DUBAI SAFARI DESERT 2017steemCreated with Sketch.

in #travel7 years ago

FB_IMG_1518983348736.jpg

Dears Stemian.

Libur telah tiba….!
Itu lagunya Tasya dulu yang sempat populer di Indonesia apalagi menjelang musim liburan sekolah anak anak.
Kali ini musim liburan anak anak jauh dari tanah air, jauh dari lambaian nyiur serta deburan ombak di lautan Indonesia.
Kami berada di hamparan pasir lembut yang berbukit indah seperti lukisan karpet berwarna coklat muda. Yang berjejer sejauh mata memandang.
Destinasi kami adalah Gurun Dubai, sebuah kawasan bentangan gurun indah di Dubai Uni Arab Emirates

Pagi itu cuaca dingin menusuk tulanng.

Dengan jarak pandang yang hanya 20 meter, bisa dibayangkan bagaimana dinginnya pagi dibungkus kabut tebal sampai menghilangkan gedung-gedung apartement di sekitar kediaman kami. Saya keluar ke parkiran menyiapkan mobil, merapikan jok, memeriksa persedian air minum serta tool sederhana, siapa tau mobil tua kami mogok di jalan.

Melihat kiri kanan terbungkus kabut ada keraguan apa bisa menyetir di jalan raya dengan jarak pandang 20 meter. Saya sih berani saja, nggak masalah. Masalah nya adalah aturan disini polisi tidak membenarkan mengenderai kenderaan saat kabut tebal karena rawan kecelakaan beruntun.

Siap siap berbenah wakil ketua regu Niena Wahab dan krucil Babang-ALIEF Albi Zamronil dan Alta Fairuz Zamroni sudah siap dengan jaket, sepatu boot, dua koper dan satu termos teh kental panas untuk di jalan.
Jam di mobil menunjukkan angka 7:50 AM , masih sangat pagi untuk ukuran winter.

FB_IMG_1518983634153.jpg

Dengan satu kata komando, apa siap semua…?

Serentak sang wakil ketua regu dan krucil menjawab siap…..maka dengan mengucap bissmillah "Kayak grand opening" kami membelah kabut dingin di iringin suara gesekan karet wiper kaca depan yang mengkerut karena lama di hajar summer yang panas. Aneh memang kedengarannya, walau sudah di semprot dengan air suaranya tetap saja masih bunyi….. dasar mobil tua batin saya.

Lima menit dari komplek kami mulai menembus jalan besar, tiba-tiba saja cuaca menjadi cerah, langit biru begitu indah bang Alief Rachmaninov crew khusus bagian IT mulai menyetel lagu kebangsaannya, satu yang menarik bagi saya lagunya Maher Zein lumayan bisa mengusir suasana bosan menyetir.
Menempuh jarak 336 km dari ujung Barat UAE menuju ujung timur walaupun jalan lempang dengan kecepatan maksimum 140 km/jam bukan mudah bagi saya. Sering di hajar kantuk itu tantangan utama menyetir, makanya disaat tak ada radar, kecepatan mobil bisa naik ke 150 atau 160 km/jam dan turun jika ingat ada kecelakan di jalan raya ketika melintasi kawasan highspeed.

Pagi itu benar benar pagi yang menyenangkan, setengah jam kami singgah dipetrol station mengisi bahan bakar sambil menikmati spaghetti kesukaan Albita, Pasta dan teh panas khusus, buatan sendiri.
Catatan kecil akhir tahun ini lumayan untuk disimpan sebagai kenangan, sebagai sebuah rasa syukur begitu besarnya anugerah yang Allah berikan untuk kami sekeluarga.

Tiga Jam lebih membelah jalan raya Ruwais –Dubai, kami memasuki kota dubai yang sedang cerah cerahnya, menghubungi driver tour desert safari untuk janjian bertemu. Kiriman map nya tertulis "Lulu Hypermarket " di kawasan Daira karena Emirates Mall tertutup untuk bus Jemputan Turis.

