Menolak Lamaran Pria Beristri: Tidak Semua Perempuan Gila Uang, Bung

in #story7 years ago (edited)

Saat aku baru saja diterima sebagai karyawan baru di perusahaan Swasta, aku seperti mendapat angin segar yang tak kudapatkan sebelumnya. Di perusahaan tempatku bekerja ini ada peraturan bahwa dilarang pacaran, apalagi suami istri sekantor. Hal ini kutanggapi sangat positif sebab di dunia kerja para karyawan dituntut untuk profesional.

Sebulan berlalu, tiap kali makan siang di kantor biasanya ada rekan kerjaku, sebut saja Bedul, yang suka menggodaku. Awalnya, kupikir ini candaan iseng saja lelaki tua yang barangkali kangen sama anaknya yang seusia denganku. Ia tidak menggoda laiknya pria hidung belang, yang terkadang frontal menjurus ke arah pelecehan seksual. Cara menggodanya sederhana saja, misalnya mengajakku makan siang bareng, tapi kutolak berkali-kali. Ngajakin shopping bareng dengan iming-iming mau bayarin, tapi kutolak juga berkali-kali.

pixabay.jpg
sumber: pixabay.com

Suatu ketika, aku diberi tugas oleh Pak Bos untuk menganalisis data penjualan mobil karena telah terjadi penunggakan pada beberapa konsumen dan datanya ada yang hilang pula. Tiba-tiba Pak Bedul masuk ke ruanganku, aku pun terkejut. Beliau bilang sih disuruh si Bos untuk menanyakan perkembangan lanjut atas kerjaanku. Aku pun tetap berpikir positif meski sedkitit was-was karena kami berada dalam satu ruangan yang sunyi. Kebetulan tim marketing sedang keluar jadi di kantor benar-benar sepi.

Aku menjawab sekenanya pertanyaan Pak Bedul yang duduk di hadapan mejaku. Tiba-tiba saja tangannya berpindah menggenggam jemariku, aku terkejut bukan main dan langsung dengan cepat menarik tanganku dari genggamannya. Sontak, aku langsung membuka pintu dan ke toilet.

Sambil berkaca, aku pun berpikir, apa yang sebenarnya diingankan lelaki tua itu dariku? Mengapa ia berani sekali memegang tanganku tiba-tiba? Sebelumnya ia tak pernah begitu. Apakah ia lelaki mata keranjang yang selama ini bersembunyi? Dengan memberanikan diri, aku pun kembali ke ruangan. Ternyata Pak Bedul yang telah memiliki dua istri itu masih menungguku di ruangan itu.

“Sial sekali. Mengapa ia tak pergi juga? Kalau ia berani macam-macam, aku akan teriak memanggil satpam atau bisa juga kutonjok langsung,” pikirku setengah ketakutan sembari berdoa agar lelaki ini lekas pergi. Sesungguhnya akhir-akhir ini tatapan matanya sungguh mengerikan. Tajam sekali seperti mata elang.

siti.jpg

Setelah Pak Bedul keluar dari ruanganku, aku merasa sangat lega. Namun yang semakin aneh, dia sangat rutin mengirimiku pesan singkat. Meski jarang kubalas, ia seringkali mengirimkan bom SMS dan itu sangat membuatku terganggu. Saat ia utarakan niatnya untuk melamarku melalui SMS, lalu aku dengan tegas menolaknya.

Lelaki itu sepertinya tak patah arang, keesokannya ia menemuiku di ruangan. Meski di luar ada rekan kantor yang lain, ia pandai saja menyuri-nyuri kesempatan. Kali itu ia lebih berani mengutarakannya secara langsung. Ia hendak mempersuntingku menjadi istri ketiganya. Aku terkejut dan berpikiran mengapa aku menemukan hal-hal konyol begini.

“Kalau Mbak Rini mau jadi istri ketiga abang, nanti Mbak Rini abang belikan mobil honda Jaz dan rumah mewah,” ucapnya mengiming-imingiku.

984-Gambar-Rumah-Sederhana-Kartun.jpg

“Mengapa aku harus menerima lamaran Pak Bedul? Aku tidak siap dimadu, Pak. Maaf,” ucapku pura-pura sibuk membolak-balikkan buku kas.

MECA.jpg
sumber: mecakidstv

“Untuk perempuan seperti Mbak Rini sangat kasihan kalau menikah dengan lelaki bujangan. Mereka kan belum mapan, nanti Mbak Rini pasti hidup pas-pasan. Gaji abang nggak hanya dari kantor ini aja, tapi ada juga usaha abang yang lain, yang nantinya bisa jadi milik Mbak Rini. Ini slip gaji abang di kantor ini, tolong pikirkan baik-baik tawaran ini!” ucapnya sambil pergi.

Gajinya memang sudah puluhan juta, tapi ukuran kebahagiaan bagiku bukanlah memiliki banyak uang. Untuk apa banyak uag kalau nantinya batin tersiksa, apalagi jadi istri ketiga, ya pasti bakal dikunjungi paling terakhir. Sial sekali, atas dasar apa tua bangka ini mengejarku?

