Barus : a city that is left behind with civilizations the reform of the quaint - north sumatera indonesia - my hometown

in #travel7 years ago (edited)

English - Indonesian

Was questioned the kingdom of earlier in indonesia especially in north sumatra, a sultanate BARUS is the kingdom from PAGURUYUNG where along with TIKU and PARIAMAN in the to the 14th where sultanate of new came to power.

Selamat_Datang_Di_Kota_Barus_Kota_Bertuah.JPG

But before that BARUS known as FANSUR where port old has for a long time. Old port is often applied to black and caspian seas traded gold as well as KAMPER or lime BARUS , and becoming the place of dropping in and out of the leading trade on the island of the company plantations in sumatra .

MAP
peta tapanuli tengah.JPG

In in 1524 ad where new change hands to power sultanate of ACEH . On sultanate of ACEH then it will be a VASSAL / ACEH to come up whit the years 1668 .In the number of months information system demographic information system aceh where the inhabitants of BARUS used to pray to the seat of the idol become muslim solid ground to stand on .

In the number of months sultanate of BARUS the kingdoms of are leading are doing they might separate man, even the king of in upstream who presided over the community toba-silindung (the interior of) while the king at downstream who leads men from MINANGKABAU and a dweller among the people BARUS. In the formation of two the king gave purpose in give an advantage in domination ACEH in BARUS as well as unite position of the kings of BATAK at that time.

28636578749-barus.jpg

In 1668 VOC present in new made the two kings have different attitude.Where the monarch upstream refuse the presence of VOC and be faithful to a sultanate ACEH , while the king downstream receive and opposed to monopoly ACEH in BARUS .In the 19 th century new goes to power indian dutch where used as sumatra province’s weskust and centered in the west sumatra.

Illustration
ilustrasi-baros.jpg

So BARUS is the capital of the old already exist even before is the kingdom of BARUS already have port and made trading center biggest in ASIA. And now BARUS has divided into several subdistrict. And become center spread islam in antiquity.


Barus kota yang tertinggal dengan peradaban kunonya - sumatera utara indonesia – kampung halaman saya

Pada jaman kerajaan dahulu yang ada di indonesia terlebih di sumatera utara, kesultanan barus merupakan kerajaan dari paguruyung dimana bersama dengan TIKU dan PARIAMAN pada abad ke 14 dimana kesultanan barus mulai berkuasa.
Tetapi sebelum itu barus dikenal dengan sebutan Fansur dimana pelabuhan tua sudah sejak dahulu. Pelabuhan tua ini sering dipakai untuk berdagang emas serta kamper atau kapur barus, dan menjadi tempat keluar masuk perdagangan terbesar di pulau sumatera .
Di tahun 1524 masehi dimana barus berpindah tangan kepada kekuasaan kesultanan aceh. Pada kesultanan aceh kemudian menjadi vassal/aceh sampai pada tahun 1668. Pada jaman kependudukan aceh dimana penduduk barus sebelumnya menyembah berhala menjadi beragama muslim.
Pada jaman kesultanan baruss kerajaan di pimpin dua orang raja, yakni Raja Di hulus yang memimpin masyarakat Toba-silindung (pedalaman) sedangkan raja di hilir yang memimpin orang dari minangkabau dan bermukim di barus. Dalam pembentukan dua raja memberi tujuan dalam memberikan keuntungan pada dominasi aceh di barus dan sekaligus menyatukan kedudukan raja-raja batak saat itu.
Pada tahun 1668 VOC hadir di barus menjadikan kedua raja memiliki sikap yang berbeda. Dimana raja hulu menolak kehadiran VOC dan tetap setia kepada kesultanan aceh, sedangkan raja hilir menerima dan menentang monopoli aceh di barus. Di abad 19 barus jatuh kepada kekuasaan hindia belanda dimana dijadikan provinsi sumatra’s weskust dan berpusat di padang sumatera barat.
Jadi barus merupakan kota tua yang sudah lama ada bahkan sebelum ada kerajaan baruss sudah mempunyai pelabuhan dan menjadikan pusat perdagangan terbesar di asia. Dan sekarang baruss telah terbagi menjadi beberapa kecamatan. Dan menjadi pusat penyebaran agama islam di jaman dahulu.


BY @nikotama