[Bukan Vote MeMe] Apa yang Anda Pikirkan tentang Upvote di Steemit?

in #steemit7 years ago (edited)

Rekan-rekan steemian ini barangkali yang kerap kita pikirkan, atau ini barangkali yang pernah kita dengar tentang upvote di Steemit. Ini pula yang kadang memicu kita emosi, naik darah, dan akhirnya menimbulkan pergesekan, minimal muncul perasaan hana mangat hingga akhirnya membuat berjarak, menimbulkan dugaan dan akhirnya tuduhan yang lemah. Segera baca sebelum ada yang iseng memberi flag pada post ini, bukan karena post ini salah 100 persen melainkan karena ada yang iseng atau salah tekan flag hehe. Maklum pengalaman tiga kali kena flag. Ampun, jangan flag lagiiiiii. Dan, ini post usai vote meme ya hahaha, dan ini edisi seriusnya.

IMG_20180314_180533.jpg

Terus terang, upvote menjadi daya tarik banyak orang ikut bergabung di Steemit. Tanpa upvote yang bernilai reward cryptocurrency, tidak ada alasan untuk menjadi kreator konten di media Steemit ini. Untuk diketahui, jika sekedar mendapat tanda like atau love atas konten sudah ada di Facebook atau di Twitter, jika ingin mendapat upvote agar konten bisa trending ada Reddit atau Quora. Berikut ini 6 sesat pikir tentang upvote yang ada di Steemit:

1. Upvote sudah pasti didapat begitu menjadi steemian.

Ini sesat pikir pertama. Upvote adalah reward atas post-komentar yang disukai/dihargai. Jadi, bukan karena menjadi steemian. Ada yang sudah menjadi steemian, tapi karena tidak ada post, belum ada komentar maka jelas tidak ada tempat untuk menekan tombol upvote. Upvote (berkemungkinan) didapat bila steemian menghadirkan post di blog sendiri, atau menghadirkan komentar di post steemian lain. Ingat, bukan pasti dapat tapi terbuka kemungkinan untuk mendapatkannya.

Upvotepost.png

Contoh upvote post di blog

Upvotekomentar.png
Contoh upvote post di komentar

2. ‎Upvote sudah pasti diperoleh bila berkomunitas.

Ini sesat pikir kedua. Menjadi bagian dari komunitas bukan untuk mendapatkan upvote. Berkomunitas adalah wadah komunikasi dan interaksi, tempat sharing informasi, pengetahuan, dan pengalaman, termasuk tentang tukar pengalaman dalam hal menghadirkan konten - interaksi yang memungkinkan adanya peluang untuk memperoleh upvote.


pixabay.com

3. ‎Upvote adalah kewajiban kurator.

Ini sesat pikir ketiga. Tidak ada kewajiban atau larangan kita sebagai kurator untuk menekan atau tidak menekan tombol upvote pada post. Hanya saja, bagi yang ingin mendapat reward kurasi caranya adalah dengan menekan tombol upvote pada post yang tepat dan pada waktu yang tepat pula.

Jepretan Layar 2018-03-14 pada 15.03.52.png

4. ‎Upvote sebagai ukuran pertemanan, ukuran berkomunitas.

Ini sesat pikir keempat. Upvote bukan ukuran pertemanan, dan juga bukan ukuran berkomunitas. Upvote semata penilaian kita terhadap post dan komentar. Upvote adalah tanda kita suka, tanda kita menilai post bermanfaat, tanda kita memilih untuk mendukung post yang ada. Upvote juga cara sekaligus bukti token didistribusikan secara terdesentralisasi, ini sekaligus menjadi pembeda monetisasi di Steemit dengan di media lain yang rewardnya didistribusikan secara tersentral. Ini juga sekaligus bukti peran komunitas sangat penting sebagai tempat mewujudkan apa yang disebut dengan subjective proof of work, sesuatu yang beda dengan kripto lainnya yang menerapkan objective proof of work.


pixabay.com

5. Tidak boleh melakukan self-voting.

Ini sesat pikir kelima. Silahkan jika ada yang mau menekan tombol upvote di post milik sendiri atau sudah mencentang lebih dahulu upvote post sebelum menekan tombol post. Hanya saja, bagi saya sendiri, untuk saat ini berhenti melakukan self-voting. Tentang jawaban kenapa tidak melakukan self voting menarik bila dibuat post tersendiri. Berikut bukti yang disampaikan @anarcotech ketika ada tuduhan saya dikuatirkan tidak akan melakukan upvote secara lebih menyebar. Teman-teman juga bisa melakukan pemeriksaan langsung di Situs SteemReport. Jadi, hati-hatilah mengeluh tanpa bukti kuat karena di media berbasis blockchain ini semua bukti bisa dilacak. Jika keluhan tanpa bukti nanti akan ditertawakan.

self voting.png
By komentar @anarcotech

6. ‎Tidak dibolehkan melakukan buy-votes.