Ada ratusan turis asing disana yang sedang kebingungan menunggu jemputan. Mungkin mereka heran kenapa sudah hampir memasuki waktu jemputan tapi driver belum ada tanda-tanda muncul batang hidungnya.
Bagi saya yang sudah kali kedua mengikuti tour ini sudah tau dengan molornya waktu driver ,karena sudah terbiasa dengan driver negeri bawang yang janjinya 100 tahun lagi baru bisa dipercaya.. Hehe.

Beres beres turis local dan asing membuat supir yang merangkap tukang kutip uang jadi puyeng karena yang di tunggu tiga orang lagi belum juga tiba. Sepuluh menit kemudian sang turis nongol dan perjalannya pun di mulai dengan cuaca yang sedikit mulai panas di tambah kemacetan Dubai yang sedang di penuhi turis-turis asing menikmati suasana menjelang tahun baru.

Dalam booking saya, saya tadinya mau ke lokasi Al Aweer, tapi setelah saya amati ternyata bus nya menuju Sharjah, kota tempat Mahasiswa menghabiskan masa masa belajar di University. Ternyata mereka mengarakke kawasan konservasi gurun di daerah Nazwa.

Sempat kecewa memang, karena harapannya adalah Al Aweer yang lebih menantang gurun nya, mungkin kali ini karena penuh sekali kawasan Al Aweer jadi banyak Tour Travelmembuka kawasan baru di Nazwa Sharjah.
50 menit kira kira waktu tempuh, bus memasuki kawasan gurun Nazwa. Ribuan turis sudah menunggu disanauntuk melanjutkan petualangan dengan Land Cruiser dan Nissan Petrol membelah bebukitan gurun yang terjal.
Saya sengaja tidak bercerita apapun tentang kondisi off road ini, agar istri saya dan anak anak surprise. Ternyata benar mereka surpeise dengan rute yang luar biasa, bahaya tapi asik.
Jika waktu nya sedikit lagi agak lama, mungkin akan akan yang mau ke toilet hehehe.

FB_IMG_1518983609517.jpg

Menikmati “Desert Safari” dengan fasilitas Horse Riding/Menunggang kuda, Falconry photo, Camel Riding, ATV riding ( nggak sempat di coba karena lagi muuaahal banget 150 dirham /30menit ), Rias tangan dengan Haina, jagung bakar , Karak (Teh susu), Tanura Dance dan aktraksi acrobat, membuat krucil dan asisten saya sepakat untuk kembali lagi nanti diliburan mendatang.

Menikmati malam bersama sambil dinner bersama anak anak, dengan menu barbeque dan campur ala Arabic terbayar sudah kelelahan.
Jam 21.00 kami bergerak kembali ke Dubai dengan bus, senang rasanya melihat anak anak tidur nyenyak di kursi yang jauh dari kami. Itulah sekelumit kebahagiaan. Yang murah tidak heboh, tapi meninggalkan kesan dan bahagia.
Inilah catatan kecil kami, keluarga kecil perantau dari ujung barat Indonesia. Yang sedang menjalanihari hari di tengah gurun,memgumpulkan dirham untuk melanjutkan hidup bersama keluarga.

FB_IMG_1518459302296.jpg

Semoga tulisan ini menginspirasi keluarga lain untuk terus bahagia di tengah keterbatasan.
Bahagia itu tidah harus mewah.
Karena "Mewah bukan mesin Bahagia"

Terimakasih untuk Bang Alief untuk GoPro Cameranya, yang membuat perjalanan ini tambah bermakna.

"Dubai Safari Desert"
D tulis di tengah gurun nan Hijau Al Ruwais sebagai catatan kecil keluarga Migrant Indonesia untuk inspirasi untuk para sahabat.

Ruwais – January 2017

Zamroni Thaib

Sort:  

safari ta dekhte onek sundor e mone hocche.

Desert nya kayak di film2 perang gurun yaaa hehehe