 meletus perang peusangan raya dan kuta panjoe diduduki oleh ulee balang peusangan T.Chik Syamaun, menyebabkan keluarga Teuku Bentara Husin harus mengungsi sementara ke wilayah dataran tinggi sawang. Wilayah mukim glumpang dua merupakan cikal bakal berdirinya zelbesturder glumpang dua yg didirikan oleh pemerintah belanda pd th 1900. Bersama zelbesturder samalanga dan peusangan masuk dalam wilayah onderafdeling Biroen yg di pimpin seorang kontrolir belanda di bireuen.
    1.4.2.2 POCUT HAJI INTAN (ISTRI TEUKU LAKSAMANA SAWANG BANGGALANG), merupakan putri dari ulee balang glumpang dua Teuku Bentara mahmud Kuta Panjoe yg dinikahi oleh Teuku Laksamana Sawang seorang utusan sultan aceh yg berasal dari Blang Galang, Reubee , Pidie. Nama beliau dinisbathkan kepada Banggalang, beliau juga keturunan langsung dari Meuntroe Banggalang seorang penasehat (wazir) Sultan Alaiddin Ibrahim Mansyursyah (1856-1870). Beliau mendapat sarakata dari sultan aceh pd th 1869 di akhir masa pemerintahan Sultan Alaiddin Ibrahim Mansyursyah. Teuku Laksamana Sawang juga merupakan kerabat dekat Teuku Beutong Banggalang yg juga mendapatkan sarakata dari sultan aceh utk mendirikan negeri Beutoeng, Aceh Barat. Wafat pd th 1882 dan dimakamkan di gampoeng gunci sawang, aceh utara.
    1.4.2.3 TEUKU BENTARA BLANG (TEUKU KEUJRUEN GOK), merupakan putra bungsu dari ulee balang glumpang dua Teuku Bentara Mahmud Kuta Panjoe. Beliau merupakan kepala pemerintahan kemukiman sawang sebelum sawang resmi mendapat sarakata dari sultan aceh. Teuku Bentara Blang menikah dengan seorang wanita di buloeh beureugang di wilayah kemukiman cunda. Beliau wafat pd th 1882 setelah terjadi perebutan kekuasaan tahta sawang dgn keponakannya sendiri Teuku Panglima Nyak Ben (Pang Benseh).D. KETURUNAN KEEMPAT (IV) :
    1.3.1.1.1 TEUKU RAJA MA' ALI (TEUKU RAJA MUHAMMAD ALI), merupakan putra tertua Teuku Rhi Mahmud Nisam. Lahir di keude amplah, nisam. Pd th 1884 di saat berkecamuknya perang peusangan raya. Beliau menggantikan ayahnya sebagai ulee balang nisam. Kemudian pd th 1900 diangkat sebagai zelfbesturder pertama nisam, pernah menjabat sbg kepala lansekap sementara wilayah puentuet pd th 1911. Pd th 1912 posisi beliau sbg zelbesturder nisam digantikan oleh adiknya Teuku Bujang Salim.
    1.3.1.1.2 TEUKU BUJANG SALIM, merupakan putra dari Teuku Rhi Mahmud Nisam dari istri keduanya, lahir di keude amplah, Nisam pada tahun 1891. Pada saat itu bandar kuala bangka (kuala geukueh) merupakan salah satu pelabuhan yg ramai di wilayah keujruen peusangan. Seluruh hasil bumi dari negeri nisam di pasarkan melalui pelabuhan ini. Bandar kuala bangka (krueng geukueh) ini juga menjadi sebagai pusat pemerintahan zelfbesturder nisam. Sedangkan nama Dewantara adalah nama yang muncul belakangan pada tahun 1950 setelah ditetapkan pemerintahan kecamatan, yang menurut info dari Masyarakat setempat ada hubungannya dengan Ki Hajar Dewantara, Tokoh Pejuang asal Yogyakarta yang bergerak dibidang Pendidikan yang notabenanya sama dengan Teuku Bujang Salim, Krueng Geukueh saat ini adalah Ibukota Kecamatan Dewantara, Kabupaten Aceh Utara, Provinsi Aceh.
    Pada Tahun 1901 saat beliau berumur 10 Tahun, beliau diambil oleh Belanda dan disekolahkan di "Sekolah Raja" (Kweekschool) di Bukittinggi,Teuku Bujang bersekolah di HIS (Hollandsch Inlandsch School) sekolah dasarnya belanda dengan lama studi sekitar 7 tahun, lalu melanjutkan ke MULO Sekolah lanjutan tingkat pertama singkatan dari Meer Uitgebreid Lager Onderwijs dengan tingkatan yang sama dengan SLTP sekarang, selama 3 tahun dan melanjutkan lagi pada sekolah kweekschool atau sekolah guru di zaman belanda sama seperti SPG yang kita kenal di Indonesia yang akhirnya ditutup.
