Tumblr
Beberapa hari terakhir ini, sosial media digemparkan oleh kehebohan pemblokiran “tumblr”. Sebuah media tempat manusia-manusia kreatif melahirkan imajinasi tulisannya.
Saya pengguna tumblr. Dan jujur, tumblr adalah salah satu tempat paling nyaman untuk menulis. Beberapa tahun lalu dunia pernah sempat heboh dengan pemblokiran media ini. Dan kali ini hal itu terulang kembali.
Pertanyaan pertama. Mengapa kemenkominfo merasa perlu untuk membasmi media bernama tumblr ini?
Alasannya karena terdapat sekitar 300-an akun yang disinyalir mengandung pornografi.
Hai, tidakkah kamu tau bahwa disana terdapat ribuan, bahkan lebih akun-akun yang memiliki nilai positif. Dari sana, banyak penulis-penulis hebat menerjemahkan seluruh isi kepalanya dalam bentuk tulisan. Sebut saja ada Boy Candra, Tia Setiawati, Hujan Mimpi, Taufik Aulia, Kotak Nasi, Secangkir Kopi Kita, Bias Hujan dan masih banyak lainnya.
Dari mereka, lahir penulis-penulis baru yang terinspirasi. Sebagai warga (juga pengguna tumblr) saya merasa pemblokiran ini justru mematikan kreatifitas para penulis.
‘Kan masih banyak tempat menulis lainnya’?
Seperti yang sudah saya katakan sebelumnya, bahwa bagi saya tumblr adalah salah satu media paling nyaman untuk menulis. Saya pikir, pengguna tumblr lainnya juga merasakan hal yang sama.
Benar, benar sekali. Dengan pemblokiran tumblr, masalah akun akun pornografi akan segera tertuntaskan.
Tetapi, mengapa harus tumblr? Saya pikir, akun social media lainnya juga tidak pernah terlepas dari pornografi. Apakah dengan membasmi sosial media bernama “tumblr” maka pornografi akan hilang begitu saja???
Hei, kehilangan tumblr ibarat penulis kehilangan rumahnya, kehilangan panggung sandiwaranya. Ngilu.
Kritis.. mantap kem.. 👍
Waah, masih kurang kritis ni, tapi egk terlalu suka yang 'terlalu kritis' juga 😅