Ini sesat pikir keenam. Belum ada larangan untuk buy vote. Silahkan buat perhitungan sendiri, untung atau malah rugi jika menggunakan layanan buy vote atau yang juga disebut layanan promosi konten. Bagi yang memandang pantas pasti ada alasannya, seperti untuk mempercepat besarnya Steem Power, atau untuk membuat post terlihat dan menarik perhatian. Sebaliknya, bagi yang merasa tidak pantas juga ada alasannya, baik karena faktor pertimbangan untung rugi, maupun karena pertimbangan lainnya. Jika Anda ingin mencoba, dan melihat hasilnya, dan ingin mempertimbangkan kepantasannya, bisa menuju ke layanan Steembotttracker.

Jepretan Layar 2018-03-14 pada 14.17.41.png

Demikian 6 sesat pikir terkait upvote yang pernah saya peroleh, barangkali teman-teman bisa menambahkannya di kolom komentar. Mari kita terus memperbaiki kualitas post dan komentar, juga memperbaiki kualitas berjaringan. Jika rekan-rekan steemian ingin mengetahui penjelasan teknik terkait upvote dapat merujuk post milik @sndbox berjudul "What is a Steemit Upvote?". Penutup post ini mari kita dengar lagu upvote dari group musik @apache13 yang menggambarkan kekocakan perilaku kita semua steemian terkait upvote.

https://dsound.audio/#!/@apache13/20180225t164935366z-upvote-the-steemian-song-by-apache13-ft-kemal13

Sort:  

Mantap bg, tulisan bg @rismanrachman sangat bagus,

Saya ada pertanyaan sedikit sih hehe, boleh lah ya ditanya , ini terkait org2 di komunitas steemit utk memperoleh upvote dr teman2 di komunitas..langsung saja bg..

Seperti kata bg @rismanrachman , ttg Upvote semata penilaian kita terhadap post dan komentar . Upvote adalah tanda kita suka, tanda kita menilai post bermanfaat, tanda kita memilih untuk mendukung post yang ada

Nah, terkait postingan, saya melihat postingan teman2 saya yg kebetulan dia juga ikut tergabung di dalam komunitas sangat jarang sekali utk mendapatkan upvote setelah dia share link ke grup,,

Karena menurut saya dan bbrpa teman saya lainnya tulisan/postingan dia sajikan di steemit, lumayan bagus, akan ttpi sangat jarang mendapat setuhan upvote org2 didalam komunitas tsbt apalagi utk membuka link yg dibagikan di grup atau lainnya, apakah utk mnptkan upvote itu hanya didapatkan dilingkungan org2 yg bs dibilang sangat dekat, sering ngopi,sering ketemu 24 jam, dll?

Jangan di flag ya bg, hehehe

Saleum,
@andrimunazir

Hahahaahahaha
Belum pernah abang flag steemian lain, malah abang yang sudah tiga kali di flag padahal tidak kenal. Dalam komunitas kripto ada istilah subjective contributions atau subjective proof of work dan ada istilah objective contributions tau objective proof of work. Di komunitas kripto lainnya selain Steem, misalnya bitcoin itu dasarnya objective contributions. Artinya bayaran sesuai dengan pekerjaan menambang.

Nah, di Steem lebih ke subjective contributions. Ini artinya, penilaian orang terhadap post kita ya subjective, bisa jadi saya suka pada post mu, bisa jadi juga tidak suka, meski ada yang lain malah menilai postmu sudah bagus. Yang namanya subjective contribution juga terkadang orang ingin memberi upvote pada sesama rekannya yang seniman, yang lain malah lebih suka memberi upvote pada rekannya yang membuat post tutorial.

Apa yang terjadi dengan subjective contributions, orang-orang akan membangun komunitas yang nyaman, membangun kedekatan, sehingga tanpa mesti diminta upvote pun akan tergerak hatinya untuk memberi dukungan. Inilah nilai kurang lebih dari kripto yang menganut subjective contribution. Untuk itu, meski yang terjadi adalah subjective contributins maka buatlah orang yang menekan tombol upvotenya untuk post kita bangga sebab post kita tidak dibuat dengan asal-asalan.

