RE: JAPAKEH XX: Expedition to Mt. Buntul Gading (Day -3)
Memang karakteristik pegunungan di jawa jauh sekali berbeda dengan pegunungan di Aceh, namun bahaya selalu ada dimana-mana. Jaur yang terlalu banyak justru menyulitkan pendaki dalam menentukan arah, karena kebanya pendaki di pulau jawa adalah pendaki wisata yang tidak membawa perlengkapan yang memadai. Saya berkali-kali ditertawakan karena saat saya naik gunung disana selalu membawa perlengkapan navigasi dan makanan lebih. Dan memang, di pucak gunung disana itu kebanyak sudah ada warteg (warung kecil) yang menjual makanan bahkan nasi goreng saja tersedia.
Sementara di Aceh, gunung yang bisa dianggap wisata hanya ada 2, yaitu Burni Telong di Takengon dan Gunung Seulawah Agam di Saree Aceh Besar, meski demikian pendakian kesana tetap membutuhkan peralatan navigasi yang memadai.
Saya beberapa kali pernah diskusi dengan para sesepuh pendakian gunung di Indonesia seperti Uwak Jukardi Bongkeng (Wanadri), Pak Mamay S Salim dan Kang Galih Donikora yang merupakan sepepuh pendaki dari Wanadri yang masih aktif hingga sekarang. Mereka merasa miris dengan para pendaki di Pulau Jawa dan sebagian Sumatera karena cenderung menganggap enteng pendakian dan banyaknya korban yang tidak perlu dalam pendakian wisata seperti itu, dan umumnya para pendaki disana tidak dibekali peralatan dan perbekalan yang memadai dan cenderung menganggap remeh perjalanan mendaki gunung.