Kesombongan Bukan Sesuatu Untuk Dimonopoli

in #writing7 years ago (edited)

Intro : Soc, Antis, Epic, dan Karni


Saya teringat pada suatu kisah tentang filsuf Athena di Yunani Kuno bernama Antisthenes. Dia hidup antara 440-360 SM. Dia adalah pendiri mazhab sinisme yang terkenal akan anjurannya untuk menjalani hidup yang sederhana. Antisthenes diriwayatkan selalu tampil mengenakan pakaian yang memperlihatkan kemiskinan yang berlebihan.

Meskipun Socrates (469-399 SM) juga menganjurkan hidup yang tidak berlebih-lebihan, tetapi dia juga tidak menganjurkan kemiskinan. Suatu hari, Antisthenes bertemu dengan Socrates, dimana Socrates -mungkin setelah perbincangan panjang lebar antara keduanya tentang bagaimana idealnya seseorang menjalani hidup dari segi materialisme- mengkritik Antisthenes dengan berkata, "saya dapat melihat kesombonganmu, Antisthenes, justru lewat lubang-lubang yang kritis di jubahmu itu."

image
Lisensi Creative Commons Atribusi-NonKomersial-TanpaTurunan 4.0 Internasional (CC BY-NC-ND 4.0))

Saat memikirkan percakapan keduanya itu, pikiranku tidak bisa tidak menerawang kepada Epicurus (341 - 270 SM) filsuf yang menganjurkan untuk menikmati hidup dengan kenikmatan material yang tertinggi yang mungkin dicapai. Dia bersama beberapa temannya telah mendirikan mazhan Epikuros. Andai saja mungkin, ketiganya diundang dalam suatu debat yang dihost oleh Bang Karni Ilyas, tentu akan sangat menarik sekali. Tapi mari lupakan kenikmatan yang mungkin didapat ketika kita -terutama para penyuka debat filsafat- menyaksikan Socrates, Antisthenes, Epicurus, dab Bang Karni bertemu dalam satu panggung. Mari kita berfokus pada 'kesombongan'.

Senjata Pamungkas Setan


Dalam filem The Devil's Advocate (Warner Bros. Pictures, 1997) yang dibintangi oleh Keanu Reeves dan Al Pacino, diperlihat, ketika Setan tidak mampu lagi memperdaya seorang manusia untuk memanfaatkan kekuasaannya demi melakukan keburukan-keburukan, Setan akan membiarkannya hanyut di dalam kebaikan dan pada gilirannya akan mengisi hatinya dengan kesombongan. Dan Setan pun berkata, "Kesombongan, kawan, adalah senjata favoritku."

Setan adalah, sejauh yang diajarkan kepada saya, penggoda yang ulung dengan jam terbang yang tak kurang dari umur keberadaan manusia itu sendiri. Dia dan antek-anteknya sudah memulai kegiatan mereka sejak Adam masih di surga. Sekarang, setelah sekian lama berlalu, apa yang tidak mereka -para Setan itu- pahami tentang manusia? Seseorang bisa berkata, "Persetan dengan setan-setan itu!" Tetapi Setan-setan itu, saya yakin, tetap tidak akan terpengaruh.

Setan mungkin tak mampu menggoda seseorang ahli ibadah untuk meninggalkan ibadahnya, dalam kasus muslim, misalnya sholat atau puasa. Tetapi Setan bukan tipe pejuang yang mudah menyerah, dia sudah bersumpah menggelincirkan anak cucu Adam dengan apapun cara, dan ironisnya, justru dia bisa memanfaatkan ibadah sebagai salah satu celah.

Oh ya, kamu ahli shalat yang tidak lagi mempan kepada bujukan untuk tidak shalat. Oke, Setan tak akan mengganggumu dan membujukmu lagi untuk tidak shalat. Kamu sekarang sudah naik level, karenanya, saranku, kamu harus ekstra hati-hati dengan hatimu. Bagaimana puasamu? Apakah puasamu membuatmu merasa tenang? Syukurlah. Tapi apakah itu juga sekaligus membuatmu merasa tinggi hati dan mudah tersinggung? Merasa lebih baik dari sebagian orang lain? Hati-hati. Kamu seseorang yang memiliki pengetahuan agama yang tinggi? Kamu pun harus hati-hati.

