Resensi Film: The Girl with the Dragon Tattoo (2011)
I thought it was going to be another blow job, which is disgusting enough. But I misjudged just how sick you are. Okay, here's what is going to happen.
(And … BOOOM)
Satu lagi film memukau yang diangkat dari novel bestseller dengan judul yang sama. The Girl with the Dragon Tattoo merupakan seri pertama dari novel trilogi Millennium yang dibuat oleh Stieg Larsson dari Swedia. Rangkaian dari novel-novel tersebut adalah The Girl with the Dragon Tattoo (2005), dilanjutkan The Girl Who Played with Fire (2006) dan diakhiri The Girl Who Kicked the Hornets' Nest (2007). Menariknya, ketiga novel tersebut telah diadaptasi ke layar lebar Swedia yang kesemuanya rilis pada tahun yang sama 2009 dan hanya berbeda pada bulan saja. Seri pertama disutradarai oleh Niels Arden Oplev dan sisanya dipegang Daniel Alfredson.
Jadi bisa dianggap selain adapatasi dari novel, film ini juga merupakan versi remake Hollywood dan selisih keduanya hanya dua tahun. Hal ini tentunya akan menjadi sebuah tantangan untuk menyajikannya lebih bagus dari versi terdahulu. Dan beruntung film ini berada di tangan yang tepat yaitu David Fincher yang pernah dua kali masuk nominasi Oscar melalui karyanya The Curious Case of Benjamin Button (2008) dan The Social Network (2010). Selain dua karya tersebut, ada juga karya lainnya yang tak kalah menarik berbau film thriller lainnya seperti Se7en (1995), Zodiac (2007), dan Gone Girl (2014). Keputusan memberikan kursi sutrada kepada Fincher sangatlah tepat jika melihat track record sutrada tentang film-film thriller. Terbukti film ini berhasil menyabet piala Oscar sebagai Best Achievement in Film Editing.
Berangkat dari seorang jurnalis bernama Mikael Blomkvist (Daniel Craig) yang mengalami kekalahan dalam pengadilan menghadapi milyuner Wennerstrom dalam kasus pencemaran nama baik terhadap Hans-Erik Wennerstrom. Hukuman yang diterima yaitu membayar denda sebanyak 600.000 krona Swedia. Blomkvist terpuruk secara pribadi dan berimbas juga terhadap mejalah tempat dia bekerja Millennium. Kemudian Dirc Frode (Steven Berkoff) sebagai pengacara Henrik Vanger (Christopher Plummer) datang menawarkan win-win solution kepada Blomkvist.
Henrik Vanger yang merupakan mantan CEO perusahaan keluarga, “Vanger Industries” memberikan tugas resmi untuk membantu menulis riwayat hidup keluarga Vanger. Namun Henrik menekankan bahwa tugas sebetulnya adalah memecahkan sebuah misteri 40 tahun lalu menghilangnya keponakan kesayangannya Harriet Vanger. Harriet seorang gadis yang cantik dan cemerlang itu menghilang dan selama 40 tahun tanpa pernah ditemukan mayatnya dan selalu mengalami kebuntuan dalam seiap investigasi. Sebagai upah, Henrik menawarkan banyak hal pada Blomkvist yang salah satunya tentang kasusnya menghadapi Hans-Erik Wennerstrom.
Dalam menghadapi investigasi yang semakin rumit, Henrik kemudian bekerja sama dengan Lisbeth Salander (Rooney Mara), seorang cewek punk, punya sifat asosial dan memiliki keahlain sebagai peretas. Sebelumnya Salander sudah pernah bekerja untuk keluarga Vanger untuk menyelidiki pribadi Henrik yang kemudian dipekerjakan pada investigasi Harriet.
Film The Girl with the Dragon Tattoo sangt layak ditonton khususnya pencinta film thriller. Dengan alur yang mudah diikuti dan membawa penonton untuk berpikir menyelesaikan kasus misteri ini.
Posted from my blog with SteemPress : http://isaideureka.xyz/?p=30