My Ide Cegah HIV AIDS : Setiap RSUD di Aceh Harus Mempunyai Klinik VCT Profisional
dr. H. Zulfikri, SKM, saat menyampaikan materi pada acara workshop Pemetaan HIV AIDS Aceh Timur (Foto @ilyasismail)
Pagi tadi saya mewakili Ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Kabupaten Aceh Timur, berkesempatan mengikuti Workshop Pemetaan HIV AIDS Populasi Kunci Dinas Kesehatan Aceh Timur di Aula Rumah Sakit Graha Bunda Idi Rayeuk, Kabupaten Aceh Timur, Aceh, Indonesia. Acara tersebut di pandu oleh dua narasumber, yaitu dr. H. Zulfikri yang juga saat ini menjabat sebagai Sekretaris Dinas Kesehatan Aceh Timur, dan Taufik Sandra, SKM, M. Epid, beliau saat ini bertugas sebagai Kasi P2P Dinas Kesehatan Aceh Timur.
Taufik Sandra dalam pemaparannya mengatakan, bahwa HIV AIDS di Aceh dewasa ini dalam wilayah Kabupaten Aceh Timur mempunyai 11 Orang Dengan HIV AIDS (ODHA) sedangkan di seluruh Provinsi Aceh ada 600 ODHA dalam beberapa tahun terakhir. Artinya kasus HIV AIDS di Provinsi Aceh saat ini bagaikan fenomena gunung es yang harus segera ditagangi oleh semua pihak agar penyakit yang menyerang kekebalan tubuh itu tidak terjangkit kepada banyak orang.
Menurut dr. H. Zulfikri, SKM, yang disebut dengan fenomena gunung es adalah, seperti kita merujuk kepada kondisi penampakan puncak gunung es diatas permukaan air yang terlihat kecil dari bongkahan gunung es, padahal yang tidak terlihat dipermukaan air jauh lebih besar. Begitu juga halnya dengan ODHA HIV AIDS yang terditeksi saat ini hanya beberapa orang saja, namun yang tidak terditeksi kemungkinan lebih besar dari jumlah yang ada. Pada kesempatan itu, dr. H. Zulfikri menguraikan secara mendetil tentang cara-cara penularan penyakit yang menyerang imun sistem manusia itu.
“Seperti 11 kasus HIV AIDS yang terjadi dalam wilayah Aceh Timur, terditeksi pihak Dinas Kesehatan setempat, awalnya si suami yang terjangkit HIV AIDS saat merantau di luar Aceh atau di luar negeri, kemudian suami tersebut tidak tahu dirinya telah terinfeksi, lalu berhubungan badan dengan istrinya, dan secara otomatis istrinya juga terjangkit virus tersebut,” kata dr. H. Zulfikri.
Katanya ada beberapa kasus HIV AIDS yang demikian terjadi dari 11 ODHA yang terditeksi pihaknya di Aceh Timur. Bahkan ada juga ODHA yang bekerja sebagai supir, kemudian virus tersebut juga terjangkit kepada istrinya. Dr. H. Zulfikri menjelaskan bahwa masyarakat harus memahami dengan benar bagaimana cara penyebaran HIV AIDS, karena selama ini banyak pemahaman yang salah diketahui masyarakat tentang penyebaran HIV AIDS. Katanya, HIV itu ditularkan melalui darah, Air Susu Ibu (ASI), Mani dan cairan vagina wanita yang terkontak langsung dengan kulit yang luka, atau selaput lendir yang terbuka seperti vagina, mulut, hidung, lubang venis dan rektum.
“HIV sangat mudah ditularkan melalui hubungan sek, oral sek dan kontak antar darah, misalnya darah ODHA terkena luka orang yang bukan ODHA, melalui jarum suntik, melalui pisau cukur. Atau leat darah misalnya seorang yang menolong ODHA yang mengalami kecelakaan di jalan dengan tangan terbuka, sementara di tangan kita ada luka, maka darah ODHA yang kecelakaan akan terinveksi kepada si penolong. Ini juga perlu diwaspadai dan berhati-hati, termasuk petugas perawat rumah sakit, untuk selalu menggunakan sarung tangan saat menangani pasien yang berdarah,” kata dr. H. Zulfikri.
