Jadi, Menulislah! (1)

in #writing7 years ago

Sebuah Motivasi untuk Menulis

KEBANYAKAN orang selalu mencari alasan untuk tidak menulis. Ada saja perihal bisa dijadikan sebagai alasan untuk menghindari pekerjaan itu. Jika dibandingkan dengan jumlah pasir di laut, jumlah alasan untuk tidak menulis lebih banyak lagi. Ada pula yang beralasan akan menulis esok hari. Ketika ditanya esok hari, dia memberikan alasan akan menulis keesokan harinya lagi. Saat ditanya esok harinya lagi, dia akan mengatakan esok harinya lagi. Begitu ditanya lagi dia mengatakan hari ini tidak sempat, dia akan menulis esok harinya lagi. Begitulah seterusnya, sampai kemudian dia mati, tidak ada sebaris kalimat berarti pun yang sempat dia tuliskan.

Saranku; kalau kamu ingin menulis, menulislah dari sekarang juga. Detik ini juga. Jangan tunggu nanti apalagi esok hari. Waktu yang kita lewati hari ini tidak akan pernah kembali esok hari. Apa yang kita pikirkan hari ini, belum tentu terpikirkan esok hari. Mood yang muncul hari ini juga belum sama dengan yang muncul esok hari. Jadi, jangan tunggu esok hari, jika apa yang kamu pikirkan tidak ingin kehilangan. Sebab, apa yang kita pikirkan sekarang, malamnya akan dicerna bersama makanan, dan keesokan hanrinya akan keluar bersama kotoran, begitu seseorang pernah mengatakannya.

Tidak ada artinya sebuah tulisan brilian yang tidak pernah dituliskan. Sebuah tulisan buruk itu lebih bagus bila dituliskan. Apa artinya sebuah novel besar yang hebat bila ceritanya hanya tinggal dalam kepala? Kiranya novel jelek tipis yang berkali-kali ditolak penerbit kecil jauh lebih baik bila sudah dituliskan! Bahkan, tulisan lima halaman saja lebih bagus dibandingkan khayalan tanpa wujud. Pasalnya, tulisan jelak yang dituliskan masih bisa dikoreksi, diperbaiki, dan akhinya akan lebih bagus. Jadi menulislah mulai sekarang. Detik ini juga!



So, Write! (1)

A Motivation for Writing

MOST people are always looking for excuses not to write. There are things that can be used as an excuse to avoid the job. When compared with the amount of sand at sea, the number of reasons not to write more. There is also a reason to write tomorrow. When asked tomorrow, he gave the reason for writing the next day again. When asked the next day again, he will say the next day again. Once she was asked again she said today did not have time, she will write the next day again. And so on, until he died, there was not a single line of sentences that he could write.

My suggestion; if you want to write, write from now. This second too. Do not wait tomorrow, let alone tomorrow. The time we pass today will never come back tomorrow. What we think today, not necessarily tomorrow. The mood that emerges today is also not the same as what appeared tomorrow. So, do not wait tomorrow, if what you think does not want to lose. Because, what we think now, the night will be digested with food, and the next day will come out with dirt, once someone has said it.

There is no meaning to a brilliant writing that was never written. A bad writing is better when it is written. What does a great novel mean when the story is only in the head? May be a slim little novel that repeatedly rejected small publishers much better when it's been written down! In fact, writing five pages alone is better than imagination without being. The reason, written inscriptions written can still be corrected, improved, and ultimately will be better. So write now. This second too!

Sort:  

Setuju dengan kata-kata kamu. Bagi saya menulis lebih sukar dari melukis. :)

Terima kasih, Pak Cek. Saya akan kunjungi steemit Pak Cek juga. Nak lihat lukisan :)

semoga kami bisa jadi penulis seperti bang @arafatnur, aamiin :)

Aamiinn. Semoga lebih daripada saya :)

Terima kasih untuk motivasi menulisnya bang @arafatnur. Sangat "menampar" untuk terus menulis.

Terima kasih Mbak. Sudah sudi membaca. Salam hangat dari Aceh :)

Terima kasih untuk tulisan bergizi ini bang
Jujur saya merasa sedikit tertampar dan merasa malu pada diri sendiri karena sering menunda-nunda untuk menulis