Ini ya, jawaban abang, jika ada jawaban yang lebih bagus maka abang akan berpindah pada jawaban yang lebih bagus. Terimakasih sudah berdiskusi, keren!

Iya bg terima kasih juga..

Tapi realita skrg saya melihat seperti itu trkait dengan upvote, saya berpikir apakah krna sering ddk ngopi, ktmu, atau reply komentar, apalah lainnya hahahah

saya juga menilai postingan saya mash sangat kurang dalam menulis di steemit dn harus banyak belajar lagi, blm paham betul ttg crypto dan sebagainya.. Krn bs dibilang 80% saya otodidak belajar di steemit selebinya bertanya sama kwn dekat hehe

Apa yang terjadi pada dirimu juga pernah ab alami dulu. Dan, setelah paham yang namanya subjective proof of work di Steemit maka ab ubah sudut pandang bahwa di Steemit ini ada sisi bisnis kontennya. Maka, mulailah berpikir dalam kerangka manajemen bisnis.

Bagi yang tidak punya modal (investor) maka saya mesti berkerja keras menghadirkan post yang lebih baik, plus membangun relasi dengan sesama kreator konten. Yang namanya membangun relasi itu, dalam kontek Aceh ya salah satunya dengan minum kopi bersama, kadang hadir dalam kenduri bersama, kadang ambil bagian dalam kegiatan bersama. Cara ini bisa jadi berbeda dengan cara di luar Aceh, apalagi di luar negeri. DI sana ndak boleh lama-lama duduk di warung kopi hehe. Tapi, apapun pilihan itu, jalan mesti kita buat sendiri. Tidak bisa seperti yang abang gambarkan, bangun komunikasi dan interaksi dengan yang sepakat dan sepemahaman dengan kita, cari koneksi dengan rekan-rekan di luar negeri jika bisa bahasa inggris, bergaullah dengan mereka melalui discord dan lainnya.

iyaa saat ini saya sedang berusaha mendekati tmena2 di luar negeri di discord,,

terima kasih atas pencerahannya....saya rasa bg @rismanrachman cocok jadi kurator, rata2 postingan di komentar ab, ab berusaha reply semua.. jadi semua stemian tercerahkan heheh.. terima kasih bg

Sama-sama dek, cari jalan terbaik yang lebih dekat dengan sudut pandang kita, tempuh secara sungguh-sungguh. Doa abang semoga berhasil. Aminnn

siap bang. semoga kita sukses di steemit ini . Aaaminn

Bagus bg. Cuma saya masih bingung bg, sebab saya baru pengguna steemit bg. Mohon arahannya bg.
Terkait artikel abg, sya berfikir bahwa steemit merupakan wadah untuk menunjukan sebuah kualitas dari postingan. Bukan hanya sekadar karena ada grup, lalu di jadikan ajang untuk saling vote. Tapi lebih dari itu.
I hope direction from you

Dulu, waktu abang masih baru, yang paling banyak abang lakukan adalah membaca dan membaca terkait semua tentang Steem dan Steemit. Bila tidak tahu, abang bersedia belajar dari steemian, meski steemian itu lebih muda dari abang. Bertanya secara langsung lebih enak dan lebih mungkin kita gali lebih dalam lagi. Mungkin, dirimu bisa melakukan hal yang sama dengan apa yang pernah ab jalani. Keep spirit ya.

Oke bg..
Terima kasih..
Mohon juga arahan dan rekomendasi yang bisa menambah pengetahuan tentang stemit bg..

Jadi sebenernya boleh ga bang@rismanrachman kl kita self voting sendiri?trus kl kaya buy vote saya ga ngerti bang..caranya gimana2,kadang patah arang juga bikin postingan yg ngevote sedikit,padahal udah rajin ngevote sm komenin orang,apa salahku ya bang?????😭😄

Menurut abang ni ya:
Self vote untuk steemian baru boleh saja. Tapi, bagi steemian yang Steem Powernya sudah banyak, sebaiknya tidak melakukan self vote. Atau, jika pun melakukan self vote tidak seratus persen, tapi 40 persen, lalu ke orang lain, khususnya untuk steemian baru di bari 15 persen untuk 4 orang. Bagi yang menolak u melakukan self vote, mereka yang SP nya besar dan melakukan self vote seperti mengambil seluruh hak karyawannya. Nah, para karyawannya pasti akan lari pada waktunya. Ini pandangan orang.

