Sirih dan Peumulia Jame
Pagelaran seni dan budaya terbesar di Aceh pada Pekan Kebudayaan Aceh (PKA) Ke VIII di Banda Aceh yang berlangsung dari 5 hingga 15 Agustus 2018 mendatang, kategori menghias atau menyusun ranup (sirih_red) menjadi salah satu nomor yang diperlombakan di event 5 tahunan ini.
Berbagai teknik dan kreatifitas peserta dari 23 kabupaten dan kota dari seluruh Aceh dalam menghias ranup membuat banyak orang terkagum-kagum. Lomba Suson Ranup ini berlangsung di Museum Rumoh Aceh, Kamis, 9 Agustus 2018 kemarin. Penilaian yang dinilai oleh dewan juri adalah dari segi keindahan, kesulitan serta refleksi dari bentuk susunan ranup yang dibuat oleh peserta.
Masyarakat Aceh memang sangat memuliakan tamu dan memperlakukannya dengan amat sangat baik, entah itu tamu yang berkunjung ke rumah, tamu menghadiri sebuah acara dan lain sebagainya. Memuliakan tamu yang sering dikenal masayarakat di Aceh dengan sebutan ‘Peumulia Jamee’ ini juga sangat identik dengan ranup atau sirih.
Foto: Zamzami Ali
Bagi masyarakat Aceh pada tempo dulu, ranup merupakan salah satu makanan yang disuguhkan kepada tamu yang datang. Tidak heran memang, bahkan Christine Hakim yang membintangi film Tjoet Nyak Dhien, juga beberapa kali terlihat mengunyah sirih di adegan film yang mengisahkan tentang srikandi pemberani dari Aceh yang namanya saat ini telah masuk kedalam jajaran Pahlawan Nasional itu.
Bagi tamu kehormatan atau tamu penting yang datang, tarian tradisional juga sering disuguhkan dengan memasukkan unsur ranup kedalam tarian yang dikenal dengan nama Tari Ranup Lam Puan. Tarian tradisional Aceh ini juga menjadi tarian yang wajib disuguhkan saat prosesi Preh Linto Baro, yaitu acara saat pengantin laki-laki bertandang ke rumah Darabaro (pengantin perempuan).
Tarian Ranup Lam Puan. Foto: Zamzami Ali
Tarian ini dimainkan oleh beberapa atau sekumpulan perempuan, sembari memadukan gerakan menyiapkan sirih, pinang muda dan kapur. Sirih yang telah siap, nanti akan disuguhkan kepada tamu yang hadir. Biasanya, tamu-tamu akan mengambil sirih dari dalam puan (tempat) dan menggantinya dengan memasukkan uang kedalam tempat yang berisi sirih tadi.
Sirih juga terbagi menjadi dua macam. Ada sirih biasa dan ada juga sirih yang rasanya sedikit manis. Jika anda sama sekali belum terbiasa mengunyah sirih, maka sirih manis lah yang harus anda coba. Jika anda mencoba sirih biasa, maka bisa dipastikan anda akan langsung memaksanya keluar dari mulut anda karena rasanya sungguh tidak enak. Sirih manis biasanya dibungkus dengan daun sirih yang berwarna hijau gelap sedangkan sirih biasa terbungkus dengan daun sirih yang berwarna hijau muda.
Foto: Zamzami Ali
Oh iya, hati-hati juga jika anda ingin mencoba sirih. Baik itu sirih biasa maupun sirih manis, jika kandungan kapurnya berlebihan maka bisa dipastikan anda akan merasa pusing dan sempoyongan. Tidak jarang, ada juga yang muntah karenanya. Tetapi, baik itu sirih biasa maupun sirih manis, sama-sama enak kok dan layak untuk anda coba.
Posted from my blog with SteemPress : https://acehpungo.com/sirih-dan-peumulia-jame/
Bereih bang @zamzamiali, na tom neu baca bahwa ranup nyan awai mula jih kebiasaan ureung hindustan, india 😂 dan di Nusantara Indonesia nyou, ranup karap rata ujong keu ujong.. TAPI.. cuma di Aceh nyang na tari Ranup Lam Puan 😉 adat peumulia jamee ngon ranup pih cuma na bak tanyou dan sebagian Sumatra. Miseu papua, pineung mantong.
Kop hayeu memang Aceh nyou.. lomba suson ranup hana bak gob👍👍👍mantap postingan droun
Alhamdulillah, terima kasih @cicisaja atas komentar positif droneuh. Semoga budaya dan adat Aceh terus memiliki gaung agar tidak punah ditelan masa. Amin...
Aamiin.. yg paling penteng, yg bagi haba bak steemit beutoi dan hayeu ta baca dan kalon foto. Jadi ureung pih berminat di jak u gampong tanyou.
Insya Allah yg tanyo bagi sabe2 atra beutoi supaya berguna keu ureung rame kak.. Na pahala chit ret nan meu bacut.. Hehehe..