Khitan Sebagai Bisnis Baru di Tanah Alas
[]
Ada yang menarik di dalam tradisi pesta khitan suku alas (suku yang ada di Aceh). Tradisi khitan atau senat dalam bahasa suku alas, ada lagi tradisi di dalamnya yaitu pemamanan. Jadi ini ceritanya tradisi dibalik tradisi loh. Hehe
Pemamanan adalah tradisi dimana keluarga dari pihak ibu khususnya uncle yang di khitan akan datang ke acara dengan membawa berbagai anekaragam kado dan pelawat (uang). Sebelum ke hari yang sudah ditentukan, pemamanan terlebih dulu harus ada kesepakatan antara seminggu-dua minggu sebelum hari H oleh kedua belah pihak, yaitu pihak keluarga ayah dan pihak dari keluarga ibu yang ingin di khitan. Pihak dari keluarga ayah akan membawa makanan kerumah para uncle. Proses ini disebut tebekhas. Di era-modern ini, ternyata kado dan pelawat dijadikan sebagai pendapatan bisnis baru. Kado yang biasa dibawa adalah seperti; lemari, kulkas, spring bed, mesin cuci, mesin parut, parabola, dsb. Sedangkan pelawat atau (uang) bisa berjumlah Rp 500.000 keatas per kepala keluarga dari para uncle. Untuk tetangga, biasa memberi sumbangan sebesar Rp 50.000 per kepala keluarga. Nah pendapatan yang besar bukan? Pendapatan yang besar itu dipengaruhi oleh banyaknya jumlah orang yang makan makanan yang dibawa. Seperti yang sudah dijelaskan diatas jika tebekhas ramai yang datang itu berarti nantinya akan ramai pula yang datang ke acara dan pastinya banyak membawa kado dan pelawat atau “uang”.
Pendapatan bisnis ini bergantung kepada para uncle, dan dilihat dari kondisinya pula. Jika uncle kaya sudah pasti pendapatan banyak, dan jika uncle hanya sendiri atau dalam keadaan tidak mampu tidak ada paksaan dan biasanya dalam kondisi ini akan dibantu oleh saudara sepupu dari uncle. Bagi disebagian individu ada yang minjam modal dulu untuk tradisi ini. Kan pinjamannya bisa dikembalikan lagi jika acara sudah selesai. Malahan lebih lagi karena tambah anak sudah di khitan. Begitulah kira-kira dipikiran sebagian individu. Dan karena judul tulisan ini khitan adalah sebagai bisnis, anak perempuan yang dulunya tidak harus membuat tadisi ini (acaranya kecil-kecilan seperti hanya mengadakan kenduri atau numpang sama saudara yang sedang mengadakan pesta nikah). Namun sekarang banyak orang seakan berkeinginan besar dan hari yang ditunggu-tunggu untuk bisa mengadakan pesta yang besar-besaran supaya bisa mendapatkan pendapatan yang besar pula. Perempuan dan laki-laki seperti sudah dianggap sama saja. Sama-sama mengadakan tradisi pemamanan.
Dalam tradisi ini sebenarnya mengajarkan kita untuk tidak membeda-bedakan antara perempuan dan laki-laki, yang membedakan hanya perbuatan perilaku masing-masing, seperti yang diajarkan dalam agama islam. Dan di dalam tradisi ini tidak boleh ada unsur paksaan atau desakan dari keluarga yang membuat acara loh. Tradisi harus dengan bagaimana dengan adanya situasi dan kondisi alias alakadarnya. Sebab, tradisi ini tujuan utamanya kan agar silaturahmi dengan keluarga dan saudara tetap terjaga. Dan pastinya untuk menjaga tradisi budaya suku alas juga loh steemians. Bisnis dalam pesta khitan ini bukannya mengubah budaya suku -alas_ yaa, hanya saja khitan sambil berbisnis kan sah-sah saja. Tulisannya cukup disini dulu ya!! Iya hanya sesingkat ini.
Jika ada tulisan yg salah mohon kritik dan sarannya yaa teman-teman, maklum masih tahap belajar menulis.
Wassalamu’alaikum
Sudah kami upvote ya.. 🙂
Terimakasih