Abang sendiri, dulu juga sesekali melakukan self vote, dan kini sudah berhenti. Dengan Steem Power Abang yang sudah lumayan dikit ini, Abang bisa mengambil reward dari Reward Pool dan itu bisa abang distribusikan kepada steemian lain, khususnya untuk yang masih baru.

Buy vote itu kita mengirim SBD atau Steem ke Steemian lain yang SP-nya lebih besar dan menyertakan link post. Atau, sekarang ada banyak bot yang menerima buy vote. Sejauh ini belum ada larangan. Buktinya ada banyak project bot untuk itu, coba baca lagi dengan teliti post abang dan di sana ada gambar dan link menjuí buy vote. Mau atau tidak sepenuhnya tergantung pada pertimbangan kita sendiri. Abang juga pingin beli tapi belum tahu laba ruginya hahaha. Dulu pernah coba beberpa kali, dan sekarang belum pernah mencoba lagi.

Justru itu bang saya ga ngerti,makanya kadang kl liat post orng lain ko votenya gd2,pas dilihat ya ky gitu buy vote,,sy mo begitu tapi ga bisa ga ad yg ngajarin,maklum bang,sy di cikarang cm berdua aj sm @maryamalda...sm2 ga ngerti dah...

Ok deh bang trima kasih sy bc2 dl aja ya..

aku mau tanya kenapa teman teman di steemit pada tak open kita ap kita yang masih kecil ini tidak termasuk kawan nya heheheheh

Hahahaaha udah tanya sama kawan-kawan yang bisa dijumpai langsung? Hai, kenapa ke tak open aku di steemit hahahaha.

Sanny, di steemit ini beda sangat dengan di facebook dan twitter khususnya. Di dua media sosial ini mereka punya algoritma yang memungkinkan kita dihantar konten yang ditulis orang lain, sehingga kita yang tidak tahu menjadi tahu ada post dari teman-teman kita.

Kenapa awak fb dan twitter memanjakan kita? Itu karena kita adalah konsumen dari mereka, jika kita aktif di media mereka maka mereka akan masuk duit. Makin aktif maka makin mengalir duit ke mereka. Jadi, pantas dimanjakan, termasuk mereka memberi tahu kita ada status baru, ada status lama yang belum kita baca seperti di twitter.

Nah, di steemit ini kita berkerja, menjadi kreator konten. Semua kreator konten di sini harus berkerja keras menghasilkan produk berkualitas, tidak hanya produk berkualitas tapi juga membangun relasi, membangun jaringan, membangun hubungan, dan ini tantangan bagi semua kreator konten untuk bagaimana menghasilkan produk plus membangun jaringan. Jika kita belum dapat refleksilah, periksa apa yang mesti diperbaiki lagi pada produknya dan apa yang mesti diperbaiki lagi pada usaha membangun relasi bisnis kontennya.

Poin ini menarik..

Ini sesat pikir keenam. Belum ada larangan untuk buy vote.

kita tahu bahwa mereka pemilik modal, menginveskan uangnya untuk larut dalam bisnis bot upvote.. he

bisa jadi juga, tapi saya belum mempelajarinya.

Menurut pandangan saya bang, sebenarnya 6 logic ini terhubung secara nyata ke kami para steemians pemula. bagi kami steemians pemula kami memang akan terasa menyesal ketika melihat konten yang di posting tak kunjung mendapatkan upvote (reward).
Berkomunitas bagi saya pun terasa susah karena tak kunjung menemukan secercah harapan.
Tetapi setelah saya pelajari sedikit demi sedikit platform steemit ini saya jadi banyak belajar bahwa steemit bukan menginginkan kita membuat postingan menurut kuantitas akan tetapi kualitas.

Terima kasih atas pencerahannya bang. Mohon maaf telah lancang memberikan argumentasi bang

Salam saya steemit asal banda aceh @herdi.steemit

Terima kasih bang
Setelah saya baca saya jadi paham dan sepertinya kami dituntut untuk berkreasi dalam mengepakkan sayap kami sendiri dalam platform steemit ini.

Sampaikan saja pandangannya dengan bebas. Platform Steemit menghargai percakapan dan karena itu jangan ragu untuk menyampaikan, jika berbedakan tidak masalah.

ayo kemari duduk-dukuk di polem sambil bertukar pengalaman.

