Menangguhkan Sabtu
Gadis, bukan maksudku mau berbagi rindu. Nasib adalah keheningan masing masing. Takdirku tak bisa lagi menjadi lawan main dalam dramamu, mungkin aku bisa menjadi penonton untuk menyaksikan kisah cintamu.
Ku pilih kau dari yang banyak, tapi sebentar lagi malam akan sunyi.
Pernah rindu Kita habiskan bersama malam untuk saling bercerita tentang hati yg menggebu, membayang masa depan untuk bersatu.
Aku pernah ingin benar padamu, dimalam raya menjadi kunang kunang qalbu.Kini, Jangan lagi berlebihan dalam cinta sendu, itulah kunci dari sebuah mengabadikan qalbu.
Gadis!
Jangan lagi Kita berpelukan mabuk pilu, jangan satu kan hidupmu dengan hidupku.
Tuhan telah menciptakan hal hal yang menakjubkan yg tidak bisa dimiliki, seperti pantai, senja, dan kamu.
Engkau merupakan sosok wanita yang mandiri. Dikau tidak pernah menggantungkan diri pada orang lain.
Kini, mencintaimu bagaikan menghirup asap ganjaku.!
Betapa curang ya Sabtu
Sudahlah, biarkan gadis itu berjalan.. Karena ternyata meurapi tak seindah yang kalian sepakati wkwkw
Oh rara, untuk apa Merapi, mari kembali ke arah ilahi,
Hahaha.......
Ternyata, suasana duka lara mampu membangkitkan gairah seni yang tinggi. Baru kali aku melihatnya. Sampai-sampai untuk membalas komentar pun, puisinya tak terbendung.
Oh Mayapada, senjamu menggoreskan pilu di hatiku.
Hahaha
Sorry Bang, tarbawa suasana.
Jangan lagi meminta maaf bang, ikhlaskan saja😎😎
Asyik
Indah
Indah pantai nya bang 😁
Di mana itu???
Di kampung ayah ibu (Aceh) bang
Aseeek... 👍
Fiktif itu bang ya 😬😊
menawan tulisannya
ah gadis, mengapa harus berbagi pilu di hari sabtu
hahaaaa sukaaa......
Terima kasih kak @ranesa70, berkat tunjuk ajar kak @mariska.lubis pasti nya