Abang "dikit-dikit", Adek "sikit-sikit" [Man and Woman Relation]

in #writing6 years ago (edited)

Hello Fellow Steemians..

Conversation about women is not endless. Every conversation about women will occupy her position to be equal in the gender relation, but on the other hand women will occupy the lowest position, including in the the social, cultural, economic, political, and even religious fields. (Tri Handayani dan Deddy Ilyas)

Perempuan, meski jarang memakai rok dan gaun, mesti tak menyukai warna pink, dan meski tak bisa memasak, tetaplah perempuan sejati. Dengan anggota tubuh yang masih sama, termasuk payudara dan vagina yang masih menempel sempurna. Tidak bisa memasak, mencuci dan menyertrika tak lantas membuat perempuan tiba-tiba memiliki kumis dan penis, kan? Begitulah yang disampaikan oleh Andina Rahayu dalam bagian akhir tulisannya Peran Gender dalam Rumah Tangga, Mana yang Masih Dipertahankan.

Dalam lirik lagu Zuhdi yang lebih dikenal dengan panggilan Bergek, tersirat bahwa sebagai lelaki meskipun mencintai perempuan, namun terkesan bahwa sang lelaki merasa sangat direpotkan, dibuat susah dan terbebani dengan keberadaan orang yang dicintainya yaitu perempuan. Perempuan digambarkan sebagai sosok yang selalu cerewet dan banyak maunya. Disisi lain, lelaki tampil sebagai sosok berduit, konsisten dan pencinta sejati.

image
Source

Dalam keseharian di lingkungan rumah tangga laki-laki berkewajiban memenuhi semua sandang pangan dan papan bagi perempuan dan anak, semua yang berkaitan dengan masalah keuangan, kebijakan, mencari solusi atau dengan bahasa lain adalah "abang dikit-dikit", atau perempuan yang dalam banyak hal dituntut untuk mengerti urusan rumah tangga (domestik) semata, pokoknya urusan cuci piring sampai cuci "baut suami", memasak itu wajib, anak nangispun adalah salah perempuan atau saya katakan "adek sikit-sikit"

Pembedaan diatas dirasakan kurang tepat karena pada dasarnya laki-laki dan perempuan dapat hadir dalam keadaan yang saling bertolak belakang seperti gambaran diatas, laki-laki bisa jadi cerewet dan materialistis atau sebaliknya perempuan bisa menjadi lebih kuat dalam mencari nafkah. Keadaan inilah yang kemudian kita sebut dengan Gender yaitu perbedaan suatu konsep kultural yang berupaya membuat pembedaan (distinction) dalam hal peran, perilaku, mentalitas, dan karakteristik emosional antara laki-laki dan perempuan yang berkembang dalam masyarakat.

image
Source

Mansour Faqih dalam bukunya Analisis Gender dan Transformasi Sosial mengatakan perbedaan Gender terbentuk oleh banyak hal yang disosialisasikan, diajarkan, yang kemudian diperkuat dengan mengkonstruksinya baik secara sosial maupun kultural. Proses panjang tersebut pada akhirnya menjadi sesuatu yang diyakini sebagai sesuatu yang kodrati baik bagi laki-laki maupun perempuan, hal ini kemudian direfleksikan sebagai sesuatu yang dianggap alami dan menjadi identitas gender yang baku.

Saat masih bekerja sebagai Konselor pada program United Nation Fund for Population Activities (UNFPA) kenyataan ketimpangan peran dan keadaan diatas banyak terjadi yang pada banyak kasus dimana laki-laki tampil superior daripada perempuan sebagai makhluk inferior. Disisi lain, perempuan yang inferior merasa berhak untuk dipenuhi hak-haknya. Hak dan kewajiban dipahami secara sempit dan tidak mendapatkan penjelasan secara utuh. Akibat dari pemahaman yang tidak utuh dalam hal Gender (secara lebih khusus masalah relasi) ini, ternyata berakibat dalam masalah hubungan antara laki-laki dan perempuan. Yang paling jelas adalah laki-laki harus memenuhi segala kewajibannya dan perempuan harus menerima segala haknya.

Sahabat steemians..

