Kisah seorang anak penjual Batu

in #indonesia7 years ago

image

Gambar diambil oleh rekan traveling saya namanya cut bang Mukhlis. kala itu, ketika saya sedang menghabiskan waktu libur panjang bersama rekan saya, menjelajahi berbagai tempat yang ada di aceh, pada saat itu tujuan kami adalah Krueng mane, di mana tempat kelahiran Syaikh Muhammad Abiet Al Bireuni. Krueng mane pun selesai kami jelajahi, sedangkan waktu yang tersisa masih hampir tujuh jam lebih, dan kami pun melanjutkan perjalanan menuju ke Sawang, Aceh Utara.

Cuacanya yang panas membuat saya dan rekan saya berkeinginan untuk melakukan aksi berenang di salah satu sungai yang biasanya menjadi objek wisatawan lokal.

Sedang asiknya merasakan dinginnya air sungai, melepaskan penat yang ada, terlihat beberapa orang anak dengan membawa masing-masing ban "bhan dalam" mobil, untuk mengangkut batu batu yang bisa di bawakan oleh mereka di dalam ban tersebut.

image

Singkat cerita, saya datangi mereka dan meminta izin untuk bergabung dengannya mencari batu yang bisa di pakai, setelah batu batu itu kami kumpulkan, lalu seorang anak menghitung berat batu itu dengan mengira ngira, Lalu mereka bawa batu itu menuju ke sebuah mobil truk, dan ia kembali lagi ke tempat perkumpulan sebelumnya.

image

Dengan membawa sebuah kantong plastik hitam, saya tidak tau apa isi di dalamnya itu. Lalu setelah mereka menyelesaikan pekerjaannya, saya mulai mengajak untuk berbincang-bincang dengan salah satu dari mereka, bisa dikata ketua geng.

Dik, tadi kan kita ngumpulin batu dari sungai, terus untuk apa kamu dan teman-temanmu batu itu, tanya saya.
Sambil tertawa ia menjawab dengan singkat pertanyaan dari ku, kami jual, kalau mau dimakan mana bisa, lucu abang ya.
Jadi dari tadi kalian berkerja untuk mendapatkan uang, bocah itu pun terdiam sejenak, dan kembali menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi.

"Sebenarnya kami masih sekolah, kelas 4 SD, lalu jajan kami sehari hari tidaklah cukup untuk membeli permen yang berhadiah mobil mobilan, dan jikalau saja kami memaksa orang tua kami untuk membeli mainan yang kami mau, kami merasa kasihan pada orang tua kami, makanya kami cari uang sendiri biar Mak dan ayah bisa menggunakan uangnya untuk keperluan lain".

Setelah mendengarkan ceritanya itu, seolah olah saya merasa tersindir, entah bagaimana itulah yang terjadi. Bagaimana bisa mereka yang hanya anak anak mampu berpikir demikian, sedangkan kita yang jauh lebih tua dari mereka jarang memikirkan hal hal yang demikian.

Mari merenung sejenak, apakah kita merasa malu dengan anak anak itu...?
Jangan tanyakan pada rumput yang bergoyang.

Tukar batu dengan uang, mungkin kalau mereka sudah tau SBD, bisa jadi tukar batu dengan SBD.

Sort:  

Dari batu menjadi rupiah, dari rupiah menjadi mobil-mobilan, dari mobil-mobilan menjadi senang deh ade2, lalu uang orng tua dipake utk keperluan lain. Katanya adalah tdk mau merepotkan ortu.
Secara sederhana kita melihat ini sebagai kisah yang mungkin biasa-biasa saja karena alurnya demikian. Tapi kalau dilihat secara mendalam sebenarnya ada sebuah SIKLUS yang dibangun oleh bocah2 seksi tanpa sehelai benangpun ini. Hahah.
Mungkin Mereka tidak sadar apa yg mereka lakukan itu adalah suatu bagian dari rantai kehidupan di mana orng mengawali sesuatu dengan tujuan tertentu lalu berusaha keras tk Menggapainya dan endingnya adalah untuk bahagia atau senang.
Di balik batu bukanlah udang tapi di balik batu ada RUPIAH.

Begitupun dengan kita yg lagi rajin2 menulis di esteemit ini. Mengawali dari tulisan yg tanpa ada seorangpun yg upvote sampai maksa teman upvote Hahhahah..
Ada siklusnya juga yg harus kita lewati dengan tabah dan sabar. Kita tdk melihat $ 0,00 hari ini, tapi kita telah memulai sebuah cara baru menguras isi kepala kita untuk dituangkan melalui ujung jari kita yg hampir kriting karna trus menulis sampai ke plototan mata sobat steemit yg lain yg dengan setia membaca. Lalu apakah mau di upvote atau tidak itu urusan kemudian. Tapi setidaknya kita sudah merubah gaya hidup yg hanya kampus - kos dan sebaliknya yg IPenya juga biasa2 sja menjadi lebih bermanfaat.

Ehhhh. Ko komentar ku kepanjangan sih? Hahah

Upvote juga ya biar aku lbh semangat menjalin hubungan dgn pacar baruku yg juga pacar kita semua yg bernama esssssssteeeemit ini. Hwhehe

Udah enggak tau lagi mau di komentari apa wkwkw.
Terimakasih komentar yang sangat menginspirasi juga, dan kita saling menghargai karya, urusan vote, urusan belakang, mari kita jaga baik baik pacar baru.

Mantap. Cerita yg sangat menginspirasi.

Terimakasih