Berbahaya, Jangan Menyelam di Lokasi Ini | Dangerous, Do Not Dive In This Location

in #travel7 years ago

Hi ... stemians all over the world
This is my second post. I feel happy to be able to share information through writing on this steemit.com platform. I hope my writings can be useful and interesting to read the stemians around the world.

Hai para stemian di seluruh dunia
Ini merupakan postingan saya yang kedua kalinya. Saya merasa senang bisa berbagi informasi melalui tulisan di platform steemit.com ini. Saya berharap tulisan-tulisan saya bisa bermanfaat dan menarik untuk di baca para stemian di seluruh dunia.

IMG-20180226-WA0034.jpg
Penulis dalam perjalanan menuju Pulau Haloban kecamatan Pulau Banyak Barat, bersama Assisten 1 Sekdakab Aceh Singkil Mohd Ichsan dan rekan wartawan lainnya

This time I will write an article about one of the locations in the waters of many islands of Aceh Singkil district, Aceh province. So through this article the foreign and local tourists of Indonesia and Aceh can be more careful when visiting and diving in this location.

Kali ini saya akan menulis artikel tentang salah satu lokasi di perairan banyak pulau di kabupaten Aceh Singkil, provinsi Aceh. Jadi melalui artikel ini para wisatawan asing dan lokal Indonesia dan Aceh dapat lebih berhati-hati ketika mengunjungi dan menyelam di lokasi ini.

Its location is a waters area in the Many Islands. In the location of Many Islands there is the name of Haloban Island. Haloban Island is one subdistrict. Namely the sub-district of Pulau Banyak Barat (PBB). In this district is inhabited by four villages. Namely Asantola Village, Haloban Village, Ujung Sialit and Suka Makmur Village, each located on one island, the Haloban Island.

Lokasinya adalah wilayah perairan di Kepulauan Banyak. Di lokasi Kepulauan Banyak ada nama Pulau Haloban. Pulau Haloban adalah salah satu kecamatan. Yakni di kecamatan Pulau Banyak Barat (PBB). Di kabupaten ini dihuni oleh empat desa. Yakni Desa Asantola, Desa Haloban, Ujung Sialit dan Suka Makmur, masing-masing terletak di satu pulau, yaitu Pulau Haloban.

IMG_20180327_010347.jpg

Kapal motor Mutiara Bahari melintasi gugusan pulau-pulau, mengantarkan penumpang menuju Pulau Haloban PBB

In Haloban Island has beautiful natural scenery, still natural and amazing. Beach with a stretch of exotic white sand. So also the underwater world that can be viewed from the boat, because the clear sea water there. So it is not a strange thing that many foreign tourists who visit the island after another. Aceh Singkil is well known for its many islands. There are about 99 other islands bordering the Indian Ocean at the western tip of the island of Sumatra. So Many Islands have a selling point as a tourist destination that many hunted by foreign tourists.

Di Pulau Haloban memiliki pemandangan alam yang indah, masih alami dan menakjubkan. Pantai dengan hamparan pasir putih yang eksotis. Begitu juga dunia bawah laut yang bisa dilihat dari atas perahu, karena air lautnya jernih di sana. Jadi bukan hal yang aneh bahwa banyak turis asing yang mengunjungi pulau demi pulau. Aceh Singkil terkenal dengan banyak pulaunya. Ada sekitar 99 pulau lain yang berbatasan dengan Samudra Hindia di ujung barat pulau Sumatera. Begitu banyak pulau memiliki titik penjualan sebagai tujuan wisata yang banyak diburu oleh wisatawan asing.

However, in the waters of Suka Makmur Village, visitors and even the local people do not dive in the waters. Because the waters in that location are many species of wildlife that have been breeding.

Namun, di perairan Desa Suka Makmur, pengunjung dan bahkan masyarakat setempat jangan menyelam di perairan itu. Karena perairan di lokasi itu banyak spesies satwa liar yang telah berkembang biak.

IMG-20180325-WA0006.jpg

Inilah kawasan perairan Desa Suka Makmur Pulau Haloban, dilokasi ini sering muncul buaya

In the author's note, in the last three years every year fisherman tripang became the victim allegedly because of the crocodile's prey in the waters. As the latest case, precisely February 27, 2018. Eranius Talaumbanua (25) reported missing during Tripang dive in the area of Kuala Hoya in the vicinity of UN waters.

Dalam catatan penulis, dalam tiga tahun terakhir setiap tahun nelayan tripang menjadi korban diduga karena mangsa buaya di perairan. Seperti kasus terakhir, tepatnya 27 Februari 2018. Eranius Talaumbanua (25) melaporkan hilang selama menyelam Tripang di daerah Kuala Hoya di sekitar perairan PBB.

