GENGSI BIKIN MISKIN
Bukan karena minimnya lapangan pekerjaan yang membuat orang miskin, tapi jiwa 'gengsi' yang menyebabkan pengangguran dimana-mana.
وَمَا مِن دَابَّةٍ فِي الْأَرْضِ إِلَّا عَلَى اللَّهِ رِزْقُهَا
“…… dan tidak satu pun makhluk bergerak di bumi melainkan dijamin Allah rezekinya” (Surah Hud, ayat 6).
Ketika manusia di selimuti rasa gengsi yang begitu besar, maka ia akan enggan melakukan apapun yang menurutnya dapat menyebabkan ianya malu dan seakan menghilangkan harga dirinya.
Seseorang yang tamatan Sarjana, lalu ia merasa sangat layak untuk bekerja di sebuah kantor dengan seragam yang rapi dan jika belum di terima di kantor mana pun, maka ia tidak mau bekerja selain itu, dan itulah yang dinamakan gengsi. Akibatnya apa?
Ia rela masuk kategori pengangguran yang kemudian membebankan negara.
Saya teringat teman saya ketika kuliah di FKIP Unsyiah yang kini menjadi dosen di salah satu Perguruan Tinggi swasta di Aceh. Saat kuliah dulu, sebagian waktunya di sore hari diisi denga kegiatan menjadi tukang parkir di jalan Panglima Polem, depan sebuah bank Swasta. Saya sering bertemu dengannya saat mampir menjenguk ATM yang kosong heee...
Teman saya ini gak peduli dengan anggapan orang terhadap pekerjaannya, yang ia paham bahwa dari pekerjaannya itu ia mendapat penghasilan dan dapat melanjutkan kuliah.
Ketika saya mengisi sebuah seminar tentang Seni Bekerja sekitar tahun 2013, kepada para audiens saya sampaikan bahwa jika ingin menjadi Pengusaha yang sukses, maka harus dimulai dari menjadi pekerja yang baik. Lalu bagaimana bisa mendapatkan pekerjaan?
Itu sangat mudah, untuk bekerja tidak perlu modal besar, tubuh kita adalah modal. Saya beri contoh seorang penjaga parkir, apa modalnya? Ya sempritan! Namun ada juga tukang parkir yang tak pakai sempritan, dia hanya mengandalkan tubuh dan vokalnya "terus...terus... Kanan... Kanan... Oke!" Begitulah kira-kira. Tahukah berapa pendapatan tukang parkir? Bisa mengalahkan gaji PNS golongan III A.
Jika setiap manusia menginginkan pekerjaan yang layak diawal karirnya, apalagi jika ia lulusan sarjana, magister atau doktoral, maka itu sebuah kemustahilan. Jabatan Direktur hanya satu orang, namun jabatan tukang sapu dan bersih-bersih yang nama kerennya office boy itu peluang nya banyak.
Mulailah dari bawah, lalu bersaing hingga posisi atas.
Houtman Zainal Arifin, mantan Vice President city bank adalah bukti. Seoranh yang mengawali karir sebagai Office Boy, menjadi pekerja yang baik hingga ia layak pensiun sebagai vice president.
Saya bagamana?
Oh ya, saya adalah anak kota Langsa, yang besar di pajak (pasar) ikan, bermain di panglong kayi. Belajar berdagang dari kakek yang dimulai dari dagang jeruk nipis di pajak ikan kota langsa.
Bagi saya, gengsi itu sudah lama saya coret dalam kamus kehidupan. Saya gak perduli dengan anggapan orang tentang pekerjaan saya selama halal. Saya siap melakukan apa saja, termasuk berjualan kolang kaling. Gak perduli dengan latar pendidikan Magister, atau jabatan sebagai seorang dosen yang hanya punya satu sepatu kulit yang sudah berumur, atau sebagai Caleg DPRA. Karena saya tidak mau menjadi pengangur karena GENGSI.
Mungkin pemerintah Aceh perlu membuat kajian dan metode untuk mencoret kata gengsi pada masyarakat Aceh terutama kalangan muda, sebagai langkah menurunkan jumlah pengangguran dan kemiskinan di Aceh.
Eehhh @el-nailul, Toke kolang kaling kembali posting.... Siapa duluan komentar, dapat yang merah saboih plok. Kalau vote berisi, dapat bonus sepatu!
Hahahaha... Wah dah 41 aja nih mbak cici...
Kalah sama petani dari Panton kita, dia berisi vote nya, biarpun reputasi beda tipis kali tinggi 😂. Ayo.. Balapan!
Aku lagi sibuk manjat pohon jok hahahaha
Iya pulak, nanti abeih urou raya dah sibuk pileh sepatu lom
Congratulations @afeed! You have received a personal award!
1 Year on Steemit
Click on the badge to view your Board of Honor.