Siap bang @rismanrachman

Salam kenal saya bang:) @herdi.steemit

Ya dek, salam kenal juga

Mohon maaf bang @rismanrachman
Saya telah berusaha mencari warkop polem akan tetapi tidak saya temukan. Kita tidak ditakdirkan untuk bertemu. Mungkin lain kali akan bertemu

Posisi warung polem ada di gampong pineung. Lewat mesjid dikit. Ya lain kali saja.

Baik bang @rismanrachman
Besok malam akan saya usahakan bang

Saya mau curhat boleh ya bang? Jangan di flag hahaha

Sebelum saya bermain di Steemit, saya aktif di Google Adsense, blog dan Youtube. Saat itu, dikomunitas kami, muncul sebuah sugesti dari kawan-kawan

meunyo rutin neu posting/upload, lam watee 3 buleun pasti na hasil droen

Sugesti ini terbawa hingga saya bermain Steemit. Kemudian soal postinglah apa yang menarik sehingga bisa mendapat pengunjung . Di Blog dan Youtube kami mengenal istilah keyword. Jika ingin cepat mendapat kunjungan, maka postinglah apa yang sedang trending, namun jikalau ini dilakukan di Steemit bisa jadi kita akan bosan, dan ujung-ujungnya akan malas membuat postingan. Di blog dan youtube, kami kadang juga mengejar klik iklan oleh orang Amerika. Maka kami menargetkan blog ke mereka, misalnya membeli domain yg berujung .us kemudian mensubmit artikel di Bing. Ini sangat sama dengan strategi membangun relasi di steemit. Mencari orang-orang yang sama passion dengan kita. Jika kita perlu vote besar, carilah orang yang sama passionnya dengan kita dan memiliki Steem Power besar. Dan saya rasa di Steemit lebih mudah mencarinya dibandingkan dengan di blog atau youtube. Yang sangat penting adalah kesabaran dan ketekunan serta konsistensi dalam menghadirkan konten.

Kemudian. Bersilaturrahmi dengan cara minum kopi itu bagian dari usaha juga saya rasa. Menilik pertanyaan bang @andrimunazir (salam kenal bang). Seorang kawan saya (Steemian) pernah pergi ke Banda Aceh seminggu sekali dari Sigli hanya untuk minum kopi dan belajar Steemit kepada kawan-kawan di Banda Aceh. Dia tidak meminta vote dari mereka dan murni ingin belajar. Atas usaha dia, menghabiskan waktu dan uang. Dia mendapat pencerahan sehingga bisa bertahan di steemit. Vote? Jelas dia mendapat vote. Dari siapa saja yang kenal dia. Inilah perlunya membranding diri dan akun dengan postingan yg menarik (menarik menurut orang lain, bukan menurut kita sendiri)

Nah, terjawab sudah, bahwa konsep monetisasi di steemit jauh lebih mudah dibanding dengan konsep monetisasi di media lain, termasuk di blog non steemit.

Inilah mengapa dalam skema SMTs, Steemit dijadikan model web masa depan yang mengajak semua pelaku bisnis konten berbasis internet u mengintegrasikan dengan SMTs tanpa harus lagi menjadi ahli kripto.

Panjang lagi penjelasannya, nanti pas ketemu kita bisa saling sharing u belajar ya. Ab akan ungkap tuntas mengapa kita perlu terus bertahan di Steemit. Juga akan ab uraikan secara gamblang perbedaan steemit dengan media fb dan twitter dari sisi pemanjaan dan kerjakerasnya. Skrg istirahatlah, beri hak badan u jeda.

Iya. semoga nanti diskusi kita melahirkan sebuah postingan yang mencerahkan sebagaimana Renainsans yang terjadi di Eropa

Main youtube lagi kita @akbarrafs ? Hahaha tinggal tentukan niche. Wkwkwk biasanya model dBrazz cepat tuh wkwkwkw

hahaha..itu salah satu trik untuk cepat dapat banyak suscriber

Sebuah postingan yang sangat berguna bagi kami sebagai pemula dalam mengelola platform steemini ini... Terima kasih Bg @rismanrachman atas arahannya... Bimbingan sangat kami butuhkan dari abang @rismanrachman..

Sudah saya baca ya???

vote vote haha

Ini dia sesat pikir ke-7, hehe.

Pu na di banda aceh?

Hana. Watee di Bna, lon hubungi. Tapi sang watee pree. Polem oh Polem!

Mantap bang khazanahnya.

Tetapi bang ya, sangat sulit untuk memdapatkan upvote bagi pemula, bahkan postingan tidak pernah ada yang memberikan kritikan , padahal kritikan akan sangat membantu bang ya.

Coba periksa post awal-awal di blog abang.