    Setelah menempuh pendidikan selama 10 Tahun di Padang, Teuku Bujang dikembalikan kepada orang tuanya Teuku Rhi Mahmud di Keude Amplah - Nisam dan pd th 1911 diangkat oleh Belanda menjadi Zelfbestuurder Negeri Nisam menggantikan abangnya Teuku Raja Ma' Ali.
    Dan dalam masa itu pula beliau menikah dengan Cut Bayu..yang menurut Cut Babujanja adalah anak seorang Teungku Imum Tambon Tunong yang tidak jelas siapa namanya, dan dari Cut Bayu ini, Teuku Bujang mempunyai satu anak yang bernama Babuyu atau kemudian dikenal dengan sebutan Hj. Cut Babuyujang* (mungkin kita merasa aneh dengan nama-nama anak dari Teuku Bujang, menurut Cut Bababuyu anak kelima beliau yang menjadi nara sumber dari tuisan ini), Teuku Bujang memberikan nama anaknya dari kumpulan huruf namanya dan nama isterinya yang dicampur aduk menjadi kata-kata, seperti nama Hj Cut Babuyu dan Cut Babujanja dan nama-nama lain yang akan ditemukan dalam tulisan ini. Pd th 1921 Teuku Bujang Salim dipecat sbg zelfbesturder nisam karena terlibat dalam organisasi terlarang Syarekat Islam (SI) yg didirikan oleh HOS Tjokroaminoto pd th 1912 di yogyakarta.
    Namun jiwanya yang tidak mau dijajah tetap membara dan membuat perlawanan demi perlawanan terhadap Belanda, dengan membentuk Persatuan Muslim Bersatu pada tahun 1921 yang akhirnya membuat Belanda berang dan mengancam akan memberhentikan beliau dari jabatannya sbg wedana nisam dan membuang beliau ke tanah merah, bovendigul, papua.
    Ancaman ini tidak main-main, pertama kali beliau di tangkap dan dipenjarakan di Keudah - Banda Aceh, dan dibina, namun tidak berhenti disitu, beliau dibawa ke penjara Belanda lainnya di Meulaboh, namun dalam pembuangan demi pembuangan, Teuku Bujang terus menyuarakan kemerdekaan dari jajahan Belanda dan akhirnya kemarahan Belanda memuncak dengan mengancam akan membawa beliau ke Meurauke - Papua.Dan karena antinya kepada Belanda yang demikian besar, walau dengan berbagai ancaman, tidak membuat Teuku Bujang berhenti melakukan perlawanan secara politik terhadap Belanda, baik dengan cara membentuk Organisasi perlawanan Rakyat maupun memperkuat Masyarakat dengan ilmu agama dan pendidikan umum lainnya.
    Ini membuat Belanda semakin geram dan akhirnya pada Tahun 1922, Teuku Bujang Salim diasingkan Meurauke - Papua, dengan meninggalkan anak dan isterinya di Aceh (Cut Babuyujang dan Cut Bayu), pengasingan yang dilakukan Belanda dengan cara melepaskan beliau dengan beberapa orang Indonesia lain, dilokasi pengasingan dengan kondisi alam hutan lebat, jadi tidak ada penjara khusus, mereka dibiarkan hidup dialam lepas dengan kebutuhan hidup yang diberikan oleh Belanda dengan terus memantau pergerakan orang - orang Indonesia lainnya yang sebelum sudah ada disana yang juga diasingkan Belanda, mereka bertani dan bercocok tanam di hutan Papua.
    Di Merauke, Teuku Bujang tetap melakukan aktifitas dibdang pendidikan idiologi dan keagamaan yang sangat ditakuti oleh Belanda, dan disana pula beliau menikah kembali untuk kedua kalinya dengan Djawijah binti Karmin, anak dari Pak Karmin seorang pejuang asal Banten yang juga diasingkan Belanda, dan pada Tahun 1934 Teuku Bujang dikarunikan seorang anak laki -laki yang bernama T. Bunjanjayah atau Alm dr H. Bujanjayah bin Teuku Bujang.Setelah dikaruniakan anak pertamanya dari Cut Djawijah, pada tahun 1935 Teuku Bujang kembali diasingkan Belanda ke Moeven Digul, sebab beliau mengajarkan idiologi kemerdekaan dan ilmu agama di Meurauke.
    Boeven Digul berbeda dengan Meurauke, kawasan ini terletak di belantara yang diapit oleh sungai Digul yang dikenal penuh dengan binatang buas seperti buaya dan sebagainya, dan di Digul, tawanan pejuang kemerdekaan ditempatkan dalam penjara yang lumayan luas dan kali ini anak dan isterinya diikutsertakan.
