Berkukuh Di Bawah Bayang- Bayang Do'a
Dalam ekspedisi hidup menjalani hari kita selalu melakukan perkara ini berulang kali. Maka tak heran jika Allah memang mengijabahkan doa yang kita lantunkan ini, mulai dari matahari menyingsing dari ufuk timur sampai kembali seperti semula lagi, kita mengucapkannya paling kurang 17 kali atau bahkan lebih.
Doa yang kita ucapkan ini berada pada rukun ketiga dari ibadah shalat yang selalu kita jalani, surat pembuka Al Qur'an. Yaitu Al-fatihah, doa ini termaktub pada ayat yang ke tujuh dan delapan
اِهْدِنَا الصِّرَا طَ الْمُسْتَقِيْمَ ۙ
صِرَاطَ الَّذِيْنَ اَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ ۙ غَيْرِ الْمَغْضُوْبِ عَلَيْهِمْ وَلَا الضَّآ لِّيْنَ
"Tunjukilah kami jalan yang lurus,"
"(yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepadanya; bukan (jalan) mereka yang dimurkai, dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat."
Di ayat ini kita bermunajat kepada Allah agar diberikan jalan hambaNya yang telah diberikan nikmat. Lalu sekarang apakah kita tahu jalan manakah itu? Sehingga Rabbu I'zzati memberikan nikmat terhadap mereka. Apakah semudah itu mendapat nikmat yang Allah janjikan?
Allah SWT menjelaskan jalan ini di ayat yang lain;
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:
وَمَنْ يُّطِعِ اللّٰهَ وَالرَّسُوْلَ فَاُولٰٓئِكَ مَعَ الَّذِيْنَ اَنْعَمَ اللّٰهُ عَلَيْهِمْ مِّنَ النَّبِيّٖنَ وَالصِّدِّيْقِيْنَ وَالشُّهَدَآءِ وَالصّٰلِحِيْنَ ۚ وَحَسُنَ اُولٰٓئِكَ رَفِيْقًا ۗ
"Dan barang siapa menaati Allah dan Rasul (Muhammad) maka mereka itu akan bersama-sama dengan orang yang diberikan nikmat oleh Allah, (yaitu) para nabi, para pencinta kebenaran, orang-orang yang mati syahid, dan orang-orang saleh. Mereka itulah teman yang sebaik-baiknya."
(QS. An-Nisa' 4: Ayat 69)
Sekarang mari kita simak sama-sama bagaimanakah jalan yang mereka tempuh para nabi, pecinta kebenaran, syahid dan orang shaleh untuk mendapatkan nikmat Allah, apakah semudah itu untuk mendapatkan nikmat Allah?
Mari kita lihat contahnya saja dari para nabi Ulul Azmi yang mendapatkan ribuan cobaan. Dimulai dari nabi Nuh as. yang berdakwah selama sembilan ratus tahun hanya diikuti segelintir manusia. Jalan nabi Musa as. yang diusir dari kampung halaman, diasingkan, dan hendak dibunuh. Jalan nabi Ibrahim yang mencari dalil kebenaran Tuhan, dan dibakar hidup hidup. Jalan nabi Isa yang dituduh sebagai anak zina, dilihat sebelah mata oleh umatnya bahkan sehingga mau dibunuh dengan cara disalib. Dan jalan nabi Muhammad Saw yang dipersekusi di mana saja tempat yang beliau pijaki, sehingga harus berhijrah ke Madinah.
Dan mari kita lihat jalan orang yang benar seperti Uwais Qarni yang dikatakan gila karena menggendong anak sapi naik turun bukit, sehingga dipandang sebelah mata dan hina. Jalan Abu Dujanah yang tidak bisa berlama-lama beribadah karena takut keluarganya mengambil kurma tetangga di seberang rumahnya, padahal keinginan hati untuk selalu beribadah amat kuat.
Dan mari kita tadabburkan jalan para syuhada yang harus siap menanggung beban kekasih hati terpisah dengan rasa rindu yang menggerogoti, terpisah dengan orang yang dikasihi yang membuat hati yang menunggu kedatangannya pulang berdebar-debar tiada henti menanti kepulangan para pejuang agama Allah, apakah pulang sebagai syahid atau Ghazi.
Dan mari kita lirik jalan orang shalih seperti Imran bin Husain ra. Yang menderita penyakit gangguan pencernaan sehingga tidak bisa bangun dari tempat tidurnya berbulan-bulan. Dan Urwah bin Zubair yang harus dipotong betisnya karena menderita sakit, tetapi mereka tetap sabar dan terus beribadah mengharap rahmat Allah.
Dan sekarang kita lihat jalan yang kita tempuh, apakah doa kita yang diucapkan paling kurang 17 kali dari senja kali ini hingga esok hari sudah dikabulkan? Bahagialah orang orang yang telah dikabulkan doanya. Dan bagaimanakah bagi kita yang merasakan jalan yang kita jalani belum jalan kebenaran? Apakah kita akan berada di titik itu saja?