Lebih baik aku menikah dengan bujangan yang belum mapan, tidak mengapa, uang bisa dicari kok. Yang terpenting, aku tidak melukai hati perempuan lain. Lagian, lelaki tua itu tak bisa menjamin kebahagiaan batinku kelak.

Keesokannya ia masih menanyaiku lewat SMS dan aku masih sangat tegas menolaknya. Ia lalu menelponku dan menceritakan kisah istri kedua yang menurutnya, ia telah menyelamatkan perekonomiannya.

“Setiap bulan istri kedua abang, abang berikan 10 juta. Kalau adek mau, abang bisa tambah lebih asal nanti adek jangan kerja lagi,” katanya. Orang ini semakin aneh, mengapa tiba-tiba panggilannya terhadapku berubah? Mentang-mentang di kantor ia sudah memiliki jabatan tinggi? Aku tak sedikit pun tertarik pada ucapannya.

workshop-mantra-uang.jpg
sumber: inspirasi anda

“Maaf, Pak. Saya tidak bisa. Tidak semua perempuan suka uang, Pak, termasuk saya. Saya memang butuh uang, tetapi tidak mendewakan uang. Bagi saya kebahagiaan yang hakiki bukan punya banyak uang, tetapi memiliki ketenangan jiwa. Saya harap Bapak maklum. Saya sudah bahagia hidup sederhana, Pak,” ucapku sambil mematikan telepon genggamku. Sebenarnya aku ingin sekali mencaci makinya, tapi urung kulakukan mengingat usianya sudah tua.

Keesokan harinya, aku memutuskan resign dengan mengantarkan surat pengunduran diri. Aku sungguh sangat tidak nyaman dengan keadaan. Biarlah, lebih baik aku yang mengalah pergi. Setelah itu aku berbohong pada kekasihku, kukatakan padanya bahwa aku di-PHK. Dalam beberapa hal, kupikir aku berhak berbohong agar tak banyak orang tahu akan penderitaanku. Namun kali ini, aku mengatakannya padamu.

Perempuan tidak seharusnya selalu menjadi objek bagi lelaki. Perempuan bukan barang yang bisa dibeli dengan uang. Dan, satu hal lagi yang perlu diingat para lelaki hidung belang, “Tidak semua perempuan bisa dibeli dengan uang.”


Muaro Jambi, 13 April 2018

rfhh.jpg

Sort:  

Maka dari itu perempuan juga harus mempunyai sikap yang tegas terhadap dirinya sendiri. Agar supaya laki-laki tidak berpikir ketika berkenalan dengan perempuan itu terbersit pemikiran seperti si Badul itu. Perempuan elegan dan smart akan susah untuk dilecehkan ataupun dijadikan objek sang laki-laki hidung belang. Jadailah perempuan smart. Tapi bukan berarti perempuan membatasi diri bergaul dengan kaum laki-laki. Kunci utamanya ada di perempuan itu sendiri.

laki-laki banyak juga yang gila uang buk!
hehhehe
salam sukses @puanswarnabhumi

👏 hihihi makasih sudah mampir Pak Hutan Aceh😝

sama-sama buk Bumi...!! oups!!! humi maksut saya!
heheh

Hutan kan tumbuhnya di bumi ya, hahahhaha...bumi tanpa hutan bisa kiamat😜

berarti humi ...oups...! bumi dan hutan saling membutuhkan dan saling berbagi donk!!.. gitu maksutnya!
hahahah

Qiqiqiiqiqiqiqiq
Tentu berbagi vote, Bung.
😝

hahahaha..... ngakak aku membacanya. Lumayan telah bisa sedikit menghibur aku yang sedang gundah gara-gara itu tadi....
Doakan aku, jika aku mapan tidak akan jadi si Bedul ya... :D :D

Hihihihihi aamiin aamiin
Semangat Bang
Satu istri cukup ya!
😝😝

Luar biasa tulisannya kakak

Trims sudah berkunjung🙏😂

Lelaki tua hidung belang memang banyak berkeliaran di kantor-kantor...

Ckckckkckckck
Daun muda dan rumput tetangga jadi sasaran yah😭😜

Hahaha, benar sekali, masalahnya mereka itu nggak peduli apakah si wanita sudah punya pasangan atau belum, tetap aja digodain. 😤

Semoga babang Arif ga kayakgitu yah. Xixixixixi

Jangan mau ya sama lelaki bandot kayak gitu! Tapi, uangnya banyak juga ya? Kok bisa?

Nah, sepakat nih bang. 😝

Waduh bagaimana juga maunya si rini ya. Padahal udah punya tuh yang mapan yang siap ngasih modal buat buka usaha. Kan si bedul udah tua, siap nikah dapetin warisan langsung mintak cerai aja.

Ckckck takut kena labrak bini tua bang

Bini tua gak kuat lagi buat labrak.

Hahahahhaha
Ga sudi dimadu bang😝😝

hehehe. Mau aja lah buat di madu ya.

😭😭😭😂😂

Tidak boleh pacaran kawan sekantor pacaran sama seorang aja @puanswarnabhumi 😅

Hihihi iya pak. Dilarang pacaran sekantor😝

Menarik nih ceritanya, mengungkapkan sisi lain dari kisah penolakan.