Kopi Pancung Pertama di Koetaradja Setelah Libur Lebaran
Subuh tadi aku tiba di Banda Aceh setelah seminggu lebih pulang kerumah orang tua ku di Bireuen. Merayakan lebaran bersama keluarga besar dikampung halaman. Menghabiskan masa liburan dengan mengunjungi kerabat dan teman-teman disana.
Sejak pagi tadi di Banda Aceh, hasrat ngopi sudah datang. Namun, karena masih ada agenda berkunjung kebeberapa rumah kerabat lainnya, hasrat tersebut ku tunda dahulu. Lagian, waktu liburan akan segera berakhir, lebih baik berkunjung sekarang dari pada tidak sama sekali.
Sambil berkeliling tak lupa aku memantau warung-warung yang sudah buka. Dan, aku melihat hampir semua warkop sudah buka. Tak seperti biasanya, mereka tutup dan baru buka saat musim liburan selesai. Pasti ini karena sedang ada perhelatan worldcup di Rusia.
Setelah semua urusan selesai, malamnya aku menuju sebuah warung kopi yang menjadi "lapak rutin" malam puasa. Sebuah warkop yang berada di pinggir krueng aceh. Dengan harapan, bisa bertemu rekan-rekan lain yang biasa nongkrong disana.
Selain itu, warung kopi tepi kali (sebutan lazim bagi warkop itu) juga membuatmu bisa memandangi komplek Kodam berlama-lama. Minimal, jika tak ada rekan-rekan ngopi disana, engkau bisa menerawang tentang apa yang sedang dilakukan para serdadu dibalik tulisan "hudep saree, matee syahid" itu. Dan, beruntung aku tak harus melakukan itu, karena beberapa rekan telah lebih dahulu disana menikmati kopinya.
Menyoe kakeneng kupi syiet kapah laju.
Cokoep brat pah kira ju..
Sang trep hampa udara bang, Hana kupi hehehe
Thoe lheuh reukueng 😂😂😂😂
Memandang ke seberangnya, mungkinkah merasa aman?