72 Tahun Merdeka Katanya! Suara Pemuda Dari Ujung Sumatera
Hari tak lagi begitu cerah matahari mulai tenggelam, warna merah putihpun tak begitu lagi indah,banyak makna dari potret gambar yg tertangkap dari ragam kejadian bangsa masalah isu sara, penistaan agama, korupsi yg tak kunjung reda dan ketidak sejahteraan yang tak kunjung berujung. Makna bangsa seakan berbalik ketika melihat pemuda yg asik dengan pesta narkoba, merdeka dengan pekatnya asap sabu, ganja Juga penguasa seakan mabuk kemerdekan semata. hedonitas dan identitas menjadi ciri khas pemuda kota.
72 tahun merdeka katanya.!
Sejuta alasan menjadikan makna bahwa kekuasaan punya cita-cita. Cita-cita yg tak tahu kemana arahnya, kebijakan yg mematikan suara perbedaan, Tapi tidak dengan perjuang melawan kebebasan, bukankah negara ini bersatu karna perbedaan karna satu tujuan kita disatukan. demokrasi sudah di koyak-koyak rezim yg katanya cinta pancasila tapi tidak mengerti substansi berpancasila, ada yg aneh dengan dinamika warna dan pemikiran penguasa hari ini, sedikit mudah dibaca kemana kehancuran akan dibawa, Pemuda yg katanya penyair jalanan yg benci akan ketidak adilan ntah kemana wujudnya.
72 tahun merdeka katanya.!
kita dimiskinkan dengan kebijakan, dikayakan dengan sistem pemerintahan Jelas bukan mnjadi suatu alasan. tapi menjadi jeritan kebenaran yg melahirkan perubahan, seharus sperti itu sejatinya memang begitu, tapi kita harus tau bahwa suara gemuruh keadilan, jeritan kesejahtraan sudah jarang kita saksikan.!!!
72 tahun merdeka katanya.
28 tahun lagi akan menjadi 1 abad kemerdekaan akan menjadi sejarah baru yang dibukukan dunia, mungkinkah negeri ini menjunjung tinggi kebajikan, mengutamakan keadilan tentu jawabannya ada pada diri bangsa indonesia, tinggal penguasa melakukan taubat Nasuha.