MEMAKSIMALKAN IKHTIAR DENGAN VAKSIN
MEMAKSIMALKAN IKHTIAR
~Kapan?
Sudah lama saya tak pernah disuntik-suntik karena Alhamdulillah jarang "berurusan" dengan dokter, dan belum berumroh/haji jadi belum dapat suntikan vaksin lain, hari ini diinjeksi dengan 0,5 ml sinovac. Dan mesti diulang 2 minggu lagi dari sekarang, yaitu pada 18 Maret (khusus lansia di atas 60 tahun, vaksin ulangannya 1 April 2021 nanti).
~Siapa? Di mana?
Di Cibatu, Garut, vaksinasi dilakukan serentak untuk pelayan publik, aparat desa dan kecamatan, serta para pedagang pasar dan toko yang banyak berinteraksi dengan orang banyak, dilakukan dengan jadwal bergiliran di Puskesmas Cibatu. Dan untuk masyarakat umum lainnya dilakukan setelah mereka. Yang berhak menerima vaksin orang dewasa berusia 18+. Lansia juga boleh, terutama yang tanpa riwayat penyakit.
~ Bagaimana tahapannya?
Kami yang mengantre, dipanggil satu persatu untuk didata pada meja pendaftaran, membawa eKTP dan kartu BPJS, kemudian pindah ke tenda berikutnya untuk dilakukan screening. Di sini, disuruh menjawab beberapa pertanyaan, di antaranya apakah dalam sebulan terakhir ini pernah sakit, apakah punya riwayat kontak dengan penderita covid, adakah keluarga yang terkena covid, pernah TBC atau tidak, apakah punya riwayat darah tinggi atau gula. Pengukuran tensi darah dan kadar oksigen dalam tubuh juga diperiksa. Setelah lolos screening, barulah masuk ke tenda pemberian vaksin. Dosis sebesar 0.5 ml disuntikkan ke lengan kiri. Sungguh cepat prosesnya, karena nakesnya gesit, nyaris tak terasa apapun. Malah rasanya lebih sakit digigit semut daripada suntikan ini.
(Dalam video yang saya abadikan, saya bilang "eh, segini doang?" itu saking prosesnya cepat dan tak merasa sakit. Kalau pernah lihat presiden tampak lama dalam pemberitaan beberapa waktu lalu, mungkin karena kepentingan juru warta.)
Setelah disuntik, disuruh menunggu lagi di tenda berikutnya selama 30 menit. Sembari menunggu kartu vaksin dibagikan, kami juga sekalian dipantau apakah ada keluhan setelah divaksin, semisal pusing, mual, atau pingsan. Hal demikian dilakukan agar segera ada penanganan dan laporan ke "pusat" adakah terjadi korban KIPI.
"Adakah efek sampingnya?" Demikian pertanyaan saya pada nakes. Jawabannya adalah lengan akan sedikit pegal dan merasa mengantuk. Setengah bercanda, salah satu nakes bilang, "efekna janten rampus, Teh" (efeknya jadi banyak makan). Betul saja, siang hari selepas dzuhur hingga ashar, mata saya tak kuat melek. Dan tentulah, mana mungkin dilawan, toh jadi punya alasan tidur siang. #eh 😆
Soal nafsu makan yang bertambah, belum bisa saya jawab, karena belum terbukti, he-he-he.
- Mengapa Perlu Divaksin?
Seperti yang sudah diketahui bersama, kengerian pandemi mengepung kita sejak setahun lalu. Semua cara perlu kita lakukan. Protokol kesehatan penting dijalankan untuk memutus mata rantai Covid-19. Meski tidak bisa 100% menangkal, paling tidak kita sudah berupaya semaksimal mungkin. Sesuai informasi dari para ahli, efikasi vaksin sinovac itu hanya 65,3% (apa itu efikasi? Cari tahu sendiri ya!), sisanya tetap harus kita jalankan protokol kesehatan 5M (memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak, menjauhi kerumunan, membatasi mobilitas dan interaksi.)
Dan di atas segalanya, tentulah doa kepada Allah, sebab Allah yang Maha Menentukan Segalanya.
Jadi begitulah, ini salah satu cara memaksimalkan ikhtiar selain dengan menjaga pola hidup sehat, menjaga asupan makanan dan rutin berolahraga. Semoga kita semua selalu dikaruniakan kesehatan dan kebahagiaan. Aamiin.