Tetapi, ironisnya lagi, Setan tak hanya menggoda orang-orang tertentu. Dia tak hanya menggoda orang-orang kaya agar menjadi pelit, atau sombong atas kedermawanannya. Setan juga bisa meletakkan kesombongan dan rasa curiga serta benci terhadap kelompok orang kaya di hati-hati kaum miskin, yang merasa dengan kemiskinannya telah mendapat hak untuk menilai dan mengutuk kelompok yang secara material lebih kaya darinya. Begitu juga, tak hanya ahli ibadah yang menjadi sasaran operasi bujuk rayu Setan. Orang-orang non ahli ibadah, yang sudah menjadi bagian dari kesuksesan Setan pun tidak akan ditinggalkannya begitu saja, tetap sesuatu harus terus dilakukan agar mereka yang sudah tergelincir ini terus merasa nyaman dalam kemapanan keadaan.

Ini hanyalah catatan pendek saya yang terilhami oleh percakapan dengan seorang teman yang menurut saya mencerahkan, beberapa hari lalu. Tetapi catatan ini tidak secara total -bahkan tidak sedikitpun, mungkin- bisa dipakai untuk menggambarkan pencapaian saya dalam hal relijius. Saya masih tetap seperti kebanyakan brengsek lain yang sering saya temui : jago ngomong, apalagi tentang orang lain. Saya tidak bisa mengutip beberapa dalil dari sana sini yang diucapkan teman saya tadi, karena saya sudah lupa dan sekaligus saya tidak mampu menanggung beban jika pun saya masih mengingatnya. Saya hanya mengambil intisari sederhana semampu saya dan menjadikannya sebagai sebuah catatan di sini, dengan kesadaran utama bahwa saya mungkin sekali telah menjadi objek contoh yang buruk di dalam percakapan yang saya intisarikan itu. Jadi, segala koreksi, bantahan, tambahan, dan apapun tanggapan atas artikel ini, akan sangat saya hargai. Dan semoga saya -terutama dalam menulis artikel ini- terlepas dari segala pengaruh dan bentuk kesombongan.

Proses Gambar


Klik atas kesadaran sendiri dan hanya kalau perlu.

Sumber dan Saran Bacaan


  1. Guyon Para Filsuf, Heriyanto, Pustaka IIMaN, cetakan pertama, Agustus 2005, 979-3371-30-1;
  2. Socrates in 90 Minutes, Paul Strathern, edisi Bahasa Indonesia: 90 Menit Bersama Sokrates, Penerbit Erlangga, edisi pertama, 2001, 979-688-219-1;
  3. wikipedia.id : Epikuros
  4. wordpress : EPICURUS: HIDUP TANPA PENDERITAAN, MATI TANPA KETAKUTAN
  5. wikipedia.id : Antisthenes
  6. iep.utm : antisthenes

Terimakasih


Terimakasih telah singgah. Jangan sungkan mengomentari, dan saya TIDAK ANTI KOMENTAR PANJANG, ukuran bagi saya bukan hal utama, namun isinya lah yang penting. Tetapi jika itu layak dijadikan artikel, saran saya buat saja itu sebagai artikel Anda dan lekatkan tautannya di bilah komentar dan/atau mention saya di artikel tersebut (perhatikan untuk menulis nick dengan benar), ini tentu membawa manfaat lain kepada Anda pada gilirannya.

Bergabunglah Dengan
The City of Neoxian di Discord
Slot Kosong.

situs web | Server Discord

From Indonesia With L💜VE


@aneukpineung78 | Telegram Saya

Sort:  

Saya suka dengan Postingan kamu @aneukpineung
saya telah upvote

cek juga postingan saya, follow, upvote atau resteem !
Saling membantu dan berbagi informasi !

Loading...

Hufffhhhhhhhhhh... Panjang dan lama kwkwk.
Tapi saya suka sekali intisari dari bacaan ini. Bahwa setan akan menggoda anak Adam menurut level keimanannya... Iman yang kecil yang lawannya setan juga tapi anaknya...
Nah kalau level keimanannya gede, segede Gaban maka setan yang keluar adalah mbahnya Mbah setan.

Dan intinya dari intisari adalah hati hati dengan hati nanti bisa sakit hati, jadi kata AaGyM, jagalah hati jangan kau nodai. Jagalah hati lentera hidup ini.
Ulang lagi ...jagalah hati, jangan kau nodai... Jagalah hati cahaya ilahi...

Gimana komentar diriku, nyambung gak kira -kira. Kalau rada Jaka sembung harap maklum ya @aneukpineung78 Kwkwkkw...

