You are viewing a single comment's thread from:

RE: Kami, yang Tidak Baik-Baik Saja

in Steem SEA10 days ago

Oh my god… terlalu banyak yang terlewatkan setelah kita lost contact selama hampir 2 tahun (berdasarkan penaksiran saya). Tahun-tahun panjang yang kalau saya coba kilas balik, ternyata sesingkat itu, ya.

Soal diskusi di simpang 4, saya masih ingat sebagiannya. Kalau soal telepon malam hari itu? Entahlah… daya ingat saya merosot jauh saat ini. Kejadian 5 menit lalu saja bisa alpa dari pikiran, lebih-lebih yang sudah tahunan berlalu.

Ada sebuah hal unik yang saya perhatikan setelah beberapa hari ini kita bersua via kolom komentar. Kenapa Bu Cici bisa berempati—dan bahkan bangga—pada saya?

Kamu mungil tapi kuat, itu yang selalu kukatakan pada maslakoe. Anak ini bisa menembus angkasa bila diberi sayap. So proud of you!

Hari-hari saya kerap dihantui perasaan tidak berharga dan tidak layak mendapat simpati dari siapapun. Saya tidak lebih baik dari siapapun di dunia ini. Tapi saya bangga dengan klaim “penyintas” tersebut. Buktinya saya masih hidup sampai detik ini.

Kirim salam untuk maslakoe-nya, bu. Semoga sehat dan bahagia senantiasa.

Sort:  
 10 days ago 

Kenapa Bu Cici bisa berempati—dan bahkan bangga—pada saya?

Saya hanya menyatakan yg saya pikir dan rasakan. Mungkin saya pernah puyeng akan berita buruk tentang kamu, tapi kenapa harus fokus pada sesuatu yg saya tidak tahu kebenarannya? Saya tidak peduli dengan keputusan salah yg pernah kamu ambil akibat berusia muda.

Saya peduli melihat kebangkitan kamu menjadi apa yg kamu inginkan, siapapun yg mendukungmu dengan cara apapun maka itu berkah buatmu. Saya tidak bisa menarikmu dari situasi saat itu, tapi saya percaya dan berdo'a agar kamu menunjukkan kekuatan pikirmu yg sangat cerdas lagi rasional itu.

Kamu berharga, kamu penting dan kamu layak! Entah berapa kali saya bilang itu dulu.