Laki-laki dan perempuan sejatinya memang diciptakan berbeda. Namum perbedaan itu hanyalah perbedaan dari sisi fisik yang secara fitrah diberikan Allah SWT kepada laki-laki dan perempuan. Namun fitrah itu diberikan kepada manusia agar saling melengkapi satu sama lain. Karena itu dalam membangun sebuah hubungan antara laki-laki dan perempuan hendaknya kedua belah pihak memahami latar belakang, karakter dan ego masing-masing. Dalam hal relasi ini, laki-laki dan perempuan tidak harus menampilkan perbedaan tapi pengenalan (ta'aruf) terhadap masing-masing.

***Yohana Yambise : “Akar permasalahan dari kasus-kasus kekerasan dan kejahatan seksual terhadap perempuan dan anak ini bersifat multi dimensi dan multi kompleks."

image
Source

Masalah yang sangat mendasar dari relasi gender antara perempuan dan laki-laki itu adalah pengetahuan dan pendidikan, karenanya perlu sinergitas dari berbagai pihak untuk mengatasi masalah ini. Masalah hubungan, pola pikir dan anggapan harus sejak dini harus mendapatkan perhatian. Laki-laki tidak perlu merasa superior dan semena-mena karena surga dan neraka tidak menyeleksi jenis kelamin. Perempuan juga tidak perlu merasa jadi yang tersakiti dan teraniaya karena Tuhan itu melihat siapa yang terbaik di sisiNya dan kuburan tidak pernah hanya meminta jasad laki-laki, namun juga wanita berakhir pula disana.

Relasi gender meskipun biasa diartikan dengan hubungan antara laki-laki dan perempuan dalam berbagai peran dalam kehidupan bermasyarakat. Akan tetapi dalam kenyataannya sering terjadi masalah dalam pembagian peran. Laki-laki lebih dianggap dominan dalam memainkan berbagai peran dalam masyarakat, sementara perempuan memperoleh peran yang terbatas. Ketimpangan ini terjadi karena berbagai nilai-nilai hidup di dalam masyarakat, termasuk terhadap ajaran-ajaran agama yang dipahami secara sempit walaupun kita tidak bisa menyatakan semena-mena. Teks-teks keagamaan tidak jarang dalam tulisan tersebut terkandung suatu pendapat, pikiran atau wacana yang melihat perbedaan jenis kelamin sebagai cara pandang. Akibatnya, tanpa bermaksud sengaja, namun telah memberi pola dan terjadi dikriminasi gender. Hal ini menjadi salah satu titik krusial dalam pembahasan relasi antara laki-laki dan perempuan.

Jamaah steemians..

Dalam bagian terakhir tulisan ini, saya ingin mengajak kaum adam dan kaum hawa, para orang tua, guru dan pemerintah dari yang terendah sampai yang tertinggi untuk terlibat aktif dalam menyuarakan pentingnya pemahaman relasi lelaki dan perempuan, pemahaman yang tepat tentang sex dan gender dalam rumah tangga, masyarakat dan bernegara karena dalam kenyataan kehidupan sehari-hari, laki-laki dan perempuan, keduanya bisa menjalankan peran baik di sektor domestik maupun publik. Harus ada upaya memberi pemahaman bahwa laki-laki dan perempuan punya hak-hak dan kesempatan yang sama, sesuai dengan peranan dan statusnya dalam keluarga, masyarakat, dan negara.

Demikian pula, pendidikan dengan kurikulumnya harus mampu menciptakan pemahaman bahwa relasi tanpa memandang jenis kelamin adalah keniscayaan. Tidak ada alasan lagi bagi pendidik dan anak didik untuk membuka peluang bagi salah satu jenis kelamin saja dengan segudang alasan bahwa laki-laki lebih fleksibel dan perempuan tidak dinamis.

Yang patut didiperhatikan saat ini bahwa isu Marjinalisasi, subordinasi, stereotype, double burden dan kekerasan dan budaya patriarkhi saat ini bukan hanya jadi isu sentral kaum feminis namun juga bagi kaum maskulin. Menampilkan bahwa hanya perempuan yang dalam keadaan seperti itu justru kaum pria banyak dipersalahakan dan ini juga sangat merusak relasi bahkan jadi contoh tidak baik bagi generasi yang akan datang.