Aku juga pingin komentar yang panjang dan lama. Walau kagak nyambung sana sini. Harap dikomentari lagi... Hahaha

Haha. Pas kali, nyambung lah, @yenniyunita. Memang lagu Aa Gym itu udah pas kali, tambah lagi lagu Opick yang Tombo Ati. Memang kata para tukang ceramah (mengutip buku suci kalau saya tidakk salah), sumber utama masalah manusia adalah hati, ya. Hehe. Ayo lanjut, "Jagalah hati, jangan kau nodai .." 🎼

Asekk....lanjutt, mana suaranya... Tapi aku mau makan hati aja dulu.. laperrr baru makan nasi pake hati ayam kwkwkw

Haha. Udah mau masuk waktu sahur. 😀

Meminta upvote, follow di kolom komentar itu bagian dari spam. Membantu sesama itu harus... tetapi mengemis2 upvote/follow adalah bukan suatu usaha yang tepat. maaf jika ada yang tidak berkenan atau tidak setuju dengan kata2 saya.

Kasihan juga, beberapa melakukan itu karena keterbatasan pengetahuan.

Trkdg ada yang sengaja walau sudah tau..

Wah. Ada juga yang seperti itu. Itu ulog-ulog. 😀

😂😂😂

Selalu ada ide baru ya, salut untuk anda @aneukpineung! Terima Kasih telah berbagi.

Terimakasih, pupu93 atas kunjungan dan tanggapannya. Hanya membebaskan beban di atas altar platform Steemit ini, dengan harapan-harapan baik, tentu saja.

aha! '300 words standard' bagi sebagian kami 'makhluk visual lemah verbal' terkadang bervalue kesombongan tersendiri diluar...okelah, ini memang platform blogging, platformnya 'penulis'... dimana 'artist's statement' pun dituntut berpanjang-panjang untuk layak masuk dalam mahkota kurasi komunitas-gahar-SP yang 'verbal-minded', literer-akut, hambur-kata. Stigma yang berasa agak kurang adil mempertimbangkan bahwa proses menggambar sendiri sering makan waktu sekian jam yang kurang-lebih sama dengan mempersiapkan konten padat verbal. Mungkin ini bisa jadi pertimbangan bahan diskusi Socrates dan Antisthenes selanjutnya di kedai kopi Bang Karni Ilyas :D

Ini bukan 300 kata, ini sudah lebih dari 800 kata, dan jujur, saya masih merasa kurang, masih banyak yang bisa saya tuliskan. Maaf kalau ini kelihatan sepeerti sombong. Tapi kalau perkara membual, saya memang jago (sombong dikit, ah!) Hehe.

Dan jika saya membuang paragraf ke sembilan yang berisi testimoni asbabun nuzul artikel ini (yang mungkin bisa dianggap sebagai artist statements) saya masih punya lebih dari 600 kata.

Screenshot_2018-05-23-21-46-12.png

Saya tidak akan membuang seksi Sumber dan Saran Bacaan, tapi saya bisa membuang seksi Terimakasih jika itu dianggap tidak penting juga, dan saya masih punya lebih dari 600 kata.

Screenshot_2018-05-23-21-49-56.png

Tetapi jujur, saya tidak merasa ada yang harus dibuang dari 833 kata itu. Bagi saya, setiap kata di sana penting, sebab saya menikmati menuliskan setiap kata itu di dalam prosesnya, sebagaimana saya yakin Mas @anomt juga menikmati setiap menit yag dilewati saat menciptakan sebuah gambar. Dan saya ngga paham hubungan jumlah kata ini dengan kurasi dari komunitas-gahar-SP yang 'verbal-minded', saya bahkan tidak paham jika komunitas sejenis itu ada. Ya, saya memenangkan beberapa kali Liga Excellence karena jumlah kata yang saya tuliskan di dalam artikel juga komentar-komentar, tapi sekali lagi, sayaa tidak merasa melakukan sesuatu yang tidak fair.

Terkait dengan komunitas art, saya sendiri sudah sekian lama memiliki pertanyaan terkait apresiasi yang didapat para art-steemians, saya bahkan pernah mengungkapkan kepada @achieymasrur rencana untuk mengumpulkan para pegiat seni gambar di Indonesia dalam sebuah grup Discord. Dari Achie lah saya kenal nama @anomt. Tapi apa daya, saya juga hanya memiliiki kekuatan sedikit sekali saat ini, sehingga rencana tadi terpaksa tidak (belum) berjalan.

Terimakasih Mas @anomt. Saya sangat menghargai komentarnya. 😀

Saya pribadi tidak pernah menyangsikan kualitas postingan aduen @aneukpineung78.
Bahkan saya heran bagaimana bisa merangkai kata2, seakan2 aduen berada pada lokasi dan waktu kejadian.
Sedikit dari segudang pesan disini yang bisa saya tangkap kalau kita sebenarnya sering terjebak dalam kondisi som salah peuleumah saleh dll.
Menyalahkan godaan setan bukanlah sebuah alasan karena memang itu tugasnya. Yang terpenting bagaimana kita menata diri kita untuk tidak terjebak dalam kondisi seperti yang aduen uraikan di atas.