    Di Boeven Digul, Teuku Bujang mempunyai Putra/Putri T. Djangdjakedi atau Pak Djang, seorang guru juga perintis pusat pendidikan yayasan bujang salim (Yabus) di Paloh Lada - Dewantara, setelah T. Djangdjakedi, lahir Putrinya yang bernama Cut Djangjayahdi yg juga berprofesi sbg tenaga pendidik dan dosen FKIP bahasa inggris UNSYIAH. Dan narasumber tulisan ini, Cut Babunjanja dan Gulyankedi yang sampai saat ini menetap di Meurauke - Papua.
    Kemudian pada Tahun 1942, Jepang datang dan menggantikan posisi Belanda untuk menjajah dan dengan menyebarkan selebaran ke kawasan Boeven Digul yang berisi khabar pemulangan tawanan Belanda.
    Namun para pejuang yang diantaranya Teuku Bujang, belum dipulangkan ke daerahnya, namun diungsikan melalui jalan sungai dengan menggunakan perahu yang tembus kelaut dan dilaut lepas sudah ada kapal induk yang menunggu mereka, kemuidian para tawanan ini diterbangkan ke Australia dengan pesawat yang ada di kapal induk tersebut.Penjajahan Belanda terhadap Indonesia benar-benar berakhir saat Pemerintah Jepang melakukan penyerangan. Tanggal 27 Februari 1942 tentara Jepang berhasil mengalahkan armada gabungan dari Negara Amerika, Inggris, Belanda, dan Australia. Kemudian, di bawah pimpinan Letnan Jenderal Hitoshi Imamura, tentara Jepang mulai menginjakkan kaki ke Pulau Jawa. Di sana Letnan Jenderal Hitoshi Imamura mengancam akan menyerang Belanda apabila tidak segera menyerah.
    Pada akhirnya setelah mengalami kekalahan terus menerus dari pihak Jepang, Tjarda van Starkenborgh Stachouwer sebagai Jenderal Hindia Belanda menyerah dan ditangkap. Hal ini menjadi tanda dimulainya masa penjajahan Jepang di Indonesia sekaligus berakhirnya sejarah penjajahan Belanda di Indonesia.
    Tahun 1943, Para tawanan Belanda ini di tempatkan di Mackay - Australia dan disana pula Teuku Bujang dianugerahi satu putri lagi yang diberi nama Cut Macaustrali yang saat ini telah almarhum dan dimakamkan di Banda Aceh.
    Dalam masa Indonesia dalam jajahan Jepang, para tawanan politik ini berada di Australia sampai tahun 1945 saat Sukarno memprolakmirkan kemerdekaan Indonesia.
    Dengan demikian para tawanan perang ini yang disebut orang buangan, dikembalikan kepada pemerintah Indonesia pada akhir 1945, lalu mereka diberangkatkan dari Australia menuju Jakarta pada awal 1946.
    Mereka dimasukkan ke kamp Chause Complex, satu bulan kemudian, anggota rombongan lainnya diberangkatkan ke Cirebon dan diserahkan pada pemerintah Indonesia. Sedangkan Bujang Salim, karena anaknya sakit keras, tidak jadi diberangkatkan sampai empat bulan lamanya.
    Bujang Salim kemudian berhubungan sendiri dengan pemerintah Indonesia di Pegangsaan Timur dan dibolehkan berangkat ke Purwokerto. Pada 15 Februari 1947 oleh Kementrian Dalam Negeri di Purwokerto, dipekerjakan di sana sementara menunggu kapal yang berangkat dari Cilacap menuju Sumatera.
    Pada Maret 1948, ia ditangkap oleh satu pasukan patroli Belanda dan ditahan untuk diperiksa. Dua hari kemudian ia dilepaskan dan dengan dasar janji Belanda di Australia dulu, ia dibawa ke Medan
    Pada Februari 1950 dengan bantuan Gubernur Aceh ketika itu, Tgk Daud Beureueh, Teuku Bujang diberangkatkan ke Kutaradja (Banda Aceh). Lalu, 31 Juli 1950 ia pulang ke Krueng Geukueh, yang saat itu berada dalam Nanggroe Nisam dan saat inilah lahir Putri Bungsunnya Cut Aceh Neksom atau Hj. Atjeh Neksom.
    Aceh sendiri pada saat itu tengah mengalami masa-masa sulit pasca bergabung dengan NKRI, dimana Daerah Istimewa Aceh digabungkan dengan Provinsi Sumatera Utara, dan berbagia konflik pecah di Aceh ketika itu.