**Karena sebagai patner yang baik, kita harus seirama dan senada. Jangan dikit-dikit bilang ini salah kaum laki, dan jangan sikit-sikit menimpakan kesalahan pada kaum perempuan.

Demikian tulisan ini, semoga bermanfaat dan apabila ada masukan dan komentar bahkan kritikan, mohon tinggalkan pendapat di kolom komentar. Izin menandai dan mohon pendapat cc. #sevenfingers #steempress

Join eSteem Discord by @good-karma @esteemapp
Join Steemit Indonesian Community Discord
Join Silentzen Discord @silentzen @samprock
Join sevenfingers discord @sevenfingers
Join steemgigs discord
Join Steemstem diacord #steemstem


image


God Bless You All..
If You LIKE, please VOTE it.
If you CARE, please RESTEEM it.

Thank for visiting my blog,

Calang, 25 Juni 2018, 07.47 WIB

@khaimi

image
image
image
image

Sort:  

Halo @khaimi! Posting yang keren.. telah kami resteem ke 7627 follower yah.. *) Sudahkah anda mengklaim airdrop dari Byteball?. (Seberkas kontribusi kami sebagai witness untuk komunitas Steemit Indonesia.)

Terimkasih @puncakbukit atas dukungannya. SBD (Semoga Berkah Dapat) ya

Keberadaan wanita dan pria untuk saling melengkapi, kekurangan yang ada pada wanita ditutupi oleh pria dan begitu juga sebaliknya, bukan untuk saling sikit-sikit atau dikit-dikit. Bereh

Terimakasih atas tanggapannya Tengku @seumalu. Semoga disambar petir kurasi hari ini. Hahaha

Dari judulnya saja sudah menarik,, begitu baca isinya....hmm ternyata sangat menarik. Bereh bang @khaimi. Benar yang abang katakan bahwa abang dikit2 ini dan adek sikit2 ni sering terjadi dalam kehidupan laki dan perempuan.

Mantab tulisannya pak @khaimi. Sesungguhnya perbedaan di sisi Tuhan itu hanyalah kualitas keimanan (taqwa), siapapun dia, apapaun jenis kelaminnya, selama sudah digelar muttaqin maka dialah yang berhak atas Kasih Sayang Ilahi.

Sangat terinspirasi

Terimakasih @nurm. Selamat juga ya, semoga artikel ini membantu arti relasi antara kamu dan calonmu nanti dalam membina rumah tangga. Amin

Congratulations! This post has been upvoted from the communal account, @minnowsupport, by khaimi from the Minnow Support Project. It's a witness project run by aggroed, ausbitbank, teamsteem, theprophet0, someguy123, neoxian, followbtcnews, and netuoso. The goal is to help Steemit grow by supporting Minnows. Please find us at the Peace, Abundance, and Liberty Network (PALnet) Discord Channel. It's a completely public and open space to all members of the Steemit community who voluntarily choose to be there.

If you would like to delegate to the Minnow Support Project you can do so by clicking on the following links: 50SP, 100SP, 250SP, 500SP, 1000SP, 5000SP.
Be sure to leave at least 50SP undelegated on your account.

There is a fairly famous psychotherapist Kurpatov in St. Petersburg. His book on this subject is the best I've ever read. However, I do not know if there is a translation into English.
My ancap-libertarian position I've expressed here: https://steemit.com/life/@ladynazgool/just-another-time-about-gender-roles

I've read your article @ladynazgool, and wow, I really like it when you expressed your wrath against the mindset that puts the woman in the position just like in the bed (the sex feather), in the kitchen (the house cook) and in the well (the household laundry wash).

what you say is true, but there is another side in the above article about the relationship. that between men and women still have to be in rhythm though different. the voice of injustice against women is not to keep women away from men's life right? the injustice to be changed in a good direction, not to fully blame the man. in some instances, women also demanded that their rights be fulfilled by men. However men still need women, women need men. Today's man has shaped his mindset after so long in that state, so Women does not have to be extreme because everything has to be done gradually. There is a way to change our world and relation with research, discussion and training. God bless you

@resteemator is a new bot casting votes for its followers. Follow @resteemator and vote this comment to increase your chance to be voted in the future!