  • Jangan terlalu memuji, saya menulis bukan untuk mendapat itu. Hehe.
  • Semoga kita terhindar dari hal-hal yang membuat kita malu pada diri sendiri.
  • Saya tidak menyalahkan Setan. Setan saja yang berada pada kondisi dan tempat yang salah, yang naasnya, manusialah yang sial kalau ngga cukup ilmu menanggkal Setan. Haha. Dan lucunya, saat Setan-setan dibelenggu di bulan Ramadhan ini, masih ada juga manusia yang kesetanan, terus masih mau nyalahi Setan? 😂

Oya, bagaimana keadaan, apa sudah 100% fit?

Alhamdulillah, berkat doa dari sahabat2 semua, sudah bisa beraktivitas normal lagi.

Syukur. Berita bagus, @lamkote. Saya turut bergembira. 😊

Saya belajar satu hal dari setan untuk diterapkan dalam pola hidup saya yaitu "pantang menyerah"
Socrates dan kawan2nya itu bahasan berat bagi saya, biar @aneukpineung saja hehe
Terimakasih sudah sharing

Haa. Saya suka itu, belajar bisa dari mana saja. 😊

Anaxagoras, Socrates, Plato, Aristoteles, Nietzsche, Augustinus, Kant, Marx, dst., adalah kumpulan ide-ide. Bisa berat, bisa ngga. Saya hanya mempelajari fragment-fragment pemikiran filsafat saja. Dan favorit saya adalah filsuf-filsuf Yunani Kuno ketika filsafat masih dibidani dan dilahirkan, dan saya belum temui -seingat saya- ada yang begitu berat dari filsafat di era ini untuk dipahami, mungkin karena itu tadi, saya hanya membaca fragmen-fragmen pemikiran saja yang hampir 100% darinya adalah catatan kaki penulis-penulis modern. Intinya, iya saya menyukai filsafat tetapi hanya sebatas yang mampu saya cerna, dan saya menganggapnya sebagai sesuatu yang menghibur sekaligus serius. Jadi, kalau filsafat itu diibaratkan lautan untuk direnangi, saya baru menyentuhkan ujung kaki ke tepiannya. Apakah saya akan merenanginya, itu sebuah pertanyaan yang menarik. 😀

Yang aku kagum darimu, bisa menulis sebanyak itu dalam bahasan yang jarang orang mau mempelajari. Bahkan kamu bisa menulis komentar yang panjang dan terstruktural baik secara kalimat juga layout. Saya tak habis fikir. You're fav steemian for me

Sebagaimana saya tulis dalam salah satu artikel saya beberapa waktu lalu, bahwa saya menganggap bilah komentar adalah bagian integral dari artikel, jadi ya begitu, mengomentari juga harus serius, termasuk misalnya kalau becanda, harus serius becandanya. 😂

Tentang layout, itu hanya trik sederhana yang sangat mudah untuk dipelajari dan pahami, dan menurut saya memang penting dipelajari jika bermaksud untuk menulis (artikel dan kmentar) dan menyertakan gambar dengan lebih menarik secara visual. Saya menghabiskan waktu beberapa lama mempelajari bahasa utama Steemit (yakni Markdown), dan ternyata bahasa html (saya memiliki sedikit pengalaman dengan ini selama saya masih aktif blogging di blogspot.com) juga sebagian bisa diimplementasikan ke Steemit.

@dwiitavita, tetap semangat, seperti kata mentor saya @rayfa, "Setiap orang punya peluang yang sama di Steemit," saya percaya itu, bahwa setiap orang punya potensi, cuma saja saya sering lihat kecenderungan Steemonian baru adalah bahwa mereka begitu ingin dan bernafsu untuk menghasilkan duit di Steemit, sehingga melupakan untuk belajar, dan mengabaikan untuk menikmati proses. Saya terkesan dengan suatu kalimat dari bu @cicisaja, kira-kira begini, (saya sudah lupa persisnya) "Saya menikmati setiap momen saya menciptakan reputasi saya, dan saya tidak terburu-buru di dalamnya." Sesuatu yang terlihat sederhana, tapi bagi saya itu superb.

Salam sukses.

Mungkin ke depan perlu pasang tarif, 1 sbd sekali di mention.. :D

Haha. 😂 Itu ide yang menarik sekali. Lol.