Pada acara workshop tersebut, kami sebagai peserta diberikan kesempatan untuk mengajukan pertanyaan dan saran kepada narasumber dan kepada Dinas Kesahatan tetang langkah-langkah yang tepat untuk antisipasi infeksi HIV AIDS. Seorang peserta dari Kemetrian Agama Kabupaten Aceh Timur, Ibnu Abbas, S.Sos.I pada menyarankan, agar setiap pasangan yang menikah di Aceh Timur harus terlebih dahulu melakukan tes HIV AIDS dan Tes Bebas Narkoba. “Ini sangat penting, untuk mencegah agar HIV AIDS tidak semakin melebar. Dan aturan ini harus dijadikan sebagai peraturan daerah di Aceh Timur,” kata Ibnu Abbas.
workshop Pemetaan HIV AIDS Aceh Timur (Foto @ilyasismail)
Penulis sendiri sebagai peserta pada workshop tersebut menyarankan kepada Pemerintah Aceh umumnya dan Pemerintah Aceh Timur khususnya untuk meningkatkan pelayanan klinik Voluntary Counselling and Testing (VCT) HIV-AIDS pada setiap Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) di setiap Kabupaten/ Kota di Aceh. Dalam hal ini Pemerintah Daerah harus menganggarkan anggaran khusus untuk operasional klinik VCT tersebut, agar Klinik VCT berjalan dengan profisional di seluruh RSUD di Aceh.
Karena menurut penulis layanan VCT tersebut sangat berfungsi membantu pencegahan, perawatan dan pengobatan bagi Orang Dengan HIV AIDS (ODHA). Jika kita melihat di negara-negara yang sedang berkembang dengan klinik VCT dapat mengurangi penularan HIV. Bahkan organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah membuat dan meluncurkan panduan VCT untuk menditeksi dan menangani penyebaran HIV AIDS.
Dalam sesi pertanyaan pada kesempatan itu, penulis dengan tegas juga meminta pihak Dinas Kesehatan Aceh Timur untuk segera mengaktifkan VCT di RSUD dr. Zubir Mahmud Idi, dan pihak RSUD juga harus memberikan satu ruangan khusus untuk klinik VCT yang di dalamnya terdiri dari dokter ahli dan para Psikolog, apabila perlu libatkan para ulama atau MPU di dalamnya. Peran Pemerintah daerah membuat Qanun dan mengucurkan anggaran APBK untuk Klinik tersebut, dengan anggaran tersebut VCT dapat bekerja secara maksimal menditeksi dan menangani ODHA yang melaporkan dirinya secara sukarela, atau VCT dapat melakukan sosialisasi tetang bahaya HIV AIDS kepada orang banyak dengan memanfaatkan sarana pemerintah atau media cetak, dan media online.
Acara Workshop Pemetaan HIV AIDS Populasi Kunci Dinas Kesehatan Aceh Timur, dibuka oleh Asiten III Sekdakab Aceh Timur, Ir. H. Usman A Rahman, dan dihadiri oleh sejumlah Kepala Dinas, Muspika beberapa kecamatan, Kepala Dinas Kesehatan Aceh Timur, Unsur MPU Aceh Timur Tgk. H. Azhar BTM, dan dari Kepolisian Polres Aceh Timur. Jangan Tunda Bahagia, Berbahagialah Senantiasa dan Bersyukurlah.
By: @ilyasismail
Posted from my blog with SteemPress : http://ilyasismail.com/my-ide-cegah-hiv-aids-setiap-rsud-di-aceh-harus-mempunyai-klinik-vct-profisional/
Hi @ilyasismail, I'm @checky ! While checking the mentions made in this post I noticed that @ilyasismai doesn't exist on Steem. Did you mean to write @ilyasismail ?
If you found this comment useful, consider upvoting it to help keep this bot running. You can see a list of all available commands by replying with
!help
.Luar biasa brother @ilyasismail... Lanjutkan perjuangan di steemit...
semangat
Komen mantong bereh adoe,