    Dan sekembalinya ke kampung halaman Teuku Bujang bergabung dengan PUSA (Persatuan Ulama Seluruh Aceh) sambil meletakkan pondasi pembagunan pusat pendidikan dan membangun Ibukota Kecamatan Nisam, yang bernama Krueng Geukueh ketika itu, dan beliau juga mengirim guru-guru di Krueng Geukueh untuk belajar ke Padang dan seterusnya mendidik anak-anak Krueng geukueh dan sekitarnnya disekolah MIN, MTsN dan PGA yang beliau bangun di tanah yang beliau hibahkan di dekat sebelah Utara Masjid Besar Bujang Salim.
    Beliau akhirnya meninggal pada Tanggal 14 Januari 1959 dan dimakamkan didekat Masjid Besar Bujang Salim yang dibangun atas prakarsanya
    1.3.1.1.3 TEUKU BANTA LUTHAN, merupakan putra dari ulee balang nisam Teuku Rhi Mahmud, lahir di keude amplah nisam pd th 1897. Beliau menggantikan posisi abgnya Teuku Bujang Salim yg dipecat oleh pemerintah belanda sbg zelfbesturder pd th 1925 dan berakhir sejak pemerintah belanda digantikan oleh penjajahan jepang pd th 1942. Tdk jelas nasib beliau apakah juga menjadi korban revolusi sosial pd th 1946 atau tidak.
    1.4.1.1.1 TEUKU CHIK MUHAMMAD JOHAN ALAMSYAH, lahir pd th 1890 di peusangan barat, merupakan putra semata wayang dari Teuku Chik Syamaun. Sebelum Teuku Chik Syamaun wafat pd th 1899, beliau telah mewasiyatkan putranya Teuku chik johan alamsyah di hadapana assisten residen belanda di lhokseumawe kapten G.A Scherer disaksikan oleh teuku muda peusangan maharaja jeumpa sebagai walinya, bahwa kelak putranya jika telah cukup umur akan menggantikannya sebagai ulee balang peusangan, sedangkan jabatan ulee balang peusangan sementara dijabat oleh walinya yaitu Teuku muda peusangan maharaja jeumpa. Sesuai dgn perjanjian, pada Tahun 1900, beliau diambil oleh Belanda dan disekolahkan di "Sekolah belanda'" (Kweekschool) di kutaraja,
    Teuku Chik Johan Alamsyah menamatkan pendidikan di HIS (Hollandsch Inlandsch School) sekolah dasarnya belanda dengan lama studi sekitar 7 tahun, lalu melanjutkan ke MULO (Meer Uitgebreid Lager Onderwijs) . Sekolah lanjutan tingkat pertama dengan tingkatan yang sama dengan SLTP sekarang, selama 3 tahun dan melanjutkan lagi pada sekolah Normal School setingkat SMA sekarang. Pd th 1908 Teuku Muhammad Johan Alamsyah diangkat menjadi zelfbesturder peusangan setelah beliau lulus dari Normaal scholl di kuta raja. Beliau menggantikan pamannya Teuku Moeda Peusangan Maharaja Jeumpa. Kemudian pd th 1938 bersama adiknya Teuku bustamam mendirikan sebuah lembaga pendidikan islam Al Muslim bersama tokoh2x lain spt : Tgk Hasan Ibrahim awee geutah, Tgk Izzuddin AB Neuheun, Tgk Habib Mahmud Meunasah Meucap, Tgk Abd Rahman Meunasah Meucap, Tgk H. Mahyeddin Uteun Gathom, Tgk H. M. Amin Bugak, Tgk M. Amin Meunasah barat, Tgk M. Abbas Bardan jangka, Tgk M. Abed Idham pante ara, Tgk Usman Aziz lhoksukon, Tgk Ibrahim Zen Meunasah dayah, Teuku Peutua Syah Bugak, Tgk Usman Basyah leubue, Teuku Hasan cut jeumpa bireuen, Teuku M. Ali Leubue, dan Teuku H.M Ali Blang Asan. Lembaga pendidikan Al Muslim merupakan cikal bakal berdirinya Universitas Al Muslim, Bireuen. Setahun kemudian ditempat yg sama tepatnya th 1939 bersama Tgk Daod Bereueh dan Tgk Abd Rahman Meunasah Meucap Glp Dua, yg juga menjabat sbg ketua lembaga pendidikan Islam Al Muslim mendeklarasikan terbentuknya PUSA (Persatuan Ulama Seluruh Aceh) di matang geuleumpang dua. Beliau wafat pd th 1957 dan dimakamkan di sekitar padang bulan, medan.

Artikel Berasal dari Berbagai Sumber.

#@rahmads