Hahahaha.. mention sering-sering yaaa

Oke. Boleh. Hanya jika ada tabungan sebede. 😂😂

Haha mbak @rayfa ketularan pasang tarif kayak @aneukpineung78

Awas kamu sudah hutang 2SBD, satu pada saya, satu pada mbak itu (ngga mau mensyen, nanti dpajakin). 😂😂

Duhh... Kalau segini panjangnya saya sudah bikin 1 postingan
Btw, you're still my fav steemian hehe
Terimakasih kutipan paling bawah, saya juga akan berusaha menikmati tangga demi tangga untuk naiknya reputasi saya
Tengkyuuu

Haha. Jangan terus-terusan bilang faforit. Apa sudah punya NPWP? 😂😂
Oke. Selamat menapaki tangga-tangga reputas di dalam kolam Steemit. 👍

Wahh lupa kena pajak yaa?? haha

ya..mantap ..! yg mggagalkn suatu perkara baik itulh
ksmbongn mk, kt hindarilh itu dgn sgnap kmmpuan
dgn mmnjatkn doa kpd Allh.
dan Rasullulah SAW selalu berpesan bahwa sesama umat muslim adalah bersaudara dan saling menjaga tali silahturahmi tanpa ada yang menyakiti satu sama lain bkn mmbelakanginya..slm ukhwah mrhabn yaa
rmadhn..

Terimakasih @fauzan11. Sebuah tanggapan yang sangat berguna. Terimakasih sudah singgah dan menanggapi. Dan perkara menjaga tali silaturrahim, saya prcaya setiap mahluk sosial pasti merasa perlu untuk melakukan itu. Kalau tidak, ada sesuatu yang salah dalam dirinya, mungkin dia bukan sosial lagi, tapi sudah beneran sial, kalai begitu, saya cuman bisa bilang, "kasihan", sesuatu yang buruk mungki telah terjadi padanya.

Saya prbadi tidak membatasi silaturrahim dan persaudaraan menjadi sesuatu yang eksklusif, hanya antar muslim, dan jujur saya juga tidak prcaya bahwa Islam membatasinya begitu, kalau iya Islam membatasinya demiikian, lalu bagaimana fungsi "rahmat bagi semesta" bisa dijalankan dan kenapa ada riwayat yang menceritakan tentang Nabi mengunjungi seorang non muslim buta yang sakit dengan membawa makanan dan menyuapinya padahal si non muslim sering mengucapkan hal yang buruk tentang Nabi SAW? (Catatan : saya tidak memiliiki niat SARA apapun dengan membawa cerita ini sebagai contoh.)

Maaf kalau ini terkesan bertolak belakang dengan sikap @fauzan11, mungkin sikap ini sedikit banyak dipengaruhi oleh pengetahuan saya yang sangat rendah tentang Islam dan mungkin juga pengalaman saya yang pernah beberapa tahun hidup dalam lingkungan fisik yang multi kultur, multi etnis, multi agama, cukup untuk mengajari saya bahwa etnis, agama dan segala tetekbengek SARA adalah urusan pribadi yang sering kali tidak ada hubungannya dengan perilaku seseorang pemeluknya. Saya setuju dengan ide bahwa jika seseorang bukan saudaramu seiman, maka dia bisa saja saudaramu selaku sesama manusia. Bagi saya, bandit tetap bandit apapun agamanya, dan orang baik tetap wajib dihargai apapun agamanya dan embel-embel SARA lainnya.

Sekali lagi terimakasih telah mampir dan menanggapi. Silahkan tanggapi lagi jika @fauzan11 atau siapa saja punya masukan, bntahan, atau apapun. Saya akan sangat menghargainya.

ya pemahmn yg bgus itu.
sdra bbgi2 kawan jg bgtu,
ada sdr sedarah seaqidah dan sdr sebgsa senegara
kwan jg gtu,
kawan dekat, jauh, nyata, dunia maya,
tp sdekt2 kwn ialh: istri....nmun yg nmanya kawan smua baik klo tk baik bkn kwan nmanya..
nah..itu lh sdkit msukn dr sy klo ada kkurngn di lgkapi
sndri oleh sdr@aneukpineung

Nggak ada edisi Bilingual yang ini yaa? Hikkss... Kalau postingan untuk kontes gak boleh disertakan.

Waah iya. Ngga ada. Betewe, apa saja syaratnya selain harus ada bahasa Inggeris-nya?

Gak ada syarat harus ada bahasa inggreh, cuma biar yg baca gampang aja. Syaratnya high quality original content, minimum one photo and 200 words, rep under 50

Ah Okay! Understood! Terimakasih infonya!