Manusia: Menjalani hidup dengan bersyukur

in #steempress6 years ago (edited)
Manusia merupakan ciptaan Sang Pencipta yang sempurna dibumi ini. Seluk beluk dan roda kehidupan manusia, Sang Pencipta sudah merekam jejak kehidupan manusia itu dari awal sampai akhir (meninggal). Ada hal-hal yang manusia tidak tahu apa yang Allah menulis "skenario" sebelum manusia itu diciptakan, misalnya kapan seorang manusia mati, kapan manusia mendapat rezeki (miskin atau kaya) dan lainnya. Hakikat manusia terhadap sang pencipta yang paling utama adalah hanya untuk menyembah-Nya. Apapun resiko atau apapun keadaan kehidupannya, manusia itu harus menyembah-Nya sebagai wujud seorang hamba. Firman Allah:
وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنْسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ
"Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepada-Ku." (QS. Az-Zariyat 51: Ayat 56)
Dari dalil diatas, jelas menerangkan bahwa salah satu kewajiban manusia hanya menyembah-Nya dalam keadaan apapun. Tidak perlu gelisah, resah atau susah dengan keadaan yang sedang dialami, pada Allah-lah manusa berserah diri dan bergantung. Konsep bersyukur perlu ditanam dalam diri manusia sehingga kekufuran tidak selalu menghantuinya. Bersyukur atas segala nikmat yang telah diberikan oleh Allah merupakan modal utama menuju manusia sukses dunia akhirat.

Ilustrasi
Kehidupan seseorang manusia sebagaimana telah disebutkan bahwa Allah Maha Kuasa terhadap apa yang telah diciptakan. Manusia hanya menjalani hasil skenario yang Allah cetak di blue print, yang manusia itu tidak tahu isi didalam skenario itu. Percaya atau tidak, Allah Maha Adil dan Bijak terhadap hamba-Nya atas apa yang telah dilakukan manusia. Dalam dunia ini kita lihat, sebagian manusia merasa tidak puas atau sering menyia-nyiakan hidup dalam hal yang tidak berguna dan akhir sebuah perjalanan hidup manusia sering menyalahkan nasib (dalam artikata) Tuhan sang pencipta yang disalahkan. Sesungguhnya Allah Maha Adil dan Kaya, karena setiap perbuatan bernilai baik akan dibalas dengan pahala walaupun perbuatan itu sebesar Zarrah. Firman-Nya:
إِنَّ اللَّهَ لَا يَظْلِمُ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ ۖ وَإِنْ تَكُ حَسَنَةً يُضَاعِفْهَا وَيُؤْتِ مِنْ لَدُنْهُ أَجْرًا عَظِيمًا
Artinya: Sesungguhnya Allah tidak menganiaya seseorang walaupun sebesar zarrah, dan jika ada kebajikan sebesar zarrah, niscaya Allah akan melipat gandakannya dan memberikan dari sisi-Nya pahala yang besar. (Q.S. An-Nisa 4: Ayat 40)

Ilustrasi Kehidupan
Sederhananya, manusia dapat menikmati hidup dengan indah jika dalam dirinya selalu bersyukur apa yang telah diberikan dan menjauhi dari sifat ria, sombong ataupun angkuh. Miskin dan Kaya, Cantik/Tampan dan Jelek di mata Allah adalah sama, hanya yang membedakan ketaqwaan pada sang Pencipta. Dalam menjalani hidup dan beribadah padanya selalu dengan ketenangan merupakan cita-cita yang sangat mulia. Mengapa harus gelisah akan hidup tidak sempurna/normal, tidak ada alasan tidak cukup ini atau tidak cukup itu atau pun tidak bisa ini atau itu. Bagi Allah tidak ada kata atau alasan apapun untuk menjalankan segala perintah-Nya.
Kita berusaha dengan segenap kemampuan yang diberikan Allah, cita-cita atau hasrat memang diperlukan manusia untuk merubah nasibnya. Nilai syukur apa yang telah didapat menjadi barometer manusia dekat dengan Allah. Pekerjaan kita mulai dari petani, pegawai, atau pengusaha semuanya diperlukan ketabahan dalam berusaha yang berwujud ketaatan pada hamba-Nya. Semua itu ada nilai dimata Allah apalagi yang kita lakukan demi menafkahi keluarga tercinta dan bersedekah dijalan Allah semampu manusia. Ibnu Qayyim mengatakan:
الشكر ظهور أثر نعمة الله على لسان عبده: ثناء واعترافا، وعلى قلبه شهودا ومحبة، وعلى جوارحه انقيادا وطاعة
Syukur datangnya nikmat dari Allah; melalui lisan, yaitu selalu mengucapkan berupa pujian dengan bahwa sadar diri telah diberi nikmat; Dengan Hati, berupa kesaksian dan kecintaannya pada Allah; Anggota badan, selalu patuh dan taat pada Allah. (Ibn Qayyim al-Jauziyah, Tahdzîb Madârij al-sâlikîn oleh Abdul Mun`im al`Izzî, hal. 348)
Akhirnya...... Manusia akan hidup indah dan damai jika diiringi nilai-nilai syukur. Wallahul 'alam
Wassalam
Referensi:
3. Al-Quranul Karim.



Posted from my blog with SteemPress : http://muntadhar.web.id/manusia-menjalani-hidup-dengan-bersyukur/