Fasilitas Publik Ramah Difabel

in #indonesia7 years ago (edited)

Ketika kita berbicara tentang fasilitas publik, maka yang terbayang adalah sebuah fasilitas yang disediakan oleh pemerintah, dan dapat dipergunakan / dimanfaatkan oleh masyarakat ramai, dan biasanya… kondisinya lambat laun semakin kotor dan memprihatinkan. Tidak hanya di Indonesia, bahkan di negara-negara maju hal ini juga tidak selamanya dapat dihindari.

Yang menjadi concern saya adalah bagaimana sebuah fasilitas itu dapat digunakan secara maksimal oleh semua lapisan masyarakat, termasuk di dalamnya difabel, atau orang-orang dengan berkebutuhan khusus.

image

Sebut saja pengadaan Bis Transkutaraja di Banda Aceh. Sampai saat ini, bis ini baru beroperasi di beberapa koridor, kedepannya mungkin akan menjangkau kawasan Banda Aceh (dan Aceh Besar) secara meluas. Secara pribadi, saya merasa pengadaan Bis ini dapat mengurangi tingkat kemacetan ( sebenarnya hitungannya belum masuk kategori macet juga) , mengurangi polusi suara maupun udara - dimana masyarakat digerakkan untuk menggunakan fasilitas ini dan mengurangi penggunaan kendaraan pribadi, dan masih banyak lainnya. Sayangnya, keberadaan fasilitas ini - setidaknya sejauh ini, tidak ramah bagi difabel maupun lansia.

Melirik sekilas pada halte bis yang telah dibangun, Kita akan melihat kemiringan dari area bagi difabel yang memiliki tingkat kemiringan yang cukup besar.

image

Sedikit membandingkan dengan halte serupa yang ada di luar negri, dimana slope atau tingkat kemiringan jembatan ini masih lebih rendah, setidaknya tidak hanya difabel bisa menggunakannya, bahkan para lansia pun terbantu dengan adanya "jembatan" ini.

Setiap orang, punya hak yang sama untuk mendapatkan kenyamanan, termasuk hak untuk menggunakan fasilitas publik

Di beberapa halte juga masih ditemui halte portable, yang tidak dapat dibantah lagi, tidak mungkin dapat digunakan oleh difabel ataupun lansia.

image

Kalau alasannya Kita masih dalam tahap berbenah, masih butuh proses dan waktunya yang tidak sedikit, tetap bukan alasan untuk melupakan bahwa ada orang tua / lansia dan difabel yang juga pengguna fasilitas-fasilitas publik tadi.

Semoga pihak-pihak terkait dapat lebih memperhatikan hal-hal seperti ini, setidaknya untuk pengembang infrastruktur lainnya di masa mendatang .

Dan Kita sebagai masyarakat punya kewajiban untuk membantu pemerintah dalam membangun infrastruktur di daerah Kita, mengawasi, dan memberikan masukkan yang membangun bagi pemerintah, untuk kemaslahatan masyarakat secara menyeluruh :)

Sort:  

Sisi yang menarik karena isu soal fasilitas bagi difabel sangat jarang disentuh di Aceh bahkan oleh media arus utama (mainstream). Dalam pembangunan apa pun, kepentingan kaum difabel jarang diperhitungkan. Di luar negeri, membuat salon dengan satu pintu saja harus ada fasilitas untuk difabel, misalnya toilet mereka terpisah, atau pintu yang mudah mereka akses. Di sini kan jarang yang begitu.

Semoga postingan ini mendapat reward yang layak @rahmanovic. Keep spirit to writing.

Thanks for commenting. Sebenarnya ada kok ini dibahas.. ...tp bisa jadi cuma sampai bahasan atau malah didesain, tp di lapangan gak sesuai. Bnr sekali.. di luar memang hal-hal yg terkejar kecil sekalipun ttp diperhatiin. Semoga Aceh semakin baik kedepannya

Plz Follow me and upvote my post
“Join Steemit Upvote Exchange Group http://www.doze.io

Pandangan saya, pembangunan fasilitas publik kita kebanyakan tidak mempertimbangkan akses layanan bagi kelompok difabel. Pembangunan "mendiskriminasikan" kaum difabel merupakan pelanggaran hukum. Perlindungan terhadap difabel (disabilitas) merupakan komitmen Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB).

Konvensi Hak-Hak Penyandang Disabilitas telah di sepakati oleh Majelis PBB pada 13 Desember 2006. Indonesia telah meratifikasi konvensi tersebut melalui Undang-undang No 19 Tahun 2011 Tentang Pengesahan Konvensi Hak-hak Penyandang Disabilitas pada tanggal 18 Oktober 2011.
Dengan lahirnya kebijakan hukum nasional di Indonesia sewajarnya pembangunan harus punya perspektif perlindungan dan akses bagi kelompok difabel.

Salam
@usmanosama

Wahh .terima kasih infonya.. jadi ada tambahan ilmu lg

semoga terus memposting berita-berita bermanfaat @rahmanovic

Alhamdulillah kalau bermanfaat :)

Semoga pemerintah lebih memperhatikan fasilitas infrastruktur lainnya untuk saudara kita kaum disabilitas.

Ga cuma di Banda Aceh. Di Jakarta juga masih ada halte-halte TJ yang ga memfasilitasi penumpang difabel.

Sedih ya...mereka Kan butuh transportasi umum juga

Aku sempat kepikiran ide ini juga, tapi ga kepikiran tentang lansia dan difabelnya, harus cari ide lain kayaknya, tulis ini di opini surat kabar lokal kak, biar pihak terkait setelah baca ini bisa bebenah,

kayaknya udah pernah ada...dan mereka tau kesalahannya dimana. cuma yaaa.... begitulah adanya :D

kayaknya pelanggan tetap layanan transkutaraja nih... :D

Beuh bek tanyong 😁

Be popular on steemit http://www.doze.io

And....what is that?

hahahha.... tambahan fasilitas publik yang tidak menghargai disabilitas

Bukan tidak.. terlewatkan mungkin

@rahmanovic good post....!! Kept posting.