Kehidupan
Karier Tertinggi Seorang Wanita
Ketika menikah nanti, banyak pertanyaan yang akan muncul dalam diri ini, mengingat diri ini sudah bersusah payah menempuh jalur pendidikan dari S1 lanjut S2, atau bahkan sampai S3 dan tentu tak mau menyia-nyiakan kesempatan untuk bekerja. Dan selama menempuh jalur pendidikan tidak sedikit biaya yang telah dikeluarkan oleh orangtua. Sayang rasanya..
Kadang untuk memutuskan menjadi wanita karir atau ibu rumah tangga menghasilkan banyak polemik, disaat memilih menjadi wanita berkarier, banyak pertanyaan muncul dari dalam diri, apakah kewajiban sebagai seorang istri, ibu serta hak suami dan anak telah terpenuhi sepenuhnya? Dan jika memilih menjadi ibu rumah tangga, banyak pertanyaan muncul dari lingkungan sekitar, seperti “udah kuliah tinggi-tinggi tapi kok cuma jadi ibu rumah tangga?”, “kok cuma jadi ibu rumah tangga doang? Sayang lho.”
Tidak perlu khawatir dan malu sahabat, menjadi ibu rumah tangga yang memiliki pendidikan yang tinggi bukan merupakan suatu kesia-siaan, karena menjadi ibu rumah tangga adalah pekerjaan yang sangat mulia. Menuntut ilmu itu wajib hukumnya, dan dengan itu kita dapat menambah keahlian kita dalam mendidik anak-anak, memelihara, dan mengatur kehidupan rumah tangga karena madrasah pertama seorang anak adalah ibunya. Dan ilmu itu tidak terbatas dari pelajaran saat kita berkuliah saja.
Salah satu fenoma yang terjadi di Jepang ialah dengan adanya sindrom “Kyoiku Mama” (Ibu-Pendidikan) yaitu ibu yang berperan dalam kemajuan anak-anaknya. Para ibu tersebut rata-rata tidak bekerja lho, dan tugasnya hanya untuk mendidik dan mengurusi anak-anak mereka sehingga para guru di sekolah tidak perlu pusing-pusing lagi mendidik siswa-siswanya.
Dan hal yang lebih mengejutkan lagi mereka rata-rata adalah lulusan S1, S2, bahkan hingga S3 karena menurut mereka, karir mereka yang tertinggi adalah “mendidik anak”. Disana prestasi anak menggambarkan seorang wanita telah sukses mendidik anaknya, mulai dari menemaninya saat mengerjakan PR dan membantunya saat kesusahan, mendidiknya dalam bersikap, menanamkan kebersihan dan kesederhanaan, menyiapkan makanan dengan gizi yang baik, dan mendukung dan memotivasi anaknya dengan sepenuh hati baik dalam ujian dan hal lainnya.
Sementara itu, “Ryousai-Kenbo” merupakan slogan yang digalakkan kembali oleh pemerintah Jepang. Istilah ini dianut untuk mewujudkan keluarga harmonis ideal. Dimana Ryousai : istri yang baik, Kenbo : ibu yang bijaksana. Hal ini menyerukan bahwa wanita berperan terhormat sebagai istri yang baik dan bijaksana. Pemerintah Jepang menggalakkan hal tersebut dikarenakan banyaknya kasus kekerasan remaja dan bunuh diri di Jepang pada usia sekolah karena tidak terpenuhinya kualitas hubungan Ibu dan anak yang menunjang pertumbuhan emosi anak. Naudzubillahimindzalik.
Jadi, tidak perlu malu sahabat dalam mengambil keputusan, peran sebagai ibu sangatlah penting selain disayangi dan dikagumi oleh anak bisa juga menjadi karir tertinggi dari seorang wanita, karena kemajuan bangsa ditopang oleh kualitas ibu-ibu rumah tangga sebagai pembentuk kualitas karakter bangsa.
Dikutip dari White, I Merry. 1984. "Japanese Education: How Do They Do It?", The Public Interest, Summer.