After being traced by a joint SAR team, naval military post Pulau Banyak, BKSDA Resort 12 Pulau Banyak, SAR Task Force and assisted by Suka Makmur village government and fisherman Ujung Sialit, finally the next day managed to find the bodies of victims Eranius Talaumbanua with torn body condition also without head and lose one hand.

Setelah ditelusuri oleh tim SAR gabungan, pos militer angkatan laut Pulau Banyak, BKSDA Resort 12 Pulau Banyak, Satuan Tugas SAR dan dibantu oleh pemerintah desa Suka Makmur dan nelayan Ujung Sialit, akhirnya keesokan harinya berhasil menemukan jasad korban Eranius Talaumbanua dengan kondisi tubuh robek juga tanpa kepala dan kehilangan satu tangan.

IMG_20180327_010527.jpg

Lokasi pemukiman penduduk Desa Ujung Sialit, lintasan menuju Desa Asantola dan Desa Haloban

another incident, in October 2017, a malignant crocodile also attacked two people at different times in the waters of the Sun Island around the site. Although Yanuar (36) of his wrists almost broke out because of a crocodile bite. Yanuar managed to escape from the attack of crocodiles after spontaneously holding the spear and spear it. One more Kristianto Zai (15) also survived the attack of crocodiles and should receive treatment of minor injuries at the health center.

insiden lain, pada bulan Oktober 2017, seekor buaya ganas juga menyerang dua orang pada waktu yang berbeda di perairan Pulau Matahari di sekitar lokasi. Meskipun keduanya selamat setelah duel dengan buaya, tetapi salah satu korban, Yanuar (36) pergelangan tangannya hampir pecah karena gigitan buaya. Yanuar berhasil melarikan diri dari serangan buaya setelah secara spontan memegang tombak dan menombaknya. Satu lagi Kristianto Zai (15) juga selamat dari serangan buaya dan harus menerima perawatan luka ringan di pusat kesehatan.

Earlier in December 2016, Yamonaha Gulo (25) Asantola residents reported missing for two days while diving in the waters of the Sun Island. The second day of search of Yamonaha Gulo was also found dead with the condition of the limbs not intact. The hand side is missing and the flesh is missing.

Sebelumnya pada bulan Desember 2016, Yamonaha Gulo (25) Penduduk Asantola dilaporkan hilang selama dua hari saat menyelam di perairan Pulau Matahari. Hari kedua pencarian Yamonaha Gulo juga ditemukan mati dengan kondisi anggota badan tidak utuh. Sisi tangan hilang dan daging paha hilang.

Head of Pulau Banyak Barat (PBB) Hasbi when talking with the author recently claimed to have several times reported the problem of threats of wildlife to the BKSDA Province. Because its existence has disrupted the livelihood of the people there. Because he said the residents have been very agitated and hope there is a solution for the handling of these wildlife. But until now there has been no action for it.

Kepala Pulau Banyak Barat (PBB) Hasbi ketika berbicara dengan penulis baru-baru ini mengaku telah beberapa kali melaporkan masalah ancaman satwa liar ke Provinsi BKSDA. Karena keberadaannya telah mengganggu penghidupan orang-orang di sana. Karena katanya warga sudah sangat gelisah dan berharap ada solusi untuk penanganan satwa liar ini. Namun hingga kini belum ada tindakan untuk itu.

IMG-20180327-WA0022.jpg
Camat Pulau Banyak Barat Hasbi bersama istri saat berada di Desa Haloban

He said the area of the water is a habitat of crocodiles that often attack the people who dive to earn a living. Residents also recognize that they often see crocodiles that appear in the waters.

Ia mengatakan, wilayah perairan adalah habitat buaya yang sering menyerang orang-orang yang menyelam untuk mencari nafkah. Warga juga mengakui bahwa mereka sering melihat buaya yang muncul di perairan.

Hasbi hopes BKSDA can immediately find a solution to prevent it from causing more casualties. Government and BKSDA should immediately find a solution, or can be made captive for the crocodile habitat. Because he said every year its citizens become victims of the attack of the crocodile.

Hasbi berharap BKSDA dapat segera menemukan solusi untuk mencegahnya menimbulkan lebih banyak korban. Pemerintah dan BKSDA harus segera mencari solusi, atau bisa dijadikan tawanan untuk habitat buaya. Karena katanya setiap tahun warganya menjadi korban serangan buaya.

Thank you, hopefully this article can be useful for tourists visiting the island, to avoid the things that are not desirable. And for the security and comfort of your trip, better use local guide service.

Terima kasih, semoga artikel ini dapat bermanfaat bagi wisatawan yang berkunjung ke pulau, untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan. Dan untuk keamanan dan kenyamanan perjalanan Anda, lebih baik gunakan layanan pemandu lokal.

Greetings from me Aceh Singkil, @ariefsingkil.