Tradisi Mak Meugang Di Aceh/Mak Meugang Tradition In Aceh (Billingual)

in #tradition7 years ago

Kebiasan membeli daging lembu atau daging kambing sehari atau 2 hari menjelang masuknya bulan Ramadhan atau sehari sebelum datang hari Idul Fitri atau menjelang hari raya Idul Adha, sudah menjadi tradisi rutin masyarakat di Aceh. Hari ini tanggal 15 Mei 2018 merupakan hari Makmeugang Kecil (H-2). Dipasar-pasar tradisional yang ada diaceh rata-rata menjual daging lembu atau kambing, walau masih dalam jumlah yang tidak banyak, namun masyarakat tetap membeli walau harganya agak mahal. Puncak dari Mak Meugang adalah besok yaitu 1 hari sebelum masuk bulan Ramadhan (H-1). Semua kalangan masyarakat menuju ke pasar tradisional yang ada dipusat kecamatan untuk membeli daging lembu. Ada yang Membeli 1 kg, 2 kg bahkan ada yang membeli sampai 4 kg.

Habits of buying beef or goat meat a day or 2 days before the entry of Ramadan or the day before the day of Eid al-Fitri or before the feast of Eid al-Adha, has become a routine tradition of people in Aceh. Today is May 15th, 2018 is the day Makmeugang Small (H-2). Traditional markets in aceh sell on average ox or goat meat, although still in small quantities, but people still buy even though the price is rather expensive. The peak of Mak Meugang is tomorrow ie 1 day before entering the month of Ramadan (H-1). All people go to the traditional market in the sub-district to buy cattle meat. There are Buying 1 kg, 2 kg and some even buy up to 4 kg.

images-4-4.jpg
Source Image

penjual-daging-megang-di-pijay.jpg
Source Image

Sebagian dari daging tersebut dimasak, ada yang dimasak Rendang, masak kari, masak semur, Gulai, Masak Putih dan lain sebagainya. Hasil dari masakan daging ini sebagai stok makanan dan bisa bertahan sampai puasa ke 2. Sebagian lagi dsimpan didalam freezer sebagai stok selama puasa, karena kemungkinan untuk membeli daging dalam bulan puasa sulit, karena jarang ada yang menjual daging, kecuali kalau di pasar-pasar canggih atau swalayan-swalayan.

Some of the meat is cooked, there is cooked Rendang, cook curry, cook stew, Gulai, Cook White and so forth. The results of this meat dish as food stock and can last until the 2nd fasting. Some are stored in the freezer as stock during fasting, because the possibility to buy meat in the fasting month is difficult, because rarely anyone sells meat, except in sophisticated markets or self-service.

Menurut sejarah, Tradisi Mak Meugang di Aceh suda ada sejak abad ke 14 Masehi seiring dengan penyebaran agam Islam di Aceh, namun belum begitu merata diseluruh wilayah Aceh. Ketika masuk abad ke 16, Sultan Iskandar Muda Mencetus ide ini digelar secara merata keseluruh masyarakat Aceh. Ide Mak Meugang ini dicantumkan dalam Qanun Meukuta Alam yaitu undang-undang yang berlaku pada masa Kerajaan Aceh Darussalam Dibawakh kepemimpinan Sultan Iskandar Muda dan tradisi ini berlangsung sampai sekarang di Aceh.

Historically, Mak Meugang tradition in Aceh has existed since the 14th century AD along with the spreading of Islam in Aceh, but not yet evenly distributed throughout Aceh. When entering the 16th century, Sultan Iskandar Muda Sparked this idea held evenly throughout the people of Aceh. Mak Meugang's idea is included in ** Qanun Meukuta Alam ** which is the law that was enforced during the Kingdom of Aceh Darussalam Under the leadership of Sultan Iskandar Muda and this tradition continues until now in Aceh.

Menurut cerita, pada hari Mak Meugang Sultan Iskandar Muda dan pembesar kerajaan memotong daging dalam jumlah besar dan membagikan kepada rakyat secara gratis sebagai bentuk sedekah dan rasa syukur atas kemakmuran kerajaan sekaligus rasa terima kasih kepada rakyat.

According to the story, on the day Mak Meugang Sultan Iskandar Muda and the royal authorities cut the meat in large numbers and distributed to the people for free as a form of alms and gratitude for the prosperity of the kingdom as well as gratitude to the people.

Ketangguhan Sultan Iskandar Muda dalam membangun suatu kultur dab struktur tatanan masyarakat Aceh menjadi salah satu segmen peradaban manusia Civilization of human right. Yang termaktup dalam nilai-nilai filosofi Narit Maja Hadist Madja. Hal inilah yngan menjadi pijakan tradisi dan budaya yang ada semasa kerajaan Sultan Iskandar Muda.

Pijakan Kreasi tradisi dan budaya dikenal dengan Motto
Adat bak poe teumeuruhom, Hukom bak syiah kuala, Qanun bak putro Phang, Reusam bak laksamana

Kemudian motto ini dijadikan sebagai way of life rakyat Aceh, sehingga sampai sekarang Tradisi Mak Meugang Masih berjalan sampai sekarang.

The toughness of Sultan Iskandar Muda in establishing a culture and the structure of the Aceh society structure became one of the segments of human civilization Civilization of human right. What is embodied in the philosophical values of Narit Maja ** Hadist Madja **. This is the foothold of tradition and culture that existed during the Sultan Iskandar Muda Kingdom.

Foothold Creation of traditions and cultures known as the Motto :
Adat bak poe teumeuruhom, Hukom bak syiah kuala, Qanun bak putro Phang, Reusam bak laksamana

Then this motto is used as the way of life of the people of Aceh, so until now the Tradition Mak Meugang still run until now.

Dan pada hari ini, saya juga ikut menjalankan tradisi tersebut, walau cuma setengah kg daging dan 1 kg tulang lembu saya masak kari, dapat dinikmati oleh anak-anak sebagai lauk makan siang hari ini.

And on this day, I also follow the tradition, although only half a kilo of meat and 1 kg of bovine calf I cook curry, can be enjoyed by the children as a side dish of lunch today.

IMG20180515105236.jpg

Sort:  

☀ Post Resteem Service Offer ➡ Re-steem Your New Post ➡ Send 0.400 SBD or 0.400 STEEM To @stoneboy ✉ Post Url in the Memo ✉ Your Post Will Be Re-steem to 9500+ followers 2 different accounts.☺

Loading...